Viral pernyataan Ustadz Steven Indra Wibowo dalam sebuah penggalan Video tentang kesaksiannya sebagai seorang eks umat Katolik. Kepada si penanya Ia berkata antara lain begini: “Nah di misdinar itu, bantuin untuk di altar untuk segala macam, naik diakon, prodiakon, akhirnya saya memutuskan untuk ambil sakramen imamat. Ini udah jelas ya, agamanya apa nih”.
Pernyataan saudara ini mengindikasikan klaimnya bahwa ia adalah seorang eks Imam Katolik (‘ambil sakramen imamat’), dan sekarang telah seorang Ustadz. Meski demikian peran atau urutan jenjang tugas pelayanan yang ia katakan terkait Gereja Katolik itu jelas-jelas salah. Jadi saudara ini sedang pamer kalau pengetahuannya tentang kekatolikan itu bukan hanya terbatas tapi juga berantakan.
Pak Ustadz terhormat, Misdinar itu petugas yang membantu memperlancar pelayanan seorang Imam Katolik selama ia merayakan Ekaristi. Misdinar adalah petugas praktis di seputar altar, biasanya dilakukan oleh anak-anak usia SD atau SMP. Jadi Misdinar itu tugas praktis hanya selama perayaan Ekaristi, dan tidak ada sangkut pautnya dengan jenjang pendidikan menjadi Imam Katolik.
Saudara ini lalu mengurutkan dari misdinar ia ‘naik diakon’. Ini juga jelas salah. Ia sedang memperlihatkan ketidaktahuan-nya: Ia tidak paham bahwa tidak ada hubungan jenjang antara Misdinar dan Diakon. Diakon adalah sebutan untuk orang yang sedang menjalani masa diakonat sebelum ditahbiskan menjadi Imam Katolik. Kalau saja seorang anak misdinar itu bercita-cita menjadi Imam Katolik, ia harus belajar belasan tahun agar satu saat ditahbiskan sebagai Diakon.
Saudara ini masih pamer kesalahan lain: Baginya jenjang Diakon diikuti Prodiakon. Halo saudara, saya agak ragu bahwa Anda dulu pernah menjadi seorang Katolik? Pro-diakon itu petugas tidak terthabis (jadi umat Katolik biasa) yang sudah ditatar dan dilantik untuk membantu pelayanan pastoral di sebuah wilayah gerejani. Kalau Anda mengaku pernah menjadi Imam Katolik, kok level pengetahuan Anda serendah itu. Membedakan kosa kata saja Anda salah, bagaimana menjadi layak ‘ambil sakramen imamat’?
Eror saudara ini belum selesai. Katanya, setelah Prodiakon ia ‘memutuskan untuk ambil sakramen Imamat’. Jadi maksud Anda setelah Prodiakon Anda menjadi Imam atau Pastor Katolik, begitu? Halo saudara, tidak ada hubungan jenjang antara Prodiakon dan Sakramen Imamat. By the way, Anda menggunakan istilah ‘sakramen’, tetapi saya ragu apakah Anda mengerti istilah itu.
Tampak jelas pengetahuan Anda itu kurva. Saya mau bantu luruskan: Untuk menjadi Imam Katolik, orang membutuhkan waktu minimal 12 tahun studi dan pendidikan. Pendidikan awal sebagai calon Imam itu disebut Seminari. Nah, kalau saudara tidak paham hal atau konsep sederhana/dasar dalam tradisi Gereja Katolik, seperti tampak jelas dari pernyataanmu, terbukti bahwa mutu kekatolikan Anda waktu itu buruk, dan klaim sebagai eks Imam Katolik itu bohong besar.
Saudaraku yang terhormat, biar saudara paham: Gereja Katolik tidak pernah memaksa orang menjadi Katolik. Seandainya orang mau menjadi Katolik pun ia harus menjalani masa belajar (katakumenat), dan lulus tes sebelum dibaptis Katolik. Demikian halnya kalau seseorang mau meninggalkan kekatolikan kami tidak pernah menghalanginya: Ini terbukti dari kesaksian Anda sendiri: Anda menjadi Muslim karena niat hati, dan Gereja tak menghalanginya, bukan?
Saya mengira bahwa Anda happy sebagai penganut Muslim. Dan sudah seharusnya Anda mencintai iman Anda itu, apalagi sebagai tokoh panutan (Ustadz). Dan sebagai figur dalam Islam, tentu tugas mulia Anda ialah mengajar dan memberi teladan hidup yang baik, bukan menyebar kesaksian palsu untuk menarik perhatian orang, apalagi dengan cara menjelekkan agama lain.
Alangkah jauh lebih baik jika saudara belajar Ilmu keagamaan dengan baik, bukan pamer kedangkalan pengetahuan kepada publik. Tetapi saya yakin, umat Katolik yang mengetahui berita kesaksian Anda tidak tertarik mengadili Anda, sebab kami percaya masih ada lebih banyak umat Muslim di Indonesia ini yang menghayati agamanya dengan lebih baik dan benar, serta bersikap toleran.
Terima kasih Pater …benar saya ngga tertarik … saya lebih tertarik untuk belajar makin mengerti Katolik itu apa … kaya judul buku tuh….
God bless you…
Terimakasih Pater, kita harus hati hati dengan hal hal beginian. Doa lebih di perdalam lagi.
Setuju pater …ustat ini semdang mmpertontonkan ketidaktahuannya tentang proses menjadi seorang imam,dan pernah jadi katolikpun masih diragukan***(Salam & Doa..Semoga romo sehat selalu)
Terima kasih ama..
Tuhan memberkati selalu..
Mantap penjelasannya Pater…luar biasa
Makasih Sr. Pax te cum!
mantap deh romo satu ini
Pater, sy sama sekli tdk tertarik dgn Ustad itu, tk untuk penjelasannya Pater luar biasa
Trima kasih pater Andre …atas penjelasan yang luar biasa dan bijak, tentu sangat membantu kami pembaca agar bijak dalam mendengar dan menanggapi berita – berita palsu… Semoga patr Andre senatiasa dipenuhi dengsn Roh Kudus dalam Tugas dan Panggilan..
Isin share om pater…
Silakan. Tuhan memberkati selalu.