Seremoni pembukaan Olimpiade 2024 di Paris menuai kritik karena parade ‘Perjamuan Akhir’. Parodi itu oleh kalangan Kristiani dianggap sebagai ejek-ejekan bagi ritus sakral Perjamuan Akhir Yesus dengan para murid-Nya sebelum Ia wafat, yang dirayakan Gereja Katolik dalam Ekaristi Kudus.
Apa yang sebaiknya orang Kristani lakukan terhadap parade kontroversial yang sedang viral di media sosial ini? Saya punya beberapa usulan.
Kiranya jawaban pertama ialah biarkan ekspresi seni berjalan dalam dunianya, toh ekspresi itu sama sekali tidak mengubah keykinan kita akan kekayaan pesan Perjamuan Akhir. Kalau benar ada niat mengejek adegan sakral dalam Iman Kristiani, sekali lagi akar iman saya tidak tercabut karenanya.
Kedua, sebaiknya kita belajar membedakan antara seni lukis dan kebenaran Sabda Tuhan. Ingat: yang mutlak benar adalah Kata-kata Yesus dalam Injil, bukan lukisan Leonardo Da Vinci ini. Tentu lukisan itu indah dan bernilai sejarah, tidak perlu disangkal, tetapi itu bukan dasar utama iman.
Banyak orang suka menikmati seni, tetapi sedikit orang yang mengerti Sabda Tuhan. Banyak orang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih untuk setia memaknai Firman Tuhan. Jangan mudah terpengaruh dengan keindahan palsu dan dangkal. Masa iman kita sedangkal itu, sebatas hal visual!
Ketiga, jadikan keramaian dunia medsos ini sebagai motivasi menambah pengetahuan iman Anda. Coba buka kembali teks Perjanjian Baru yang mengisahkan adegan Perjamuan Akhir, misalnya 1Kor 11: 23-26, Luk 22: 15-20, Mrk 14: 22-25, Mat 26: 26-29. Baca juga teks indah Yoh. 6: 25-58.
Sekiranya Anda mau merenungkan sejenak kata-kata dan tindakan Yesus, Anda akan menemukan keindahan yang asli, keindahan kasih, bukan kepalsuan seperti yang ditawarkan melalui parade Olimpiade Paris. Keindahan kasih ialah totalitas pengorbanan diri Tuhan bagi manusia pendosa.
Alih-alih kepo dan terus menyebarkan video atau berita parade kontroversial ini, lebih baik kita membuat niat kecil untuk pergi ke gereja merayakan Ekaristi. Ini kesempatan untuk menguji diri: apakah saya lebih tertarik dengan perjamuan dunia atau Perjamuan Tuhan Yesus.
Kalau Anda ke Gereja, buatlah niat: saya berusaha memaknai Ekaristi, memaknai kata-kata dan tindakan Yesus. Dan ajukan pertanyaan kepada diri sendiri: mengapa Yesus melakukan itu, bukankan itu Ia lakukan untuk menyelamatkan saya orang berdosa ini? Dengan begitu, kita menguji kembali selerah seni kita, jangan-jangan hanya di tataran visual! Jangan-jangan sekedar ikut yang rame di medsos saja!
Perancis dikenal sebagai negara yang identik dengan tiga prinsip ini: kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Dan dengan peristiwa ini, dunia dapat menyaksikan dan menilai apakah trio prinsip itu memang benar-benar dijunjung tinggi atau hanya semacam tameng bagi eksklusivisme sempit.
Terimakasih Pater, semakin paham setelah membaca tulisan ini.
Benar …
Mending iman akan Ekaristi di perkuat dan damai di hati drpd ikutan protes.
Tuhan kita misteri dan ajaib, sungguh Allah..