Apakah ada penjelasan yang mendasari keyakinan umat Kristiani bahwa Natal kelahiran Yesus dirayakan pada 25 Desember? Ada cukup banyak hipotesis. Namun penjelasan berikut lebih kuat.
Yang paling umum dikenal ialah bahwa Natal Kristiani adalah hasil adopsi ritus pagan orang Romawi kuno ‘Sol Invictus’ atau perayaan matahari yang tak terkalahkan. Kaisar Aurelianus pada tahun 274 menetapkan 25 Desember sebagai hari kelahiran ‘Dewa Matahari’.
Hipotesis ‘kelahiran dewa Matahari’ sudah dilampaui. Ada pandangan baru yang lebih meyakinkan, berdasarkan narasi Injil Lukas dan tradisi lebih awal yang sudah diyakini Gereja. Hal ini diperkuat dengan temuan arkeologi di daerah Qumran, yang disebut gulungan Laut Mati, sejak tahun 1974.
Pada gulungan itu ditemukan antara lain “Kalender Qumran” yang digunakan oleh kelompok Eseni (orang saleh), yaitu kelompok tradisional Yahudi, hidup asketis, terpisah dari kota.
Pada tahun 1953, seorang ahli dari Prancis Annie Jaubert († 1980) menemukan bahwa dari banyak fragmen Kitab Yobel terdapat petunjuk penanggalan yang telah disusun oleh kaum Eseni, yang waktu itu mereka gunakan sampai setidaknya abad ke-1 Masehi.
Profesor Shemarjahu Talmon († 2010) dari Universitas Ibrani di Jerusalem, pada tahun 1958, setelah merekonstruksi kelompok imam Yahudi dan menerapkannya pada kalender Gregorian, menemukan bahwa rombongan Abia menjalankan fungsinya dua kali setahun, salah satunya pada sepuluh hari terakhir bulan September, antara 23-25 September.
Mengapa ini penting? Karena penginjil Lukas melaporkan bahwa Malaikat Gabriel mengabarkan kepada Zakharia tentang kelahiran putranya, Yohanes Pembaptis, ketika dia sedang menjalankan palayanannya di bait suci sebagai bagian rombongan Imam Abia:
“Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ” (Luk 1: 5-9)
Rombongan Imam dibagi menjadi 24 Kelas dan harus melakukan pelayanan liturgi di baid suci dua kali setahun selama seminggu. “Kelompok Imam” Zakharia adalah kelompok yang kedelapan. Menurut “Kalender Yobel”, giliran itu jatuh pada minggu terakhir bulan September antara tanggal 23 dan 25. Maka Elisabet mengandung pada akhir September.
“Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: ‘Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes” (Luk. 1: 11-13).
Dari sini dapat dijelaskan bahwa, sesuai tradisi Gereja, Yohanes Pembaptis lahir pada 24 Juni, tepat sembilan bulan setelah malaikat Gabriel memberi kabar kepada Zakharia, yang terjadi sepuluh hari terakhir bulan September pada giliran imam Abia.
Oleh karena itu, jika tanggal lahir Yohanes Pembaptis, yang dirayakan Gereja pada 24 Juni, secara historis dapat diandalkan, itu juga cocok dengan kata-kata Malaikat Gabriel kepada Maria tentang kelahiran Yesus, seperti yang selalu dilaporkan oleh penginjil Lukas:
“Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:36-37).
Mari kita merangkum agar penalaran yang berasal dari penemuan arkeologi Qumran lebih bisa dipahami:
– Kabar kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia (Luk 1: 13) menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi selama pergantian imam Abia yang menurut arkeologi terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan September, dari tanggal 23 sampai 25 September;
– Malaikat Gabriel memberi kabar kepada Maria bahwa Ia akan mengandung dan melahirkan Yesus (Luk 1, 26-37) [yang dalam tradisi Gereja dirayakan pada setiap 25 Maret]. Di sini diketahui bahwa pada saat itu ibu Yohanes Pembaptis sedang mengandung dalam ‘bulan keenam’ yaitu antara 23-25 September + 6 bulan;
– Kelahiran Yohanes Pembaptis (berdasarkan perhitungan matematis: 23-25 September + 9 bulan; dan dinyatakan sebagai 24 Juni oleh tradisi Kristen secara mandiri);
– Kelahiran Yesus dari Nazareth (berdasarkan perhitungan matematis: 23-25 Maret + 9 bulan, maka pada 25 Desember atau pada malam antara 24 dan 25 Desember: Natal.
Ahli Kitab Sucu dari Italia, Tommaso Federici († 2002), pengajar di Universitas Kepausan Urbaniana di Roma, merekonstruksi semua ini dengan caranya sendiri, menyimpulkan: “Kelahiran Tuhan pada tanggal 25 Desember adalah tanggal sejarah, yaitu 15 bulan setelah kabar Malaikat Tuhan kepada Zakharia, 9 bulan setelah kabar kepada Bunda Perawan Maria, dan 6 bulan setelah kelahiran Yohanes Pembaptis”.
Terimakasih Pater tulisan nya