Mengenang Rm Herry Priyono

Senin, 21 Desember 2020, sekitar pkl 12.25 WIB saya membaca berita kepergian Romo Herry SJ melalui pesan pendek di beberapa group WA. Diberitakan bahwa beliau meninggal sekitar pukul 11.20 WIB. Sangat kaget dan sedih, karena diberitakan pula bahwa seorang saudara Jesuit yang lain, bruder Stevanus Prihana SJ juga dipanggil Tuhan pada pkl 10.50 WIB. Jadi berselang 30 menit keduanya dipanggil sang Khalik.

Romo Herry adalah kolega dosen di STF Driyarkara program Pasca sarjana. Sedih bertub-tubi. Baru 15 Desember kemarin STF sudah kehilangan dosen Moral, Romo Peter Aman OFM, hari ini STF kembali kehilangan seorang dosen, pengampu mata kuliah ilmu sosial dasar dan Filsafat Politik, Filsafat Ekonomi, dan lain-lain. Romo Herry, selamat jalan.

Tiga tahun terakhir saya berkesempatan menjadi rekan kerja Romo Herry di program pasca STF. Kenangan rapat-rapat terakhir secara daring bersamanya masih tersimpan di komputerku. Berulang kali rekaman itu kubuka: masih belum percaya Romo Herry telah pergi. Pesan pendek terakhir di group WA maupun japri kubuka dan baca kembali. Di beberapa file risalah rapat, ada akronim BHP: Bernardinus Herry Priyono.

Romo Herry seorang yang cerdas. Kemampuan analitiknya tinggi, terutama dalam ilmu ekonomi dan sosial. Ia juga seorang eksekutor yang handal. Pemikiran dan ide-idenya yang muncul dalam rapat selalu membuka cakrawala baru. Dalam rapat bersama beliau lebih lincah untuk memberikan solusi-solusi praktis ketika peserta lain masih berpikir.

Romo BHP adalah seorang yang care pada mahasiswa. Dalam pertemuan dan bimbingan akademik bersama mahasiswa beliau memberikan pesan dan motivasi yang bernas bagi mahasiswa: bukan hanya tentang urusan kuliah, tetapi lebih-lebih tentang pandangan hidup. Ia mau membuka kesadaran mereka tentang jalan hidup yang baik dan benar.

Ia juga selalu mengajak mahasiswa STF berbangga memiliki STF; berbangga boleh menimbah ilmu Filsafat. Adapun setiap mahasiswa baru STF diberi akun driyarkara.ac.id. Maka beliau selalu membangkitkan kebanggaan bagi mahasiswa baru: “…berbanggalah dengan driyarkara.ac.id itu….

Beliau juga care pada rekan-rekan kerja di sekretariat pasca. Masih teringat kata-kata beliau di akhir rapat formal atau obrolan di group WA kami: take good care! Kepada kedua rekan kami di sekretariat ia tak bosan mengingatkan untuk menjaga kesehatan. “We love you”, begitu kata-kata beliau mengingatkan dan meneguhkan mereka.

Romo Herry telah mengabdikan hidupnya bagi STF Ddriyarkara. Sebagai seorang pemikir dan perancang ia telah sungguh berjasa besar bagi tumbuh-kembangnya program Pasca-Sarjana STF Driyarkara. Dan dari kampus ini ia melahirkan karya-karya ilmiah di dunia akademis Indonesia. Terakhir beliau menulis buku tentang korupsi, setebal 600 hlm.

Kesan simplisitas tampak jelas pada seorang Herry. Beliau tak ingin hal-hal esensial dan prinsipil direpotkan dengan birokrasi formal yang menghabiskan waktu dan energi. Ia memilih berpikir tentang de facto dari pada de iure: apa fakta di lapangan dan tindakan apa yang harus diambil, tanpa mengabaikan metodologi berpikir yang jelas dan terang.

Masih teringat sapaan hangat Romo Herry padaku: bro, saudara, padre, pater….jangan lupa ya, dicatat ya….dst. Satu lagi yang kukenang: Makan siang bersama BHP di ruang makan dosen di STF selalu menyenangkan: selain obrolannya yang menarik, beliau suka membawa menu ikan dan tahu kesukaannya, lalu dibagi-bagikan kepada semua yang ikut makan.

Romo Herry, terima kasih banyak atas ilmu dan teladanmu. Terima kasih atas cintamu kepada kami, kepada STF dan kepada Indonesia. Saudari maut telah menjemputmu. Romo kini bahagia bersama Sang Kahlik yang Romo dambakan dalam hidup. Jasa baikmu tetap hidup dalam ingatan kami. Doakan kami yang masih berziarah di dunia. Requiescat in Pece!