Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Teologi

Di Emaus Kata Menjadi Sabda

Perkataan dan Tindakan Yesus mentranforamsi dua murid dari Emaus

31 Maret 2024
inTeologi
0
Di Emaus Kata Menjadi Sabda
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Iman lahir dari mendengar, fides ex auditu. Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Mat 17: 5). Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus (Rm. 10: 17). Manusia dapat berbicara tentang Allah karena Allah berfirman kepadanya.

Manusia berkata-kata tentang Tuhan dengan perkataannya, tetapi Tuhan adalah Perkataan yang sebenarnya, Logos, Firman yang menjadi daging. Seorang murid Yesus perlu belajar mengoreksi perkataannya, logikanya, agar dapat merasakan Perkataan Tuhan, bahkan menyentuh sang Sabda sekalipun sejenak, seperti Veronika menyeka wajah Yesus, agar mendapat gambar rupa Yesus.

Pengalaman dua murid Emaus merupakan contoh perubahan cara pikir karena daya Sabda. Yesus sudah bangkit. Namun kedua murid merasa putus asa karena menganggap proyek Yesus sudah gagal. Sabda sendiri mendekati mereka, tampak seperti satu-satunya orang asing di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini (Luk 24: 17). Kedua murid itu sibuk menafsirkan pikiran mereka sendiri.

Sang Sabda ikut berbicara, menjelaskan tentang isi Sabda untuk membuka mata hati kedua murid. Karena sibuk dengan cara pikir sendiri, kedua murid itu lupa pula akan nubuat-nubuat kebangkitan. Dan di rumah Ia tinggal bersama mereka, memecahkan roti, dan mereka pun mengenal Dia. Kehadiran Sabda memuncak pada adegan pemecahan roti. Sabda hadir sebagai pribadi, bukan lagi perkataan. Ia hadir dengan bahasa tubuh yang menyimbolkan pemberian diri-Nya: Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka (Luk. 24: 30).

Jika dalam perjalanan kedua murid tenggelam dalam cara pikir mereka sendiri (logos mereka sendiri), kini mereka merasakan kehadiran Perkataan Allah (Logika ilahi). Jika sebelumnya mereka terkesan bodoh dan lamban, kini mereka dapat merasakan sentuh sang Sabda: Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kita Suci kepada kita? (Luk. 24: 32).

Sentuhan Sabda mendorong mereka bangun dan kembali ke Yerusalem, dan di sana mereka berbagi pengalaman dengan teman-teman (bdk. 24: 33-35). Sementara mereka bercakap-cakap Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka (24: 39). Kehadiran sang Sabda yang telah memuncak dalam pemecahan roti berulang kembali: Para murid berkumpul-Sabda hadir di tengah-tengah mereka-para murid siap diutus.

BacaJuga

Poin-Poin Inti Dilexi Te

Roh Kudus Menurut St Agustinus Hippo

Reformator Anti Bunda Maria?

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Ekaristi merupakan anugerah kasih Tuhan. Dikatakan anugerah karena bukan hasil pikiran manusia, melainkan persembahan Diri Kristus bagi manusia. Dalam bahasa Luc Marion, kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi mengangkat kesadaran setiap individu kepada kesadaran akan sebuah persekutuan.

Ekaristi memutuskan gap antara kesadaran satu individu dengan individu lain. Kini setiap pribadi dalam komunitas disatukan oleh satu Tubuh, Tubuh Mistik Kristus. Komunitas tidak lagi menjadi eksklusivisme kelompok, karena setiap orang menempatkan Sabda sebagai pusat komunitas.

Tags: Emauskebangkitanpaskah
ShareSendTweet
Artikel Sebelumnya

Paus Tampak Lelah, Tak Ada Homili

Artikel Berikut

Paus Kunjung Indonesia 3 September 2024

TerkaitTulisan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Poin-Poin Inti Dilexi Te

Doa St Agustinus bagi para Pembaca Karyanya

Roh Kudus Menurut St Agustinus Hippo

Reformator Anti Bunda Maria?

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Vatikan Mengganti Gelar Co-Redemptrix Bagi Maria
  • Vatikan Menyediakan Ruang Doa Bagi Pengunjung Muslim di Perpustakaan Apostolik
  • Jumlah Umat Katolik Terus Bertambah
  • Kunjungan Apostolik Pertama Paus Leo: Tanda Harapan
  • Poin-Poin Inti Dilexi Te

Komentar Terbaru

  • Soviani pada Poin-Poin Inti Dilexi Te
  • Soviani pada DILEXI TE Seruan Apostolik Paus Leo XIV
  • Irene pada Fransiskus Assisi Influencer Tuhan Dengan Algoritma Kasih
  • Kusumo Budiono pada Fransiskus Assisi Influencer Tuhan Dengan Algoritma Kasih
  • sr. Alfonsa SFD pada Fransiskus Assisi Influencer Tuhan Dengan Algoritma Kasih

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusDilexit NosdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja Katolikhikmat roh kudusimanJean Vanierkarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra Allahmisteri keselamatannatalPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto Agustinus HippoSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id