Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Teologi

Allah adalah Kasih, maka Tritunggal

6 Juni 2020
inTeologi
15
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Allah Tritunggal Maha Kudus adalah ajaran paling sentral dalam iman Kristen. Ajaran yang terkesan sulit ini sebenarnya indah dan konkret jika direnungkan dari pengalaman manusia, khususnya tindakan mengasihi.

Teks Surat Yohanes. “Allah adalah Kasih” (1 Yoh. 4: 16). Allah Bapa mengasihi secara total hingga menjadi manusia, rela menderita wafat di salib dan mati seperti manusia. Sebagai wujud kasih total, yang diberikan Allah kepada manusia bukan suatu benda atau ajaran, tetapi diri-Nya sendiri. Ia tidak hanya mengajar tentang mengampuni tetapi Ia sendiri pun mengampuni musuh-musuh-Nya.

Pribadi dan tindakan Yesus Kristus adalah wujud kasih Bapa yang total. Dalam diri Yesus Kristus, manusia melihat dan mengalami bahwa Bapa sebagai sumber kasih, yang sebenarnya misteri paling agung yang tak pernah terselami pikiran manusia itu, mau menjadi manusia, yaitu dalam diri Yesus Kristus. Sabda menjadi daging.

Jadi, Bapa mengasihi Putra sedemikian total sehingga sumber kasih dan wujud kasih itu sama. Maka Yesus berkata kepada Filipus: “Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14: 8). Dan tidak ada orang yang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Yesus (bdk. Yoh 14: 6).

Bapa mengasihi, Putra adalah wujud kasih Bapa: sumber kasih dan wujud kasih itu setara. Di sini kita sedang menyebut Bapa dan Putra. Tetapi kita juga menyebut kata ‘kasih’. Relasi antara Bapa sebagai pemberi dan Putra sebagai penerima terletak dalam kasih. Keduanya diikat oleh kasih. Mereka satu dan setara karena kasih. Jadi ada tiga hal yang kita sebut: Pengasih, yang dikasihi, kasih itu sendiri.

Kasih yang menyatukan Bapa dan Putra itu, dalam bahasa Injil juga disebut ‘karunia’. Dalam bahasa Indonesia kita sangat terbantu dengan istilah ‘kasih karunia’. Kata ini jelas mengingatkan kita akan Diri Ilahi yang disebut Roh Kudus. Sekarang kita dapat mengatakan bahwa Roh Kudus adalah kasih karunia yang menyatukan Bapa dan Putra. Bapa mengasihi, Putra dikasihi, Roh Kudus kasih itu sendiri. Roh mempersatukan Bapa dan Putra. Roh menjadikan kasih stabil dan utuh. Roh Kudus, kata Paus Fransiskus, adalah keharmonisan.

BacaJuga

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Apa Itu Neraka?

Persekutuan antara ketiga Diri Ilahi ini dapat dirangkum dengan kata-kata ini: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (1Yoh. 5: 7).

Agustinus dari Hippo (354-430). Dalam bukunya yang terkenal, De Trinitate (Tentang Trinitas) ia mengutip frase 1 Yoh. 4: 16, Allah adalah kasih. Bahasa Latin dari kata caritas berarti kasih. Kita ingat saja, misalnya, Paus Benediktus XVI yang telah menggunakan frase tersebut sebagai judul Ensikliknya: Deus Caritas Est, yang berarti Allah adalah Kasih. Dalam jilid ke VIII buku De Trinitate, Agustinus menegaskan keyakinannya bahwa ‘ketika orang melihat kasih, ia melihat Trinitas’.

Salah satu sumbangan penting Agustinus ialah ajarannya tentang Roh Kudus. Dalam buku De Trinitate, jilid XV, ia menyebut Roh Kudus sebagai Donum Commune, artinya ‘kasih-karunia bersama’, maksudnya antara Bapa dan Putra. Dengan istilah itu Agustinus hendak menekankan bahwa dalam Roh Kudus, kasih Bapa dan Putra menjadi sebuah persekutuan (communio) yang tak terperikan. Sekarang kita dapat mengatakan bahwa yang mengasihi, yang dikasihi, dan kasih itu sendiri menjadi sebuah persekutuan paling luhur.

