Lukisan Salib Kristus yang disebut ‘Salib Putih’ karya Chaggal, seorang pelukis berdarah Yahudi-Belarusia, mulai dipamerkan di di kota Roma sejak 27 November 2024, dalam rangka Tahun Yubileum Pengharapan. Pameran ini diselenggarakan oleh Dikasteri Evanglisasi dari Vatikan.
Salib Putih merupakan simbol pengharapan. Lukisan dengan dominasi putih abu-abu ini menampilkan Kristus tersalib dengan tampilan tubuh-Nya yang jelas. Di tengah dunia yang cair dan mudah hancur ini, Kristus menjadi fokus pandangan akan harapan masa depan.
Lukisan dari tahun 1938 ini adalah salah satu karya Chagall yang paling mendalam dan simbolis, diciptakan setelah Kristallnacht, awal dari eskalasi teror dan kekerasan anti-Semit Nazi.
‘Salib Putih’ mewakili refleksi yang kuat tentang penderitaan dan persatuan antar agama, dengan menempatkan Yesus, yang disalib sebagai pusatnya, simbol harapan universal. Karya ini sangat disukai Paus Fransiskus, karena pesan persaudaraan dan rekonsiliasi antara budaya dan agama.
Yang paling mencolok adalah semua peristiwa di sekitar subjek sentral: teror dan kehancuran menimpa orang-orang terpilih, sementara di angkasa, melayang, ada beberapa karakter yang tampak sedang meratap. Di dalam Kristus kita dapat melihat kembali setiap orang yang teraniaya.
Digambarkan adegan penghancuran desa-desa Yahudi: rumah yang terbakar, hancur, terguling, kursi-kursi terbalik, makam-makam ternoda, orang mati tergeletak di tanah yang seolah-olah dilahap api. Ada juga biola yang sangat kecil di samping tiga pria yang duduk di dekat reruntuhan rumah mereka.
Di antara semua skenario yang mengerikan dan mengerikan ini, Chagall menempatkan cahaya tepat di kaki salib: sebuah cahaya harapan. Harapan akan kelahiran kembali: Bagi umat Katolik ada harapan bahwa setelah kematian ada Kebangkitan. Dialog antar agama tertuju ke hal ini: harapan.