Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Spiritualitas

Keturunan Abraham Mari Berdamai

8 Maret 2021
inSpiritualitas
11
Keturunan Abraham Mari Berdamai

foto dari CNA

Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

BacaJuga

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Doa Salib St. Bonaventura

Asal-Usul Salam Pace e Bene

Allah Membutuhkan Manusia

Natal Delapan Abad Lalu

“Tuhan tidak punya musuh untuk dilawan”, demikian tegas Paus Fransiskus, dalam pertemuan bersama para tokoh antaragama di Ur Kasdim, tempat asal Abraham, Bapa kaum beriman, 6 Maret 2021.

“Jika Tuhan adalah Tuhan kehidupan, dan memang benar demikian, tidak dibenarkan kita membunuh saudara kita atas nama Dia. Jika Tuhan adalah Tuhan perdamaian, dan memang benar demikian, tidak dibenarkan kita berperang atas nama Dia. Jika Tuhan adalah Tuhan Pengasih, dan memang benar demikian, tidak dibenarkan kita membenci saudari-saudara kita”.

“Di sinilah Abraham mendengar panggilan Tuhan; dari sinilah dia memulai perjalanan yang akan mengubah sejarah. Kita adalah buah dari panggilan itu dan perjalanan itu. Tuhan meminta Abraham untuk mememandang ke langit dan menghitung bintangnya. Pada bintang-bintang itu, dia melihat janji Allah akan keturunannya; dia melihat kita.”

“Hari ini kita, umat Yahudi, Kristen dan Muslim, bersama dengan saudari saudara kita dari umat beragama lain, menghormati bapa kita Abraham dengan melakukan seperti yang dia lakukan: kita mengangkat mata ke langit dan kita melakukan perjalanan di bumi.”

“Tidak akan ada perdamaian kecuali jika orang-orang mengulurkan tangan kepada sesama. Tidak akan ada kedamaian selama kita melihat orang lain sebagai mereka dan bukan kita. Tidak akan ada perdamaian selama ada aliansi kita melawan yang lain, karena aliansi beberapa orang melawan yang lain hanya menambah perpecahan.”

“Perdamaian tidak menuntut siapa menang atau kalah, melainkan saudara dan saudari yang, untuk semua kesalahpahaman dan rasa sakit di masa lalu, sedang melakukan perjalanan dari konflik menuju persatuan.”

Tags: AbrahamKunjungan ke IrakPaus FransiskusUr Kasdim
ShareSendTweet
Artikel Sebelumnya

Pertemuan Bersejarah Paus dan Ayatollah

Artikel Berikut

EAT-PRAY-LOVE di Masa Pandemi

TerkaitTulisan

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Doa Salib St. Bonaventura

Asal-Usul Salam Pace e Bene

Allah Membutuhkan Manusia

Natal Delapan Abad Lalu

Cinta St. Antonius Padua pada Maria

Natal 25 Desember. Bagaimana Penjelasannya?

Komentar 11

  1. Alex Titirloloby says:
    4 tahun yang lalu

    Bagus sekali ulasan Romo atas Ziarah Bapa Suci Di irak.- Ur Kasdim Tanah leluhur Bapa Abraham.

    Balas
  2. Thomas Aryangga says:
    4 tahun yang lalu

    Terima kasih Romo atas ulasan dari Romo. Saya menjadi diberikan inspirasi bahwa perbedaan bukan untuk mencari yg terbaik tetapi mencari nilai persaudaraan di dalam perbedaan tersebut, termasuk perbedaan agama yabg kita anut meskipun Tuhan kita itu satu.

    Balas
  3. Tini Inggriani says:
    4 tahun yang lalu

    Semoga damai terjadi berkat kehadiran bapa paus kita. Terima kasih pater

    Balas
  4. Sr ambrosia FCh says:
    4 tahun yang lalu

    Terimakasih sda Dina…..

    Balas
  5. Tini Inggriani says:
    4 tahun yang lalu

    Semoga damai terjadi. Terima kasih pater

    Balas
  6. Alfonsa FCh says:
    4 tahun yang lalu

    Trima kasih Pater ..Damai membawa kesejukan

    Balas
  7. Agustinus Pati Arkian Atakowa says:
    4 tahun yang lalu

    Terima kasih pater atas ulasan yang menarik.. Salam dan doa, semoga pater sehat selalu.. ?

    Balas
  8. Romaida katarina simbolon says:
    4 tahun yang lalu

    Trimakasih Pater semoga kita menjadi duta damai.

    Balas
  9. Stella.FCh says:
    4 tahun yang lalu

    Terima Kasih Pater.

    Balas
  10. Ethy Bataona says:
    4 tahun yang lalu

    Luar buasa, tara Pater ma ksh to sharenya. Shg kami bsnyak tahu…
    Bapak Paus kita benar2 luar biasa Bpaak segala bangsa , sl menginspirasi bukan hanya umatnyantapi semua orang dari segala aspek kehidupan…
    Semoga perdamaian tjd dimuka bumi ini… Amen???

    Balas
  11. Eka Setiawati says:
    4 tahun yang lalu

    Terima kasih romo ulasannya, inspiratif buat saya.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Paus Leo XIV Berdevosi kepada Maria Bunda Penasihat
  • Kekristenan di Era Posthuman
  • Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Ensiklik Mense Maio untuk Bulan Maria
  • Breaking News: Konklaf Mulai 7 Mei

Komentar Terbaru

  • Agus Pati Uban Atakowa pada Kekristenan di Era Posthuman
  • Agus Pati Uban Atakowa. pada Paus Leo XIV Berdevosi kepada Maria Bunda Penasihat
  • Sr. Alfonsa SFD pada Paus Leo XIV Berdevosi kepada Maria Bunda Penasihat
  • Theresia Ina Duran pada Paus Leo XIV Berdevosi kepada Maria Bunda Penasihat
  • Sr. Kristin OSU pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona Viruscovid-19disabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja Katolikhikmat roh kudusimanJean Vanierkarunia Roh Kuduskasihlogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPatris CordePaus FransiskusPrapaskahRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufselfieTeilhard de ChardinTeologiteologi selfieTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id