Apa itu waktu? Pernakah Anda sedikit berpikir untuk mendefinisikan kata ‘waktu’? Bukan what time is it, tapi what is time? Definisi waktu merupakan tema menarik dalam Teologi.
Setiap hari kita berpacu dengan waktu. Kita mengisi waktu dengan berbagai aktivitas. Sapaan “selamat beraktivitas” misalnya, yang kita ucapkan kepada seseorang di awal hari bertujuan memberi energi positif, ibarat doa kecil agar rencana-rencana baik di hari itu terwujud dengan baik, membuahkan hasil.
Saya telah menghabiskan waktu untuk menulis karangan bebas ini, dan Anda sekarang mau meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Terima kasih atas waktunya. Atau sebaliknya Anda merasa tidak punya waktu untuk membaca tulisan ini, maka abaikan saja. Dalam dunia yang dibanjiri informasi dan berita, penting lah bagi kita untuk membuat prioritas, hal apa yang paling penting untuk dilakukan dalam rentang waktu.
Sehari-hari kita bahkan secara lumrah mengklaim diri sebagai pemilik dan pengatur waktu: Sekarang saya punya waktu. Apakah Anda punya waktu untuk saya? Harap besok kamu datang tepat waktu. Jangan membuang-buang waktu! Sebenarnya mana yang lebih dulu: Anda, saya, atau waktu? Dan siapa sebenarnya tuan atas waktu: Anda, saya, atau waktu itu sendiri?
Suatu saat waktu itu ibarat sebuah batas yang sangat ketat: Saya terlambat. Saya harus pergi. Maaf saya sedang terburu-buru. Saya hanya punya sedikit waktu. Saya tidak punya waktu! Anda saya beri waktu tiga hari untuk mengambil keputusan. Istilah ‘me time’ adalah ekspersi bahwa setiap orang mengendalikan waktu.
Lain kali sang waktu hadir seperti samudera nan luas. Kitapun menikmatinya, berenang bebas kian kemari, sampai kita merasa masih kurang puas juga: Selalu ada waktu untuk berkumpul dengan keluarga atau teman-teman dan orang-orang lain yang kita kasihi. Selalu ada waktu untuk santai dan berlibur, ada waktu untuk membaca, dan ada waktu untuk berselancar di ‘medsos’.
Waktu juga dapat hadir sebagai sesuatu yang begitu dekat dengan kita. Ia melekat pada diri kita: Misalnya saja, kita butuh hanya sepersekian detik untuk bernafas, dan bernafas berarti hidup. Dalam ilmu medis, hitungan detik itu dihargai demi keselamatan nyawa manusia. Kita ada dan hadir dalam waktu, di sini dan sekarang ini.
Tetapi waktu sekaligus juga terasa jauh, terlalu jauh, mungkin juga menakutkan. Ia hadir sebagai pertanyaan: Misalnya, apakah ada sesuatu yang abadi dalam hidup ini? Apakah masih ada waktu untuk memperbaiki yang salah? Atau dalam pertanyaan orang beragama: apakah masih tersisa waktu untuk bertobat?
Orang-orang beragama menatap waktu bukan hanya dalam perasaan optimis, tatapi harapan. Agama yang baik tidak hanya mengajarkan para pengikutnya tentang optimisme membangun hidup selama perjalanan waktu di dunia sekarang, tetapi juga tentang ketahanan dalam menghadapi situasi sulit, penderitaan, bahkan maut.
Dengan kata lain, baik waktu sebagai sesuatu yang hadir kini dan sekarang, maupun sebagai sesuatu yang terlampau jauh dan mungkin menakutkan itu, sama-sama berpaut pada satu hal, yaitu kehidupan. Benar bahwa hidup sukses itu tiada terjadi di luar waktu. Namun makna hidup itu lebih luas dari batas waktu dalam dunia. Syukur dan harapan adalah kebajikan yang membarui hidup.
Salut atas refleksi yang mendalam dan menarik.
Terima kasih ya
Simak selalu Padre. Tidak pernah bosan membacanya kembali. Terima kasih Padre..??
Terima kasih bro..
Kita diajak mempergunakan waktu sebaik baiknya selagi kita masih diberi kesempatan untuk bernapas…..Terima kasih atas suguhannya,**(Salam & Doa..semoga ama pater sehat selalu)
Makasih Pater …..sangat menarik …..: menentukan suatu prioritas dalam hidup dan bagaimana mempergunakan waktu kita penuh dengan rasa tanggung jawab adalah rasa syukur bagaimana kita telah dikasih kesempatan / waktu oleh Tuhan . Selamat berkarya Pater Andre.
Renungan dan Refleksi yg berkualitas dalam menuntun kehidupan kita.
Trrimakasih Pater Andre.
Terima kasih bnyk.
Terima kasih bny Pater…muantapppzzz
Aminnn…Puji Tuhan. Terima kasih Pater…
Sama2. Tahun baru… ?
Terima kasih untuk waktu l melawatku melalui,dalam waktu dihantar kepada makna terdalamNya.Amin
Tuhan memberkati selalu Sr. Selamat tahun baru..
Terima kasih refleksinya Pater.
Inspiratif, have a personal space!