Eat. Merehab meja makan. Orang Israel mengenangkan tindakan keselamatan dari Allah dalam ritual Makan Paskah. Dalam perjamuan itu mereka menepati kata-kata ini: “Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya” (Kel 12:14).
Demikian pula Yesus mewariskan amanat Ekaristi kepada Gereja melalui ritual perjamuan bersama. Selama hidup-Nya Ia sering mengadakan perjamuan (Mrk. 2: 13-17). Dalam 1Kor 11: 23-26, Luk 22: 15-20, Mrk 14: 22-25, Mat 26: 26-29 dikatakan bahwa Yesus mengadakan Perjamuan Akhir bersama para murid-Nya, di mana Ia mengidentikkan roti dan anggur dengan Tubuh dan Darah-Nya, dan memberi amanat untuk mengenang tindakan-Nya.
Masa sulit karena korona memungkinkan kita untuk menjadikan saat makan bersama dalam keluarga dan komunitas sebagai kesempatan untuk bersyukur, berbagi pengalaman, serta saling meneguhkan. Makan bersama keluarga yang diawali dan ditutup dengan doa menjadi sebuah ikon persekutuan Gereja. Makan bersama juga menjadi tanda rekonsiliasi.
Pray. Merehab meja doa. Situasi sulit karena korona menjadi kesempatan bagi komunitas dan keluarga kita untuk lebih bertekun berdoa dan merenungkan Firman Tuhan. Dengan berdoa dan merenungkan KS bersama kita menjadi ikon Gereja, dan Tuhan hadir di tengah kita.
Ketika Yesus menampakkan diri selama perjalanan menuju Emaus, kepada kedua murid Yesus menjelaskan Sabda. Di rumah, Ia memberkati dan memecahkan roti, lalu memberikannya kepada mereka. Lukas melukiskan bahwa Yesus lenyap dari kedua murid itu.
Meskipun Yesus tidak tampak lagi, namun mata kedua murid terbuka dan mereka mengenal Dia, hati mereka berkobar-kobar; lalu bangun kembali ke Yerusalem, dan di sana meyakinkan teman-teman bahwa sesungguhnya Tuhan telah bangkit (bdk. Luk 24: 31-35).
Love. Mari membongkar kotak amal atau kolekte kita. Kehadiran nyata Tuhan tidak hanya ditemui dalam liturgi dalam gedung gereja, melainkan terutama dalam aksi solidaritas.
‘Kamu harus memberi mereka makan’ (Mat 14: 16). Seruan Yesus ini adalah amanat untuk mewujudkan spirit Ekaristi dalam aksi solidaritas. Jika kita tidak mampu menemukan Tuhan dalam diri sesama dan alam, kita juga tidak menemukan Dia dalam ritus dan doa kita.
Bagi seorang Kristiani yang hidup penuh syukur, Ekaristi tidak selesai pada ritual di altar, melainkan mengalir sebagai Ekaristi dunia (Osborne). Bagi Paus Fransiskus, amanat utama Ekaristi ialah merawat bumi dan segala isinya agar menjadi ‘rumah bersama’ [LS. 1].
Terima kasih Pater
Gracias Padre
Luar biass shatenya kak Pater… smga kami mskin Eath, love dan Pray…. amen.Ma ksh byk… slm sehat dan tetap semangaat dr kami b3
Eat, pray and love dlm klg dan dlm Dia?terima kasih Pater
Terima kasih Pater
Terima kasih bny Pater…share yg sungguh menguatkan iman. Slm sehattt n semangaatt sll