Santa Maria Bunda Allah digelari juga Takhta Kebijaksanaan atau Sedes Sapientiae (KGK 721). Gelar ini mula-mula dikaitkan dengan teks Kitab Sirakh 24: 4. Sang Kebijksanaan atau Hikmat berkata tentang dirinya, Aku tinggal di tempat yang tinggi dan takhtaku di atas tiang awan.
St. Paulus menyamakan Kristus dengan Kebijaksanaan Ilahi (1 Kor 1: 30). Dengan menjadi manusia, Kebijaksanaan Ilahi tidak lagi bertakhta di atas tiang awan, tapi dalam rahim ibunya.
Dalam ritus Misa Perawan Maria, sejak abad ke-X dipilih bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (Sirakh dan Amsal) yang mengandung pesan bahwa ketika Gereja mendengar Sabda, ia mendengarnya karena kesaksian Bunda Maria yang duduk membopong Dia.
Para penulis Abad Pertengahan berpandangan bahwa Kebijaksanaan Allah berbicara dalam diri seorang perawan. Dalam Lagu-lagu Pujian dan Litani Bunda Maria, beberapa gelar diberikan kepadanya: Ibu sang Kebijaksanaan, Sumber Kebijaksanaan, Takhta Kebijaksanaan.
Pada sebuah patung kayu Takhta Kebijaksanaan Abad ke-XII di Camucia Italia atau di museum lain, tertulis in gremio matris fulget sapientia patris yang berarti di pangkuan bunda-Nya terpancar kebijaksanaan Bapa-Nya, in the lap of His Mother shines the Wisdom of His Father.
Gelar Takhta Kebijaksanaan atau Seat of Wisdom menunjuk peran Maria dalam keagungan kerajaan Kristus, serta kebijaksanaan dan kecerdasannya yang luar biasa dalam hidup Yesus. Gereja meyakini bahwa kebijaksanaan itu diwariskan dalam magisterium Bunda Gereja.
Anak yang duduk di pangkuan Ibu adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, yang kepada-Nya Tuhan Allah akan mengaruniakan takhta Daud, yang memerintah selamanya atas keturunan Yakub, dan kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir’ (Luk 1:32-33; Yes 9: 6-7).
Tiga orang bijak datang dari jauh untuk menemui sang Kebijaksanaan yang dipangku ibunya Maria. Mereka menyembah Dia dan mempersembahkan hadiah (Mat 2:1-12). Dalam asuhan Maria, Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya (Luk 2: 52).
Maria adalah ‘Perawan bijaksana’ karena ia menyimpan dan merenungkan segala perkara Sabda dalam hatinya (Luk 2:19,51). Maria Ibu yang paling bijaksana, dan satu-satunya yang pantas memiliki Anak seperti itu, tulis Santo Bruno dari Segni († 1123).
Mosaik Sedes Sapientiae menampilkan Bunda Maria yang duduk di singgasana membopong kanak-kanak Yesus, innocent baby. Maria yang telah mengandung Sang Kebijaksanaan, membopong-Nya agar semua orang datang menyembah Dia Sang Kebijaksanaan Tertinggi. Tangan kiri anak Yesus yang memegang bola dunia menyimbolkan kuasa-Nya bagi dunia.
Lukisan serupa Takhta Kebijaksaan tampak misalnya pada langit-langit Mesjid Hagia Sophia atau Kebijaksanaan Ilahi di Istanbul, yang pada abad ke-VI adalah katerdral Bizantium .