Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Spiritualitas

Kata-Kata Revolusioner Paus Fransiskus

29 Agustus 2020
inSpiritualitas
8
Doa Sukacita
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

BacaJuga

Berdamai dengan Ibu Bumi

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Doa Salib St. Bonaventura

Asal-Usul Salam Pace e Bene

Allah Membutuhkan Manusia

Berikut ini beberapa pernyataan revolusiner Paus Fransiskus yang mendorong sebuah ethos baru pada cara pandang dan sikap manusia, terutama pada masa krisis karena wabah korona.

Sakralitas Bumi

  1. “Pada Peringatan Hari Bumi hari ini, kita dipanggil untuk menemukan kembali makna sakral dari sikap hormat pada tanah, sebab ini bukan hanya rumah kita, tetapi rumah Tuhan. Dari sini lah mengalir kesadaran dalam diri kita tentang hidup dalam sebuah bumi yang sakral”.
  2. “Bagaimana tanah beraksi? Ada sebuah pepatah dalam bahasa Spanyol, yang sangat jelas tentang hal ini, begini dikatakan: Tuhan selalu mengampuni; kita manusia kadang mengampuni, kadang tidak; tanah tidak pernah mengampuni! Tanah tidak mengampuni. Jika kita memeras hasil yang diberikan ibu pertiwi, balasannya akan sangat buruk”.
  3. “Bagi kita orang beriman, bumi ciptaan merupakan Injil Alam yang memancarkan daya cipta Tuhan yang membentuk hidup manusia dan menjadikan bumi serta segala yang terkandung di dalamnya untuk menopang umat manusia” [Peringatan Hari Bumi ke-50, 22/04/20].

Menggugah Kesadaran Etis

  1. “Banyak hal yang harus diarahkan kembali, tetapi terutama umat manusia harus berubah” (Laudato Si, 202).
  2. “Kami terus tanpa henti berpikir untuk selalu sehat di dunia yang sakit”.
  3. “Tidak ada masa depan bagi kita, kalau kita merusak lingkungan yang menopang kita”.
  4. “Tuntun kami untuk memaknai masa pencobaan ini sebagai pilihan. Ini bukan waktu penghakiman-Mu, tetapi penghakiman kami: waktu untuk memilih apa yang penting dan yang tidak, untuk memisahkan apa yang perlu dari apa yang tidak” [Urib et Orbi, 27/03/2020].
  5. “Cukup dengan memperhatikan realitas dengan jujur, jelas terlihat bahwa telah terjadi kemerosotan besar dalam rumah kita bersama: kita telah mencemarkan bumi, kita telah menjarahnya, dengan demikian mendatangkan bahaya bagi hidup kita sendiri”.
  6. “Pandemi virus korona yang tragis ini, yang kita hadapi, sedang menunjukkan kepada kita bahwa hanya bersama dan dengan memerhatikan mereka yang paling lemah, kita dapat mengalahkan tantangan global” (Peringatan Hari Bumi ke-50).

Peneguhan dan Harapan.

  1. “Kita merasa takut dan bingung. Seperti para murid dalam Injil, kita terkejut karena badai yang tak terduga dan geram. Kita menyadari bahwa kita berada di perahu yang sama, kita semua rapuh dan bingung, tetapi pada saat yang sama penting dan perlu bahwa kita semua dipanggil untuk bersatu, semua saling mendukung” [Uribi et Orbi 27/03/2020].
  2. “Peringatan Hari Bumi sebetulnya lahir dari alasan-alasan ini: setiap orang dapat memberi kontribusinya yang kecil. Jangan mengira bahwa kekuatan-kekuatan kecil ini tidak mengubah bumi. Aksi-aksi seperti itu menjadi sumber kesejahteraan masyarakat, selalu membawa dampak tak terduga, karena mendorong suatu kebaikan yang menopang bumi, sering kali secara tersembunyi”.
  3. “Kita dijadikan dari debu tanah. Dan hasil bumi lah yang menopang hidup kita. Tetapi, sebagaimana dikatakan dalam Kitab Kejadian, kita ini bukan sekedar dijadikan dari tanah: dalam diri kita terdapat nafas hidup yang berasal dari Allah (Peringatan Hari Bumi ke-50).
  4. “Tuhan, berkatilah dunia, anugerahi kesehatan badani dan penghiburan batin. Engkau meminta kami agar tidak takut. Namun iman kami lemah dan gentar. Engkau, Tuhan, jangan tinggalkan kami di bawah angin badai. Sekali lagi: ‘Janganlah kamu takut’ (Mat 28: 5) [Uribi et Orbi 27/03/2020].

 

 

Tags: Laudato SiPaus Fransiskus
ShareSendTweet
Artikel Sebelumnya

EKARISTI Adalah Identitas Gereja

Artikel Berikut

Kisah Kecil Mengenakan APD

TerkaitTulisan

Berdamai dengan Ibu Bumi

Berdamai dengan Ibu Bumi

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Doa Salib St. Bonaventura

Asal-Usul Salam Pace e Bene

Allah Membutuhkan Manusia

Natal Delapan Abad Lalu

Cinta St. Antonius Padua pada Maria

Komentar 8

  1. Nicoline says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Romo…tulisannya sangat menginspirasi…

    Balas
  2. Ambrosia FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Pater….mengaktifkan kembali kesadaran diri. Tq Pater

    Balas
  3. Ethy Bataona says:
    5 tahun yang lalu

    Luar buasa kak Pater…. sharenya benar2 menginspirasi semua orang…
    Slm sehat dan tetap semangaat dr kami b3…
    Ma ksh kak pater

    Balas
  4. Irene santi widiastuti says:
    5 tahun yang lalu

    Tefima kasih Pater Andre

    Balas
  5. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Trima kasih Pater….Cinta Ibu Bumi…sangat menginspirasi…

    Balas
  6. Soviani says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih Pater
    Semua tergantung manusia yang punya akal budi…” manusia harus berubah” baik pola pikir maupun tingkah laku/ perbutan.

    Balas
  7. Imelda SFD says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Pater untuk inspirasinya yang membantu menumbuhkan kesadaran untuk lebih menghargai ibu pertiwi??

    Balas
  8. Ignatius Kusumo Budiomo says:
    4 tahun yang lalu

    * Trimakasih Pater, membuka dan memperdalam wawasan sikap dan perilaku kita terhadap bumi. ???
    * menjadi tantangan bagi kita semua, untuk memilih dan menentukan sikap, turut peduli ( dng motivasi menghormati ciptaan Tuhan dan Memeliharanya ) , kurang peduli , acuh tak acuh ( merasa ini bukan urusan dan tanggung jawabnya ), menuruti kerakusan materi. ( sudah terlanjur dininabobokan dengan segala fasilitas, kenikmatan, dan materi ) sehingga mengekploitasi bumi untuk kepentingan pribadi kelompok tanpa mempedulikan kerusakan lingkungan.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Kanonisasi Carlo Acutis 7 September 2025
  • Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Mengapa Juni Disebut Bulan Hati Kudus Yesus?
  • Tragedi Gletser di Swiss dan ‘Nubuat’ Paus Fransiskus
  • Paus Beri Bonus Konklaf 500 Euro untuk Karyawan Vatikan

Komentar Terbaru

  • Nita Garot pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Filip D Zaoputra pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Sr M.Gertrudis PRR pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Irene pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Agus Pati Arkian Atakowa pada Apa itu TEOLOGI? [1]

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja KatolikHati Kudus Yesushikmat roh kudusimanJean Vanierkarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPatris CordePaus Benediktus XVIPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id