Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Dialog Teologi dan Sains

Adakah sebuah Teologi khas Indonesia?

Sudah saatnya para teolog dan filsuf Indonesia mengembangkan ‘teologi nusantara’, yaitu teologi yang berakar dari bahasa budaya asli Indonesia

3 Maret 2019
inDialog Teologi dan Sains, Teologi
0
Adakah sebuah Teologi khas Indonesia?
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Pada 1-2 Maret 2019 telah diadakan sebuah konferensi Teologi dengan tajuk Doing Theology in Contemporary Indonesia: Interdisciplinary Perspectives di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas santa Dharma, Yogyakarta. Peserta utama konferensi ini ialah para dosen utusan dari Sekolah-sekolah Tinggi Teologi dan Filsafat di Indonesia, baik Katolik maupun Kristen.

Konferensi ini menghadirkan dua narasumber level asia dan dunia, yaitu Prof. Felix Wilfred dari universitas Madras, teolog terkemuka, penulis berkompeten, editor Jurnal Concilium; dan Dr. Clarence Devadass dari Kuala Lumpur, teolog Asia, sekretaris eksekutif Federasi Para Uskup Asia (FABC). Konferensi yang didukung oleh Asosiasi Filsafat dan Teologi Indonesia (AFTI), Asosiasi Ahli Filsafat Keilahian Indonesia (AAFKI) dan Asosiasi Teolog Katolik Indonesia (AsTeKIa) ini menyoroti pentingnya (mendesaknya!) teologi konteks Asia, dan mengerucut pada pertanyaan tentang peran teologi di Indonesia.

Pada Plenary Session, baik profesor Felix maupun Clarence Devadass sama-sama memetakan kembali realitas masyarakat dan Gereja Asia, khususnya fakta pluralitas agama dan budaya, serta dinamika sosial-poitik yang sedang terjadi. Ciri tersebut harus ungguh-sungguh menjadi locus berteologi. Teologi Asia (baik metode maupun isinya) harulah teologi praksis berlandaskan hidup konkret. Teologi Asia dalah “incarnated theology” (Devadass).

Dari Indonesia hadir para narasumber kompeten, Radhar Panca Dahana, Dr B. Hari Juliawan, Dr. Raymundus Sudhiarsa, Prof. Bambang Sugiharto dan Prof. Gerrit Singgih. Para narasumber ini berhasil membawa arah refleksi masuk konteks budaya Indonesia. Presentasi Pak Radhar misalnya, menyoroti identitas budaya Indonesia sebagai negara bahari yang terbantuk oleh mentalitas penerimaan (acceptance), bukan penolakan (rejection). Presentasi ini memprovokasi kesadaran bahwa sebelum Gereja berkembang, Indonesia telah ada sebagai peradaban.

Konferensi juga sangat diperkaya dengan presentasi dan diskusi paper-paper pilihan panitia. Salah satu group diskusi mengangkat tema nilai budaya dan kepercayaan lokal dari beberapa daerah di Indonesia. Misalnya Dayak Tunjung, spiritualitas penduduk asli Batak Toba, konsep Marapu masyarakat Sumba, moral masyarakat Manggarai, tradisi Bau Lolon masyarakat Lamaholot- Flores Timur, dan tradisi religius Hauteas suku Dawan, Timor. Diskusi atas hasil-hasil studi ini membuahkan satu pesan penting: Teologi warisan Barat itu bukan satu-satunya teologi yang sempurna. Oleh karena itu, lebih dari berdialog, teologi dan Gereja hendaknya mau bercakap-cakap (conversation) dengan kebudayaan.

Konferensi sampai pada keyakinan bahwa untuk membangun sebuah teologi (dan filsafat!) yang khas Indonesia, sangat diperlukan studi terhadap budaya (culture studies).

Budaya adalah identitas bangsa, maka hendaknya ia membangun teologi kita, dan dengan demikian teologi dapat dibaca dari budaya bangsa. Mengingat keberagaman budaya Indonesia (ciri bahari), maka sudah saatnya dikembangkan sebuah public theology – istilah yang sering muncul dalam konferensi ini – yaitu cara berteologi yang menyapa umat dalam keberagaman agama dan budaya tanpa memberi label tertentu, tetapi mengutamakan living values yang lebih universal.

BacaJuga

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Apa Itu Neraka?

Apapun Agamamu Anda ‘Merayakan Ekaristi’

Pandangan Martin Luther tentang Bunda Maria

Poin Inti Ensiklik Dilexit Nos

Sudah saatnya para teolog dan filsuf Indonesia mengembangkan ‘teologi nusantara’, yaitu teologi yang berakar dari bahasa budaya asli Indonesia (dengan pengandaian telah menjawab pertanyaan ini: manakah budaya asli itu!). Dengan demikian teologi menjadi gerakan sosial, sebuah public theology, tidak puas dengan doktrin atau tinggal dalam kotak tertentu. Untuk itu teologi juga perlu bercakap-cakap dengan ilmu-ilmu yang lain (flisafat, politik, sosiologi, dst).

Tags: teologi khas Indonesia
Share99SendTweet
Artikel Sebelumnya

Zichichi tentang Mukjizat Kosmos

Artikel Berikut

Dialog Antarumat Beragama: Kerja Sama Membangun Kerajaan Allah

TerkaitTulisan

Misteri “Aku Haus”

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Apa Itu Neraka?

Apapun Agamamu Anda ‘Merayakan Ekaristi’

Pandangan Martin Luther tentang Bunda Maria

Poin Inti Ensiklik Dilexit Nos

Gereja Katolik dalam Krisis

Dimensi Ekologis Ekaristi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Ensiklik Mense Maio untuk Bulan Maria
  • Breaking News: Konklaf Mulai 7 Mei
  • Mengapa Paus Memilih Dimakamkan St Maria Maggiore?
  • Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal

Komentar Terbaru

  • Sr. Kristin OSU pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Theresia Ina Duran pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Agus Pati Arkian Atakowa pada Ensiklik Mense Maio untuk Bulan Maria
  • Katrin klaten pada Ensiklik Mense Maio untuk Bulan Maria
  • Sr. Alfonsa SFD pada Ensiklik Mense Maio untuk Bulan Maria

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja Katolikhikmat roh kudushomo digitalisimanIman dan WahyuJean Vanierkarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPaus Benediktus XVIPaus FransiskusPrapaskahRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiteologi selfieTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id