Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Humaniora

Apa Itu Suara Hati?

24 September 2020
inHumaniora
11
Apa Itu Suara Hati?

photo from vatican news

Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Hati (Latin: cor) menunjuk organ pusat tubuh manusia, titik pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh manusia. Sering kali hati dikaitkan sangat erat dengan jantung (bdk ekspresi ‘jantung hati’).

Peran penting hati bagi manusia tidak hanya bersifat fisik-biologis, tetapi mencakup aspek batiniah dan spiritual dalam diri manusia. Mengalirkan darah berarti mengalirkan hidup: pusat vitalitas.

Dari kata cor diturunkan kata caritas yang berarti kasih. Bagi orang Kristiani kasih itu identik dengan Allah sendiri. Allah adalah kasih, Deus caritas est (1Yoh 4: 16). Oleh sebab itu hukum utama orang Kristiani ialah hukum kasih: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan…kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (bdk Mrk 12: 30-31 dan paralel).

Hati merupakan pusat dan inti diri manusia. Kita mengalami bahwa suasana hati sangat menentukan sikap orang terhadap sesama, terhadap nilai-nilai normatif, terhadap rutinitas biasa, maupun tugas pelayanan. Beberapa ekspresi dengan kata ‘hati’ umumnya digunakan untuk menggambarkan keutamaan pada diri seseorang: baik hati, rendah hati, murah hati, tulus hati, ikhlas hati,….

Karena sentralnya hati bagi manusia, kita memaknai secara khusus apa yang dikenal dengan suara hati (conscience). Pada umumnya sebuah tindakan moral yang baik dan benar diyakini sebagai buah dari suara hati. Semakin peka suara hati orang, semakin ia mampu menilai tindakannya dengan baik. Orang-orang kudus meyakini bahwa hati memiliki kecerdasan khusus yang tak dimengerti oleh nalar.

Suara hati berperan penting membentuk kesadaran diri (consciousness). Artinya dengan kepekaan suara hati, manusia dapat menilai realitas di sekitarnya dengan tepat, menyadari sikapnya, menimbang, memutuskan, dan mampu bertanggung jawab atasnya. Kerja suara hati itu melampaui kriteria-kriteria yang bersifat luaran, melampaui patokan indrawi maupun norma-norma hukum.

BacaJuga

Ketika Paus Ditahan Polantas

Paus Fransiskus: Ketika Tuhan Menampar

Guru Katolik Zaman Now

Ketika Paus ditanya: Seandainya bisa Membuat Mukjizat, apa yang dilakukan?

Kiat Sukses di Tahun Baru

Bahagia Seperti St. Yusuf? Ada Lima Kata Kunci

Seseorang yang berada di sebuah lingkungan di mana korupsi adalah hal lumrah, berkat desakan suara hati, dapat menentukan sikapnya sendiri dengan bebas: menolak korupsi. Contoh korupsi di sini berlaku pula untuk sikap negatif lain seperti menyontek, berbohong, mengkonsumsi obat terlarang, atau bentuk lain pelanggaran hukum dan moral dalam hidup bermasyarakat.

Gereja Katolik, dalam Konsili Vatikan II, memaknai suara hati atau hati nurani sebagai inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaannya menggema dalam batinnya (GS. 16). Konsili mengajarkan bahwa suara hati adalah suara Tuhan: suara yang menggema dalam lubuk hati manusia: jalankanlah ini, elakanlah itu.

Dengan pemaknaan seperti ini, Konsili melihat bahwa suara hati mengarahkan manusia kepada kebenaran. Bagi umat Kristiani, suara hati itu memiliki martabat yang luhur. Sebab, dengan suara hati, orang dapat mengenal hukum Tuhan yang terutama, yaitu cinta kasih. Dalam hal ini dosa manusia ditengarai sebagai dampak dari hati nurani yang tumpul atau bahkan buta.

Etika Kristiani menekankan bahwa pendidikan suara hati memainkan peran sangat penting bagi pembentukan diri manusia. Teknologi dan ilmu pengetahuan bukan jaminan akhir bagi pembentukan hati manusia. Kecerdasan intelek saja tak cukup untuk pembentukan karakter manusia yang utuh. Agar suara hati lebih peka, yang paling dibutuhkan ialah cinta kasih.

Tags: hati nuarnisuara hati
ShareSendTweet
Artikel Sebelumnya

Ensiklik ‘Tutti Fratelli’ Dikritik

Artikel Berikut

Kebun Anggur Tuhan

TerkaitTulisan

Ketika Paus Ditahan Polantas

Ketika Paus Ditahan Polantas

Apa itu DOGMA?

Paus Fransiskus: Ketika Tuhan Menampar

Guru Katolik Zaman Now

Ketika Paus ditanya: Seandainya bisa Membuat Mukjizat, apa yang dilakukan?

Kiat Sukses di Tahun Baru

Bahagia Seperti St. Yusuf? Ada Lima Kata Kunci

Takjub Pada Yesus Belum Tentu Beriman

KRITIK Secara KRITIS

Komentar 11

  1. Sr.alfonsa SFD says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih pater tulisan tentang suara hati. Adalah sanggar suci.

    Balas
  2. Ambrosia FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Ulasan yang sangat luar biasa…..terimakasih selalu digodok untuk berproses terus menerus sampai pada menghidupi dan menghayati kebenaran dalam hidup dengan Kasih Allah. Terimakasih Pater

    Balas
  3. Agustinus Pati Arkian Atakowa says:
    5 tahun yang lalu

    Suara hati adalah suara Tuhan,, suara yang menggema dalam lubuk hati manusia.. Terima kasih pater.. Salam dan doa, semoga pater sehat selalu.. ???

    Balas
  4. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Trima kasih Pater…meref …Kasih ; sabar dan murah hati…menjadi sentral untuk proses penyucian hati…

    Balas
  5. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Suara Allah yang bertatah dihati.. Kasih itu sabar dan murah hati ..menjadi sentral proses penyucian hati…Trima kasih Pater..

    Balas
  6. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Trima kasih Pater

    Balas
  7. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Trima kasih Pater.. Kasih menjadi sentral penyucian hati..

    Balas
  8. Agustinus S says:
    5 tahun yang lalu

    Terimakasih ama pater atas ulaaannya..??????

    Balas
  9. Ethy Bataona says:
    5 tahun yang lalu

    Luar biasa kak Pater sharenya….
    Smga kami menggunakan suara hati dgn baik dlm hidup kami setiap hari…
    ma ksh kak Pater sharenya…
    Slm sehat dan tetap semangaar kami tungggu episode selanjutnya …

    Balas
  10. Vennans Da'a says:
    5 tahun yang lalu

    Rupanya Konsili Vatikan II tidak memberikan pembedaan antara suara hati dan hati nurani? Ataukah sama saja Romo? Terima kasih…

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      KV II (LG) tidak membedakannya dengan jelas.

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Kanonisasi Carlo Acutis 7 September 2025
  • Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Mengapa Juni Disebut Bulan Hati Kudus Yesus?
  • Tragedi Gletser di Swiss dan ‘Nubuat’ Paus Fransiskus
  • Paus Beri Bonus Konklaf 500 Euro untuk Karyawan Vatikan

Komentar Terbaru

  • Nita Garot pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Filip D Zaoputra pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Sr M.Gertrudis PRR pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Irene pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Agus Pati Arkian Atakowa pada Apa itu TEOLOGI? [1]

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja KatolikHati Kudus Yesushikmat roh kudusimanJean Vanierkarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPatris CordePaus Benediktus XVIPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id