Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Spiritualitas

Bercermin di Depan Salib

22 Maret 2019
inSpiritualitas
10
Bercermin di Depan Salib

St Klara dari Assisi

Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Biasanya cermin berfungsi membantu orang mengatur penampilannya, agar ia merasa lebih nyaman atau lebih percaya diri, misalnya ketika harus tampil atau berada dalam sebuah acara formal.

Banyak orang membawa cermin kecil dalam tas tangan agar setiap saat dapat memeriksa penampilan wajahnya. Pada umumnya tampilan wajah menjadi bagian tubuh yang mendapat perhatian khusus, karena wajah mengekspresikan suasana batin seseorang.

Santa Klara dari Assisi mengibaratkan salib Kristus dengan cermin. Sebagaimana di hadapan cermin orang memperbaiki penampilannya, demikian pula di hadapan cermin salib, manusia mendandani citra dirinya. Semakin jelas manusia memandang cermin salib, semakin mudah ia menemukan citra dirinya.

Sebagai pengikut Santo Fransiskus Assisi, Klara merenungkan bahwa ketika manusia memandang salib, ia menemukan keutamaan yang membentuk keindahan kodratnya. Di hadapan salib manusia memandang tidak hanya diri secara fisik, melainkan seluruh dirinya. Di hadapan cermin Ilahi, ia memandang martabatnya sebagai citra Allah. Dengan kata lain Klara meyakini bahwa di hadapan salib manusia seakan-akan sedang berkata kepada dirinya: “Aku mengenali diriku dengan lebih baik di dalam Allah daripada dari diriku sendiri”.

Dalam surat kepada Santa Agnes, saudarinya, Klara menulis:

“Berikanlah perhatian Anda kepada Cermin Keabadian, arahkan budi Anda kepada Pantulan kemuliaan dan tujukanlah hati anda kepada Gambar wujud Ilahi. Hendaklah Anda merubah diri Anda seluruhnya dengan memandang gambaran keilahian-Nya” (3 SurAg 12-13).

Salib terkesan menakutkan. Namun yang terpantul dari cermin ilahi ialah ungkapan kasih Allah. Sebagaimana dikatakan Ilia Delio dalam Clare of Assisi A Heart full of Love, salib Kristus merupakan sebuah paradoks:

BacaJuga

Berdamai dengan Ibu Bumi

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Doa Salib St. Bonaventura

Asal-Usul Salam Pace e Bene

Allah Membutuhkan Manusia

Manusia yang memandang dirinya di hadapan cermin salib menyadari bahwa ia makhluk pendosa namun diampuni dan dibenarkan oleh Allah; ia manusia rapuh dan fana, tetapi kuat karena disembuhkan Roh Allah; manusia makhluk terbatas, tetapi tidak putus asa karena ia percaya pada Allah yang menjamin hidupnya; manusia takut akan maut, namun diteguhkan oleh harapan akan hidup kekal Allah Pencipta kehidupan.

Keyakinan Santa Klara ini tentu berakar pada kata-kata Yesus dalam Injil: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mat 10: 38-39).

Bagi Santa Klara pada salib tampak bahwa Tuhan tidak menuntut sesuatu apa pun dari kita, melainkan memberi diri-Nya bagi kita. Demikianlah Santa Klara memandang kehidupan dengan logika salib: Sang Cinta sendiri rela menjadi manusia, merentangkan tangan-Nya di kayu salib untuk merangkul manusia dalam kasih. Sungguh sebuah pandangan hidup yang indah: Dalam kematian Tuhan, Klara justru menemukan kunci kehidupan. Salib yang tampak sebagai wajah penderitaan justru memancarkan kasih Allah yang total bagi manusia.

Mistik salib Santa Klara ini tampak pula dari kata-kata Santo Bonaventura: “Banyak orang mencintai keindahan, namun keindahan tidak terletak pada hal-hal luaran, yang hanya merupakan hasil tiruan. Keindahan yang sesungguhnya terdapat dalam keindahan Kebijaksanaan” (Hexaёm. XX, 24).

Kebijaksanaan yang dimaksud Bonaventura di sini ialah salib Kristus, yaitu ungkapan kasih Allah yang radikal. Dalam buku Soliloquium Bonaventura melukiskan dengan indah makna simbolik salib Kristus:

“Dari salib Kristus menantikanmu, kepala-Nya tertunduk hendak menciummu, lengan-lengan-Nya terentang hendak memelukmu, tangan-tangan-Nya terbuka menyambutmu, tubuh-Nya terkulai pasrah seutuhnya, kaki-kaki-Nya terpaku menantimu dalam diam, bahu-bahu-Nya terbuka menyambut kedatanganmu”

(Solil. I, 33-34).

