Tanggal 23 November 2025, bertepatan dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, Paus Leo ke-XIV mengeluarkan Surat Apostolik In Unitate Fidei, Dalam Kesatuan Iman.
Surat Apostolik ini ditulis dalam rangka perayaan 1700 tahun Konsili Niecea 325. Konsili ini merupakan Ekumenis yang pertama (FYI, ada tujuh Konsili Ekumenis Pertama).
Disebut Konsili Ekumenis pertama, karena untuk pertama kalinya para uskup, imam, diakon dari Gereja Timur maupun Barat berkumpul menegaskan iman akan Yesus Kristus.
Konsili ini bertujuan mempertahankan iman Kristiani dari serangan Arius yang menyangkal keilahian Yesus. Konsili mengajarkan bahwa Yesus itu sehakikat dengan Bapa, lahir dari Bapa, Allah benar dari Allah benar, dan bukan ciptaan sebagaimana dikatakan Arius.
Sebagian besar yang hadir ialah para uskup dari Timur. Sedangkan dari Barat, Paus Silvester mengutus Uskup Hosius dari Kordoba dan dua imam dari Roma.
Perayaan ini merupakan tanda harapan kesatuan semua umat Kristiani dalam satu warisan iman, yaitu percaya akan Yesus Kristus Putra Tunggal Allah, sehakikat dengan Bapa.
Yesus adalah penjelmaan Firman menjadi daging, ungkapan kasih Allah yang radikal demi menyelamatkan manusia. Allah mengangkat manusia ikut serta dalam keilahian-Nya.
Nicea 325 melahirkan Credo yang ditegaskan kembali dalam Konsili Konsatantinopel 1 tahun 381. Konsili Ekumenis kedua ini mengajarkan keilahian Roh Kudus.
Paus Leo menegaskan relevansi Nice 325 bagi kesatauan umat Kristiani, sebagaimana tampak dalam Konsili Vatikan II dan Ensiklik Ut Unum Sint Paus Yohanes Paulus ke-II 25 Mei 1995.
Ut Unum Sint oleh Paus Leo disebut sebagai Ensiklik Ekumenis pertama setelah Konsili Vatikan II, sebuah manifesto kesatuan umat Kristiani berdasarkan ajaran Nicea 325.
Surat Apostolik sepanjang 12 paragraf ini diakhiri dengan doa indah memohon karunia Roh Kudus bagi kesatuan segenap umat Kristiani. Roh adalah kasih yang menyatukan.


