Massive Data Center Buildings Take Over The Skyline Suatu zoominar oleh Catholic Climate Covenant minggu lalu mengenai pandangan Gereja Katolik tentang AI, antara lain berdasarkan dokumen Antiqua et Nova. Zoominar ini berakhir dengan anjuran untuk mendorong detoksifikasi AI sebagai pantangan Masa Prapaskah Antara lain dengan cara ini.
1) Menonaktifkan aplikasi-aplikasi yang didukung AI di ponsel Anda. 2) Menulis sendiri. 3) Menghindari gambar2 konyol yang bisa dihasilkan oleh AI (jutaan setiap hari). 4) Time-out dalam main game yang didukung AI. 5) Tidak menggunakan aplikasi AI untuk searching di internet. Searching biasa bisa sampai 10 kali lebih ringan ongkos ekologis dan sosialnya.
Mengapa kita perlu melakukannya? Selain banyak manfaat yang diakui dan disyukuri oleh Gereja dalam Antiqua et Nova, tidak boleh kita lupakan bahwa AI tidak datang tanpa ongkos: membawa kerugian dan ketidakadilan ekologis dan sosial yang tak bisa diremehkan.
Ekologis: AI membutuhkan ekstra clouds yang bukan awan-awan gratis di atas, tetapi banyak sekali gedung raksasa di bumi, data centres yang melahap volume besar sumber daya alam (mineral-mineral, dan setiap hari jutaan liter air pendingin), amat banyak energy (listrik yang kebanyakan masih dibangkitkan dengan batubara, minyak dan gas, yang penggunaannya masih terus naik, dengan hanya sedikit tambahan – belum pergantian – EBT). Dalam beberapa tahun terakhir jejak carbon Google, Microsoft dll meningkatkan dengan 30-50% !
Sosial: banyaknya data centres yang biasanya dibangun di wilayah hunian kelas menengah ke bawah dan kini juga di negara yang berkembang, menyebabkan kekurangan air dan pencemaran udara bagi warga yang kehidupannya sudah minus.
Juga tak terbukti bahwa pusat-pusat data AI itu membawa jobs dan kesejahteraan baru bagi penduduk lokal yang memikul beban pencemaran dan deficit air.
Lagi, sebagai produk kalangan teknokratis, AI membawa keuntungan terbesar bagi mereka yang menciptakan dan menguasainya, bahkan dengan risiko konsentrasi kekuasaan yang makin besar di tangan mereka yang sedikit itu (contohnya AS saat ini), sementara masyarakat luas makin kehilangan pengaruhnya atas pembentukan kehidupan bermasyarakat, politik dan ekonominya.
Kita diajak memakai AI dengan bijaksana dan sejauh perlu saja; dan tidak membiarkan diri diracuni olehnya sambil membawa kerugian pada bumi dan masyarakat lemah.
Pantangan masa Prapaskah mengikuti perkembangan zaman: kali ini mendorong detoksifikasi AI, Akal Imitasi (bagus betul kepanjangan AI dalam bahasa Indonesia ini). Penulis artikel: Rm Martin Harun.