Hati (Latin: cor) menunjuk organ pusat tubuh manusia, titik pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh manusia. Sering kali hati dikaitkan sangat erat dengan jantung (bdk ekspresi ‘jantung hati’).
Peran penting hati bagi manusia tidak hanya bersifat fisik-biologis, tetapi mencakup aspek batiniah dan spiritual dalam diri manusia. Mengalirkan darah berarti mengalirkan hidup: pusat vitalitas.
Dari kata cor diturunkan kata caritas yang berarti kasih. Bagi orang Kristiani kasih itu identik dengan Allah sendiri. Allah adalah kasih, Deus caritas est (1Yoh 4: 16). Oleh sebab itu hukum utama orang Kristiani ialah hukum kasih: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan…kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (bdk Mrk 12: 30-31 dan paralel).
Hati merupakan pusat dan inti diri manusia. Kita mengalami bahwa suasana hati sangat menentukan sikap orang terhadap sesama, terhadap nilai-nilai normatif, terhadap rutinitas biasa, maupun tugas pelayanan. Beberapa ekspresi dengan kata ‘hati’ umumnya digunakan untuk menggambarkan keutamaan pada diri seseorang: baik hati, rendah hati, murah hati, tulus hati, ikhlas hati,….
Karena sentralnya hati bagi manusia, kita memaknai secara khusus apa yang dikenal dengan suara hati (conscience). Pada umumnya sebuah tindakan moral yang baik dan benar diyakini sebagai buah dari suara hati. Semakin peka suara hati orang, semakin ia mampu menilai tindakannya dengan baik. Orang-orang kudus meyakini bahwa hati memiliki kecerdasan khusus yang tak dimengerti oleh nalar.
Suara hati berperan penting membentuk kesadaran diri (consciousness). Artinya dengan kepekaan suara hati, manusia dapat menilai realitas di sekitarnya dengan tepat, menyadari sikapnya, menimbang, memutuskan, dan mampu bertanggung jawab atasnya. Kerja suara hati itu melampaui kriteria-kriteria yang bersifat luaran, melampaui patokan indrawi maupun norma-norma hukum.
Seseorang yang berada di sebuah lingkungan di mana korupsi adalah hal lumrah, berkat desakan suara hati, dapat menentukan sikapnya sendiri dengan bebas: menolak korupsi. Contoh korupsi di sini berlaku pula untuk sikap negatif lain seperti menyontek, berbohong, mengkonsumsi obat terlarang, atau bentuk lain pelanggaran hukum dan moral dalam hidup bermasyarakat.
Gereja Katolik, dalam Konsili Vatikan II, memaknai suara hati atau hati nurani sebagai inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaannya menggema dalam batinnya (GS. 16). Konsili mengajarkan bahwa suara hati adalah suara Tuhan: suara yang menggema dalam lubuk hati manusia: jalankanlah ini, elakanlah itu.
Dengan pemaknaan seperti ini, Konsili melihat bahwa suara hati mengarahkan manusia kepada kebenaran. Bagi umat Kristiani, suara hati itu memiliki martabat yang luhur. Sebab, dengan suara hati, orang dapat mengenal hukum Tuhan yang terutama, yaitu cinta kasih. Dalam hal ini dosa manusia ditengarai sebagai dampak dari hati nurani yang tumpul atau bahkan buta.
Etika Kristiani menekankan bahwa pendidikan suara hati memainkan peran sangat penting bagi pembentukan diri manusia. Teknologi dan ilmu pengetahuan bukan jaminan akhir bagi pembentukan hati manusia. Kecerdasan intelek saja tak cukup untuk pembentukan karakter manusia yang utuh. Agar suara hati lebih peka, yang paling dibutuhkan ialah cinta kasih.
Terimakasih pater tulisan tentang suara hati. Adalah sanggar suci.
Ulasan yang sangat luar biasa…..terimakasih selalu digodok untuk berproses terus menerus sampai pada menghidupi dan menghayati kebenaran dalam hidup dengan Kasih Allah. Terimakasih Pater
Suara hati adalah suara Tuhan,, suara yang menggema dalam lubuk hati manusia.. Terima kasih pater.. Salam dan doa, semoga pater sehat selalu.. ???
Trima kasih Pater…meref …Kasih ; sabar dan murah hati…menjadi sentral untuk proses penyucian hati…
Suara Allah yang bertatah dihati.. Kasih itu sabar dan murah hati ..menjadi sentral proses penyucian hati…Trima kasih Pater..
Trima kasih Pater
Trima kasih Pater.. Kasih menjadi sentral penyucian hati..
Terimakasih ama pater atas ulaaannya..??????
Luar biasa kak Pater sharenya….
Smga kami menggunakan suara hati dgn baik dlm hidup kami setiap hari…
ma ksh kak Pater sharenya…
Slm sehat dan tetap semangaar kami tungggu episode selanjutnya …
Rupanya Konsili Vatikan II tidak memberikan pembedaan antara suara hati dan hati nurani? Ataukah sama saja Romo? Terima kasih…
KV II (LG) tidak membedakannya dengan jelas.