Ajaran Dogmatis. Dalam Kredo Panjang, yang diajarkan dalam Konsili Nikea-Konstantinopel, pada tahun 381, Gereja Katolik menyatakan keyakinannya bahwa Yesus lahir dari Bapa, tidak dijadikan atau diciptakan. Kata lahir menegaskan bahwa Putra itu berasal dari dalam diri Bapa, bukan ciptaan istimewa yang dijadikan oleh Bapa pada suatu saat kemudian. Karena lahir dari Bapa, Yesus memiliki kodrat yang sama dengan Bapa: Ia ilahi sebagaimana Bapa itu ilahi pula.

Rumusan Kredo tersebut juga mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Ilahi yang sehakikat dengan Bapa dan Putra. Dan sebagai Pribadi Ilahi, Roh juga ikut dalam karya keselamatan bagi manusia. Roh Kudus bukan sebuah kekuatan anonim, melainkan Pribadi Ilahi. Dengan demikian, Gereja mempertahankan imannya akan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus dalam kesatuan kodrat ilahi.

Pengalaman Manusia. Kalau orang mengatakan ia mengasihi, maksud yang paling wajar ialah bahwa ia mengasihi seseorang yang lain. Memang manusia juga merasa dapat mengasihi benda kesayangan atau hal lain, tapi itu bukan kasih yang dimaksudkan di sini. Ungkapan kasih paling jelas terjadi antara dua pribadi manusia. Dalam pengalaman manusia ini, kita bisa menerapkan model persekutuan Tiga Pribadi Ilahi tadi: saya mengasihi, kamu dikasihi, kita bersatu dalam kasih.

Contoh pengalaman manusia yang paling jelas ialah kasih antara suami dan istri dalam keluarga. Si A dan B saling mengasihi. Mereka bersatu dalam kasih. Dalam bahasa Gereja Kristen, kasih antara suami dan istri itu disebut sakramen. Maksudnya relasi mereka itu sakral atau dijiwai sebuah nilai yang kudus dan sakral, yaitu mengungkapkan atau memperlihatkan model persekutuan kasih Allah. Dan anak yang dilahirkan dari sebuah perkawinan adalah buah kasih suami dan istri.

Logika Berbagi. Contoh terkait kesatuan dalam Roh sebagai kasih-karunia dapat kita ambil dari pengalaman di masa sulit karena wabah korona. Di masa sulit ini Anda sungguh membutuhkan pertolongan sesama, misalnya berupa sembako atau uang. Ada orang yang murah hati memberi donasi untuk Anda. Setelah Anda menerima sumbangan itu ternyata Anda melihat bahwa kebutuhan Anda sudah tercukupi. Lalu hati Anda tergerak untuk membagi donasi itu kepada orang lain yang lebih membutuhkannya. Orang yang Anda kasihi itu sekarang merasakan kasih Anda.

Jadi, kasih yang sudah Anda terima dari orang lain tadi, sekarang Anda bagikan kepada sesama. Anda telah menerima donasi dari donatur dan sekarang Anda menjadi donatur bagi sesama. Itu lah wujud kasih. Kasih yang tulus itu sifatnya memberi dan berbagi, tidak mengambil sebagai milik sendiri. Kasih itu identik dengan karunia (donum), sebaliknya egoisme itu identik dengan dominasi.

Buah Kasih. “Allah adalah Kasih, dan barang siapa tetap berada dalam kasih, ia tetap berada dalam Allah, dan Allah dalam Dia” (1Yoh 4: 16). Kasih kita manusia itu terbatas. Kasih kita masih diwarnai egoisme. Kita lebih mudah mengambil daripada memberi. Maka kata tetap berada itu ajakan bagi kita. Roh Kudus menolong kita supaya tetap berada dalam kasih dan kasih kita berbuah; Roh Kudus memurnikan kasih kita agar tidak cemburu dan mementingkan diri, melainkan rela berkorban.

Tags: Allah adalah kasihDeus caritas estTrinitas
Share537SendTweet
Artikel Sebelumnya

Hindari ‘Belanja’ Misa Online

Artikel Berikut

Daging dan Darah Kristus Jaminan Hidup Kekal

TerkaitTulisan

Kebangkitan Teologi Harapan

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Apa Itu Neraka?

