Dalam kunjungan di Irak, pada 5 Maret, Paus bertemu dengan para uskup, imam, religius, seminaris dan ketikis Gereja Irak. Kedatangannya disambut sebagai tanda kesatuan Gereja universal.
“Di tempat ini – katedral Ratu Keselamatan Kita – … sambil mengenang saudari-saudara kita yang mati sebagai martir, kita dipanggil untuk memberi kesaksisan injili: pengampuni, rekonsiliasi dan lahir baru”, demikian kata Paus kepada para uskup, imam, religius, katekis, seminaris di Irak.
Dalam situasi sulit yang dialami Gereja Irak karena situasi politik, dan karena pandemi virus korona, Paus berbicara tentang pentingnya harapan. “Harapan lahir dari doa yang tekun dan kesetiaan sehari-hari dalam pelayanan apostolik”.
Paus menekankan bahwa kesaksian akan Yesus Kristus nyata dalam tindakan. Dan, salib adalah bagian dari kesaksian itu. Terima kasih kepada para uskup dan imam yang tetap setia mendampingi umat. Paus menekankan ketekunan: seperti benih yang akan bertumbuh menjadi pohon besar.
Egoisme dan persaingan berlawanan dengan semangat persekutuan. ‘Jadilah saudari dan saudara satu sama lain. Kita satu keluarga. Kita anak-anak yang berbeda dari satu keluarga. Tuhan sendiri adalah seniman yang membentuk, merawat dan menghendaki kebaikan semuan anak-Nya’.
Dengan mengutip kata-kata St. Ignatius dari Antiokhia, Paus mengingatkan bahwa ‘tidak ada yang memisahkan kalian. Hendaknya kalian Bersatu dalam doa, dalam satu roh, satu harapan, dalam kasih dan sukacita’. Dalam sitausi sulit, uskup, imam, umat memainkan peran beragam, namun saling melengkapi, satu sebagai saudara. Dan yang utama ialah kesaksian hidup.
Tentang umat Kristen yang mati dibunuh di katedral tersebut, Paus mengatakan bahwa proses beatifikasi sedang berlangsung. Selanjutnya ia mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi sepuluh tahun lalu itu: ‘kekerasan dan teror bertentangan dengan ajaran agama’. Paus mendoakan semua korban kekerasan dari agama manapun. ‘Agama harus menjadi animator kesatuan dan damai’, tegasnya.
Selain menyapa para uskup, imam, dan religitus, Paus juga menyapa orang-orang muda di Irak. “Orang muda adalah tanda harapan…mereka adalah harta kesayangan anda”. Orang mudah adalah benih yang menumbuhka harapan bagi Gereja di daerah konflik seperti Irak.
Paus menyapa semua hadirin sebagai misionaris di tanah Irak, tanah yang mendandai sejarah keselamatan. Paus mendorong mereka untuk terus memberi kesaksian tentang masa depan, bagaikan harapan akan tanah terjanji. ‘Kesaksian kalian adalah terang di bagi umat di tanah ini”.
Terima kasih Pater ….
Terima kasih pater_Salam dan doa, semoga pater sehat selalu ???..