Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Teologi

Ekaristi: Antara Katolik dan Protestan

Tanggapan Pater Nico Dister OFM dalam Seminar Ekaristi

28 Februari 2021
inTeologi
0
Ekaristi: Antara Katolik dan Protestan
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Presentasi Pastor Andre tentang Ekaristi amat to the point. Makna Ekaristi diuraikan, mulai dari dasarnya yang terdapat dalam Kitab Suci dan dalam tulisan pengarang masa Gereja Purba. Kemudian dijelaskan bentuk Ekaristi yang sakramental maupun spiritual:

Mengingat krisis korona dan ibadat on line melalui live streaming, Pater Andre menekankan pentingnya persekutuan spiritual, komuni batin atau komuni rindu. Ekaristi dalam jaringan pun betul-betul sakramen, karena syarat-syarat untuk sakramentalitas memang terpenuhi: Ekaristi daring diketuai oleh seorang imam yang dengan membawakan Doa Syukur Agung memberkati roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, sehingga Kristus sungguh-sungguh hadir dan kita yang ikut on line pun menikmati buah sakramen ini yakni rahmat persekutuan dengan Tuhan dan dengan sesama kita.

Dalam Misa daring daya rahmat Allah tidak kurang ketimbang dalam Misa fisik di gereja. Pater Andre mengakui bahwa yang dirasa kurang dalam komuni rohani yaitu hosti kudus tidak kita sambut secara nyata. Namun – demikian beliau – kasih Allah kepada kita, rahmat-Nya, tidaklah kurang.

Memang, dalam Misa on line, kita tidak dapat menyambut Tubuh Kristus melalui tanda konkret, padahal kita merindukan kehadiran Tuhan secara mendalam. Karena itu “komuni rohani” disebut juga “komuni rindu”. Kita dipuaskan dengan mendambakan kehadiran nyata Tuhan.

Sebagai tanggapan terhadap presentasi Pater Andre, perkenankan saya merenungkan sejenak Kisah Institusi, yaitu kata-kata Yesus yang mengidentikkan roti dan anggur dengan Tubuh dan Darah-Nya sendiri: Inilah Tubuh-Ku, terimalah dan makanlah; inilah Darah-Ku, terimalah dan minumlah. Dalam teologi sakramen Ekaristi terdapat perbedaan antara pandangan Katolik dan Protestan.

Pada perjamuan malam terakhir Yesus berkata tentang roti dan anggur yang dihidangkan-Nya: “Inilah tubuh-Ku, inilah darah-Ku.” Dalam Doa Syukur Agung imam yang memimpin Perayaan Ekaristi, berkata demikian pula. Teologi Katolik menekankan identifikasi antara roti dan anggur di satu pihak dengan tubuh dan darah Kristus di lain pihak: Roti Ekaristi adalah Tubuh Kristus.

BacaJuga

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Teologi Protestan menekankan corak simbol dari Sakramen Ekaristi: Roti dan anggur itu melambangkan Tubuh dan Darah Kristus. Biasanya pandangan Katolik dan Protestan dipertentangkan, seakan-akan pihak Protestan tidak pecaya bahwa Kristus sendiri sungguh-sungguh hadir (realis praesentia). Tapi menurut saya, orang Protestan pun percaya bahwa Kristus betul-betul hadir dalam Ekaristi. Sebab paham “simbol” yang mereka pakai itu melebihi arti sebuah tanda belaka.

Tanda belaka tidak menghadirkan apa yang dipertandakan, sedangkan simbol memang menghadirkan apa yang dilambangkan oleh simbolnya. Marilah melihat beberapa contoh:

Contoh tentang tanda belaka. Rambu lalulintas misalnya. Ada rambu yang melukiskan tanda silang yang berarti: Hati-hatilah, sebentar lagi ada perempatan jalan yang berbahaya. Dan pada rambu lain terlukis orang yang sedang menyeberang. Rambu ini memperingkatkan kita: hati-hati ya, Anda mendekati tempat penyeberangan pejalan kaki.

Rambu itu tanda belaka. Hanya menunjuk saja kepada perempatan jalan atau kepada orang yang menyeberang. Perempatan yang kita tuju dan tempat penyeberangan pejalan kaki itu berada di luar rambu. Rambu sendiri tidak menghadirkan apa yang dipertandakannya. Hanya menunjuk saja kepada apa dan siapa yang berada di tempat lain.

Sekarang contoh tentang simbol. Kita masuk rumah teman. Nyonya dan tuan rumah yang ramah-tamah dan jelas suka menerima kita sebagai tamunya, mempersilakan kita duduk dan bertanya, kita mau minum apa. Mereka menaruh kue di meja agar kita kecap, dan mereka sibuk siapkan minuman. Tempat duduk kita, kopi dan teh, kue kering dan basah -, semuanya itu simbol keramahtamahan mereka. Bukan hanya sebuah tanda, melainkan suatu simbol, karena dalam apa yang mereka sajikan itu hadirlah keramahtamahan mereka.

Makanan dan minuman itu tidak hanya mempertandakan sesuatu yang sendiri berada di luar makanan dan minuman itu, bukan seperti halnya rambu lalulintas yang memang tanda belaka, melainkan keramahan mereka dengan nyata-nyata hadir (realis praesentia) di dalam hidangan yang menjadi simbol hospitalitas nyonya dan tuan rumah itu.

Kalau dipandang dari sudut perbedaan antara tanda belaka dan simbol, maka roti dan anggur Ekaristi boleh dikatakan simbol dari Tubuh dan Darah Kristus. Justru karena roti dan anggur Ekaristi bukan hanya tanda dari tubuh dan darah-Nya melainkan simbol, maka Kristus sungguh-sungguh hadir dalam Perayaan Ekaristi dan dalam Tabernakel. Istilahnya realis praesentia.

Sekian tanggapan saya. Terima kasih.

Tags: EkaristiNico Syukur Dister OFMProtestan
ShareSendTweet
Artikel Sebelumnya

Membela Iman akan Yesus [1]

Artikel Berikut

Ekaristi: Dari PB Sampai Misa Online

TerkaitTulisan

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Kebangkitan Teologi Harapan

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Apa Itu Neraka?

Apapun Agamamu Anda ‘Merayakan Ekaristi’

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?
  • Kanonisasi Carlo Acutis 7 September 2025
  • Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Mengapa Juni Disebut Bulan Hati Kudus Yesus?
  • Tragedi Gletser di Swiss dan ‘Nubuat’ Paus Fransiskus

Komentar Terbaru

  • Nita Garot pada Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?
  • Nita Garot pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Filip D Zaoputra pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Sr M.Gertrudis PRR pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Irene pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja Katolikharapanhikmat roh kudusimankarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPatris CordePaus Benediktus XVIPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiteologi selfieTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id