Yesus dari Nazaret pernah ada dan hidup dalam sejarah. Ia adalah seorang pribadi yang nyata, bukan dewa, bukan sebuah figur anonim, juga bukan semacam ajaran atau ideologi. Ia orang Nazaret. Ia bersahabat, makan dan minum, tidur, lapar, barjalan, bercakap-cakap dengan orang lain.
Apa yang dilakukan Yesus selama hidup di dunia? Ia mengajar dan mewujudkan sendiri pula ajaran yang Ia sebut ‘hukum cinta kasih’. Ia mengasihi semua orang: anak-anak, perempuan, laki-laki, orang baik, orang berdosa, orang asing, pemungut bea, para pemimpin agama, dan sebagainya. Orang banya kagum pada Dia, karena ajaran-Nya sungguh berwibawa: Ia sendiri melalukan apa yang Ia ajarkan.
Ia juga melakukan hal-hal yang luar biasa: Ia mengubah air jadi anggur, memperbanyak roti dan ikan secara ajaib, menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang dari kuasa jahat, bahkan membangkitkan orang yang telah mati. Orang yang dianggap sebagai orang asing pun Ia tolong. Ia tak pilih kasih.
Banyak orang heran dan tidak mengerti sikap-Nya, karena Ia berbeda dengan pegajar-pengajar lain pada masa itu. Meski demikian Ia sendiri tetap mengajar dan melakukannya. Ia sendiri mewujudkan hukum cinta kasih yang Ia ajarkan. Orang semakin tak mengerti, bahkan mengancam membunuh Dia. Meski demikian Ia tidak gentar. Ia terus mewujudkan kasih. Yesus konsisten dalam bersikap.
Ia selalu membela orang-orang yang tersingkir dalam masyarakat: orang kusta, orang lumpuh, orang buta, orang yang dituduh pendosa. Ia menyembuhkan mereka. Ia mengampuni mereka dan menasihati agar bertobat. Ia anti prinsip membalas kejahatan dengan kajahatan. Ia anti perang, anti kekerasan.
Sikap-Nya itu menimbulkan amarah, terutama dari para pemimpin dan para imam, sebab kewibawaan mereka sebagai pemimpin seolah-olah tersaingi oleh seorang Yesus. Mereka menganggap Dia pembangkang tradisi, maka patut dihukum. Namun Yesus tak mundur juga dari prinsip-Nya.
Ancaman dari para lawan-Nya semakin kuat. Namun Ia tak mundur juga. Sikap-Nya memperlihatkan bahwa Ia siap mati demi membela ajaran cinta kasih. Kasih yang Ia ajarkan sungguh radikal: kasih yang mengampuni musuh, kasih yang penuh pengorbanan, bahkan berani mengorbankan nyawa.
Para lawan-Nya semakin bersikeras menolak Dia. Akhirnya mereka membunuh Dia. Mereka menyalibkan Dia. Di salib pun Ia masih mengampuni mereka yang membunuh Dia. Ia mewujudkan apa yang Ia ajarkan: mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Ia seorang pengampun. Tak ada dendam pada-Nya.
Ia dibunuh. Lalu muncul kesaksian bahwa Ia bangkit di hari ketiga. Ini sulit dicari buktinya. Tetapi lebih sulit menyangkal bahwa karena kebangkitan itu, para pengikut-Nya malah semakin percaya pada-Nya: Mereka justru mengingat kembali semua ajaran dan sikap-Nya. Lalu mereka sadar: Ia benar!
Seorang bernama Paulus pun memberi kesaksian bahwa Yesus dibenarkan oleh Allah. Meskipun ajaran dan tindakan kasih-Nya ditolak manusia, tetapi Tuhan membela Dia. Ia konsisten berbuat baik, para lawan-Nya menolak, bahkan membunuh Dia, tetapi Ia hidup kembali. Ia mengalahkan maut.
Kesaksian para pengikut-Nya menandakan bahwa ajaran Yesus tetap relevan, bahkan berpengaruh: Ia telah membuktikan bahwa kalaupun kasih-Nya ditolak Ia terus setia melakukannya; bahwa kalaupun harus menderita Ia tetap mengasihi; bahwa kalaupun Ia mati, kasih itu tetap bergema juga.
Pertanyaan: Adakah contoh lain tindakan kasih yang setara atau lebih radikal dari kasih Yesus orang dari Nasaret itu, yaitu: kasih yang, meski ditolak tetap diwujudkan; meski dihukum mati, tetap dijalankan; dan meski telah wafat, tetap hidup dan berpengaruh sampai sekarang?
Jawab: Tidak ada contoh ajaran dan tindakan kasih yang setara atau lebih radikal dari kasih Yesus dari Nasaret: tidak ada lagi, baik dalam pemikiran (teori) maupun dalam kenyataan. Yesus aku percaya pada-Mu. Engkau Guru dan Penyelamatku.
Amin.
Terikasih pater, telah memberikan peneguhan. —Salam dan doa, semoga pater sehat selalu dan senantiasa dalam perlindungan TUHAN. ???
Kerenn ?????
Trima kasih Pater… Semoga Iman semakin dikuatkan … Ia kekal tak berubah …
Trims Pater..
Ia konsisten berbuat baik. Gracias Padre??