Mungkinkah merangkum semua kisah wahyu ilahi, nubuat para nabi, segala kisah kebijaksanaan dan keindahan Mazmur dalam Alkitab menjadi satu kisah? Menurut penginjil Lukas, mungkin: ia merangkumnya dalam adegan yang terkenal: kabar malaikat kepada Maria tentang kelahiran Yesus.
Malaikat Gabriel diutus Allah ke Nazaret, sebuah tempat yang tak terkenal, tidak masuk dalam hitungan, nyaris terlupakan. Malaikat bertemu dengan seorang perempuan bernama Maria, yang bertunangan dengan Yusuf.
Tidak dikatakan bahwa malaikat menampakkan diri kepada Maria. Ini sebuah perjumpaan yang tak tampak, berbeda dari penampakan malaikat kepada Zakharia yang terkesan meriah serta di tempat istimewa (Baid Suci). Zakharia terkejut melihat malaikat (1: 12); sedangkan Maria terkejut karena mendengar perkataan itu (29).
Sentral dari perjumpaan malaikat dan Maria ialah kata-kata atau Sabda Tuhan. Malaikat berbicara dan Maria mendengarkannya serta menjadi percaya. Lukas mengutamakan sikap mendengar dari Maria. Lukas sedang mengkreasi ide dasar yang akan menjiwai seluruh tulisannya.
Lukas menyampaikan pesan khas Injil: iman tumbuh dalam diri seseorang ketika ia mendengarkan Sabda. Pesan ini pula yang disampaikan Injil Yohanes: ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’ (20: 29). Tidak melihat namun percaya adalah sikap dasar yang diminta dari seorang murid Yesus.
Maria terkejut bukan karena melihat tetapi karena mendengar kata-kata malaikat. Malaikat membawa berita sekaligus misi. Maria menerimanya. Lalu malaikat menyatakan penyartaan Tuhan. Ini sintesi dari pola wahyu ilahi dalam seluruh Perjanjian Lama: Sabda-tanggapan manusia-janji Tuhan.
Roh Kudus akan turun atas Maria dan kuasa Allah menyertainya. Janji ini ditegaskan malaikat: ‘bagi Allah tidak ada yang mustahil’. Artinya setiap sabda Allah terpenuhi; setiap sabda Tuhan adalah peristiwa. Allah bersabda sama dengan Allah menciptakan. Sabda Allah menjadi manusia di tengah kita.
Maka Maria percaya. Lahirlah fiat Maria: ‘jadilah padaku menurut perkataanmu’. Jawaban terkenal itu bisa diungkapkan begini: ‘saya tak sabar menanti kata-katamu itu terjadi padaku’. Maria antusias, siap menjalani misi.
Malaikat meninggalkan Maria. Kabar malaikat ini baru awal. Misi Maria masih panjang. Ia akan merasa sendirian. Namun Sabda menjadi pegangannya. Maria adalah model pendengara Sabda. Tak hanya itu: Ia adalah pelaku sabda. Ia menjadi model bagi setiap orang beriman.
Amiiiinnn???
Terima kasih bny Pater, semoga kami bisa meneladan Bunda Maria yg selalu ” jadilah padaku menurut perkataanMU…” Amiin
Tidak ada tg mustahil dihadapan Tuhan…mjd kekuatan n jaminan hidup kami…Amiinn
Terima kasih Pater….
Terimakasih pater, selamat belajar dari bunda Maria dengan rendah hati
Terima kasih tuan untuk pewartaa ini.
Terima kasih pater untuk sharingnya , memberi banyak pengetahuan buat pribadi kami sendiri, selamat menyongsong hari Natal
Semoga kita sebagai umat beriman selalu berusaha untuk menjadi pendengar dan pelaku Sabda Allah seperti Maria.. Salam dan doa,, semoga pater sehat selalu. ?
Terima kasih banyak pater. Menjadi pengalaman yang bermakna dalam meneladani sikap Bunda Maria.
Maria antusias, siap menjalani misi… Gracias Padre