Mistik salib hendak mengatakan bahwa yang harus kita lakukan sekarang ialah sedikit berbicara tentang Kristus, tetapi membiarkan Dia tinggal dalam diri kita agar orang dapat menyaksikan hidup Kristus dalam diri kita.

 

Tags: SalibSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSt Klara dari Assisi
Share398SendTweet
Artikel Sebelumnya

Tuhan Menulis Tiga Buku

Artikel Berikut

Mengampuni Karena telah Diampuni

TerkaitTulisan

Berdamai dengan Ibu Bumi

Berdamai dengan Ibu Bumi

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Pantang Apa di Era Teknologi AI ?

Fransiskus Assisi setelah Delapan Abad: Masih Relevan?

Doa Salib St. Bonaventura

Asal-Usul Salam Pace e Bene

Allah Membutuhkan Manusia

Natal Delapan Abad Lalu

Cinta St. Antonius Padua pada Maria

Komentar 10

  1. Ruth Tondang says:
    6 tahun yang lalu

    “Bercermin pada salib dapat menciptakan pantulan bayangan Kristus dengan sempurna”
    Terimaksih pater atas renungan di masa prapaskah. Selamat mejalani Ret-ret Agung.
    Mohon dukungan doanya Pater buat saya selama masa prapaskah ini agar saya dapat bercermin dengan Salib.
    Pace e Bene.

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      6 tahun yang lalu

      Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini. Pax te cum!

      Balas
  2. Theresia Ina Duran says:
    6 tahun yang lalu

    Terimakasih tulisannya Pater. Semakin memahami makna bercermin yang sesungguhnya…

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      6 tahun yang lalu

      Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini. Pax te cum

      Balas
  3. Romaida katarina simbolon says:
    6 tahun yang lalu

    Terimakasih pater Andreas atawolo. Tulisan yang semakin menarik dan mengajak bermenung. Bercermin pada salib mengajak untuk seperti Bonaventura memaknai salib dari salib Yesus menantimu…..

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      6 tahun yang lalu

      Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini. Pax te cum! ?

      Balas
  4. Imelda SFD says:
    5 tahun yang lalu

    Salib Kristus menjadi kekuatan bagiku dalam menjalani kehidupan dan panggilanku sekaligus yg selalu mengingatkanku akan komitmen dan janjiku…
    Trimaksih banyak Pater, salam Damai

    Balas
  5. Yudi P says:
    5 tahun yang lalu

    Bercermin pd Salib…aku sungguh kecil tak berarti. Terima kasih Pater.Pax te cum!

    Balas
  6. Soviani says:
    5 tahun yang lalu

    Iya hanya Dia yang tahu betapa berdosanya saya..hanya Dia yang tahu ada upaya utk menjadi baik….. hanya Dia yang tahu gagal dan gagal lagi usaha itu….dan Hanya Dia yang mati utukku orang yg pantas ini.
    Terima kasih Pater

    Balas
  7. Agustinus Pati Arkian Atakowa says:
    5 tahun yang lalu

    Salib yang tampak sebagai wajah penderitaan justru memancarkan kasih Allah yang total bagi manusia.. Mari kita selalu berusaha membiarkan Dia(Kristus) tinggal dalam diri kita agar orang dapat menyaksikan hidup Kristus dalam diri kita.. Terima kasih pater,, Salam & doa, semoga pater sehat selalu.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Maria Diangkat ke Surga-Kesaksian Yohanes Damaskus
  • Paus Angkat Henry Newman Menjadi Doktor Gereja
  • Reformator Anti Bunda Maria?
  • Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?
  • Kanonisasi Carlo Acutis 7 September 2025

Komentar Terbaru

  • Theresia Ina Duran pada Maria Diangkat ke Surga-Kesaksian Yohanes Damaskus
  • Theresia Ina Duran pada Paus Angkat Henry Newman Menjadi Doktor Gereja
  • Agus Pati Arkian Uban Atakowa. pada Reformator Anti Bunda Maria?
  • Nita Garot pada Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?
  • Nita Garot pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja Katolikharapanhikmat roh kudushomo digitalisimanJean Vanierkarunia Roh KuduskasihkebangkitanLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalpaskahPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVsabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id