Vatikan menyediakan ruang Solat bagi para cendekiawan Muslim yang sedang mengunjungi Perpustakaan Apostolik. Berita ini dibenarkan wakil direktur Perpustakaan Giocomo Cardinali.
Perpustakaan yang kini berusia 5 abad ini kini menyediakan ruangan berkarpet dengan arah kiblat sebagai tempat berdoa bagi para pengunjung Muslim.
Cardinali menyatakan bahwa perpustakaan ini tempat umum, terbuka bagi para cendekiawan dari berbagai agama dan kepercayaan. “Kami respek kepada semua.”
“Para cendekiwan yang mengujungi perpustakaan ini telah meminta kami untuk menyediakan sebuah ruangan doa bagi mereka, dan kami mengabulkannya”.
Bagi Cardinali keputusan itu sejalan dengan corak universal koleksi buku dan dokumen yang mereka miliki. “Kami juga memiliki Al-Qur’an versi paling kuno”, tambah Cardinali.
Perpustakaan yang didirikan pada tahun 1475 oleh Paus Sixtus ke-IV ini memiliki koleksi manuskrip tua Kekristenan maupun Tradisi Ibrani dan Muslim.
Perpustakaan ini memiliki 80.000 manuskrip, 50.000 dokumen dan 2 juta buku termasuk dalam bahasa Arab, Etiopia, bahkan koleksi dalam bahasa Mandarin dan Jepang.
Keputusan ini sejalan dengan misi dialog persaudaraan antarumat beragama yang diserukan Paus Fransiskus maupun Paus Leo sekarang.
Keputusan ini telah menimbulkan pro-kontra di kalangan Katolik. Yang kontra merasa kurang fair, karena di Mekah, orang non-Muslim sangat sulit mendapatkan gestur positif sama seperti yang diberikan Vatikan kepada para pengunjung Perpustakaan Apostolik.
Menanggapi pro-kontra itu Vatikan menegaskan bahwa konteksnya ialah menyediakan ruang doa bagi para cendekiawan yang sedang riset di dalam Perpustakaan, tak lebih dari itu.