Apapun Agamamu Anda ‘Merayakan Ekaristi’

Pandangan Martin Luther tentang Bunda Maria

Komentar 15

  1. Theresia Ina Duran says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Pater tulisannya. Semakin Memahami Allah Tritunggal …?

    Balas
  2. Irene says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih Pater

    Balas
  3. widiaryasa, ofm says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Pater Andre untuk tulisan yang bagus ini

    Balas
  4. Soviani says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih Pater penjelasan tentang Allah Tritunggal. Sy sendiri paham tapi ketika menjelaskan ini kepada para katekumen sering sy kesulitan Pater.

    Balas
  5. Linna says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Pater Andre atas penjelasan Allah Tritunggal, semakin memahami ???

    Balas
  6. Nicoline says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih Rm. Andre… Tulisan ini Sangat membantu saya dalam memahami arti Tri Tunggal Maha Kudus. ???

    Balas
  7. Sr vero fmm says:
    5 tahun yang lalu

    Selamat Hari Raya Tritunggal Mahakudus, tk Pater artikel ini, Kasih Allah selalu menyertai kita

    Balas
  8. Catrine says:
    5 tahun yang lalu

    Puji Tuhan…terima kasih Pater atas artikel ini, membantu kami memahami akan Tri Tunggal Maha Kudus lbh dalam, dan juga mengingatkan utk selalu berbuat kasih, dpt ilustrasi logika kasih sdh pernah sy alami sendiri shg sy pun merasakan ‘buah kasih’ itu sendiri dlm hidup saya. Amiiinn

    Balas
  9. sulaiman otor ofm says:
    5 tahun yang lalu

    selamat Hari raya Tritunggal Mahakudus pater Andre.

    “Saya mengasihi, kamu dikasihi, kita bersatu dalam kasih” atau KASIH PERSATUAN adalah inspirasi yang mendesak untuk diwujudkan.
    Dunia yang saat ini sedang dilanda pagebluk dan konflik SARA rupanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sehingga egoisme dan rasisme juga merajalela.
    Tulisan ini hadir untuk mengajak kita semua tidak hanya merenungkan kasih karunia tetapi mewujudkan kasih persatuan dalam keseharian.

    Terimakasih pater Andre. pax et bonum.

    Balas
  10. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Trima Kasih Pater… Artikel…Allah adalah Kasih… Kasih …..Memberi….berbagi….melepaskan…

    Balas
  11. Ign.Kusumo Budiono says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih pater sangat inspiratif, juga karena Roh Kudus, saya pribadi lebih memahami, Tuhan Allah, walaupun ini sekelumit dari misteri dan kebesaran Tuhan Allah. Namun dengan segala keterbatasan , saya yakin dan percaya akan Allah Tri tunggal , sebagai suatu fakta yg tak terbantahkan.

    Balas
  12. Dyan Puspitasari says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih Pater atas pencerahannya tentang Trinitas.

    Balas
  13. Agustinus Pati Arkian Atakowa says:
    5 tahun yang lalu

    *Semoga Roh Kudus memurnikan Kasih agar kita Rela berkorban*… (Bapa dan Pemeran bersatu dalam Kasih.)…… Terima kasih Pater atas penjelasannya***Salam & doa,, semoga Pater sehat selalu..

    Balas
  14. Ping-balik: Apa itu DOGMA? - Andre Atawolo
  15. Lusi Sinurat says:
    4 tahun yang lalu

    Roh menjadikan kasih stabil dan utuh… Gracias Padre

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Kanonisasi Carlo Acutis 7 September 2025
  • Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Mengapa Juni Disebut Bulan Hati Kudus Yesus?
  • Tragedi Gletser di Swiss dan ‘Nubuat’ Paus Fransiskus
  • Paus Beri Bonus Konklaf 500 Euro untuk Karyawan Vatikan

Komentar Terbaru

  • Nita Garot pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Filip D Zaoputra pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Sr M.Gertrudis PRR pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Irene pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Agus Pati Arkian Atakowa pada Apa itu TEOLOGI? [1]

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja KatolikHati Kudus Yesushikmat roh kudusimanJean Vanierkarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPatris CordePaus Benediktus XVIPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id