Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Spiritualitas

Doa Orang Farisi dan Pemungut Cukai

Merenungkan sikap batin kita dalam doa

14 November 2019
inSpiritualitas
3
Doa Orang Farisi dan Pemungut Cukai
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Yesus memberi pengajaran tentang doa melalui contoh tentang dua orang yang berdoa di Bait Allah: Seorang Farisi dan seorang pemungut cukai. Contoh ini memberi pesan bagi kita.

Orang Farisi: orang yang memelihara hukum Taurat dan melaksanakannya secara ketat. Sebagai orang yang taat hukum, doanya pun persis dan tegas, yaitu ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan, sambil mengingat perbuatan-perbuatan saleh yang dilakukannya.

Pemungut cukai: sehari-hari berurusan dengan uang; dia adalah rekan kerja para penguasa politis, sangat mungkin tergoda mencuri bagian yang bukan menjadi haknya. Ia berdoa dengan penuh kesadaran bahwa ia orang berdosa, karena itu tidak pantas di hadapan Tuhan. Ia berdoa tanpa berani menengadah ke langit. Ia mengakui bahwa tanpa belaskasih Allah ia kehilangan jati dirinya.

Mari kita perhatikan bahwa Injil tidak sedang mengatakan bahwa seorang pemungut cukai lebih baik dari orang Farisi. Penginjil Lukas mengatakan bawa perumpamaan ini ditujukkan kepada “beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain”.

Siapakah ‘beberapa orang’ itu? Tentu bukan hanya orang Farisi! Melalui contoh ini Yesus juga sedang menyapa kita semua yang membaca Injil. Doa kedua orang ini merupakan contoh bahwa ternyata sikap menganggap diri benar itu tercermin pula dari cara kita berdoa: bahkan doa dapat menjadi sarana menganggap diri benar atau sebaliknya cara memamerkan kesalehan.

Penilaian terhadap cara berdoa kedua orang ini kita dengar dari kata-kata Yesus sendiri: “Si Pemungut cukai kembali ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak”. Pemunguat cukai dibenarkan oleh Allah? Atas jasa apa ia dibenarkan? Mengapa Yesus mengatakan bahwa ia dibenarkan oleh Allah, sedangkan orang lain itu tidak?

Yesus tidak menilai sebuah doa berdasarkan daftar kesalehan manusia. Bagi Yesus, pemungut cukai dibenarkan, karena dalam doanya ia percaya hanya kepada rahmat dan belakasih Allah, dan ia menyerahkan seluruh dirinya kepada belaskasih Allah itu.

BacaJuga

Paus Anjurkan Polyhedron

Kado Natal dari St. Yusuf

Maria Mendengar & Percaya

Doa Bersama Santo Yusuf

Asal Tradisi Kandang Natal

PATRIS CORDE: Fiat Santo Yusuf

Dalam doanya ia memperlihatkan imannya kepada Allah dan tidak membanggakan perbuatannya, apalagi memandang rendah orang lain dalam doa. Dengan kata lain, manusia dibenarkan oleh karena belaskasih Allah, bukan karena perbuatan-perbuatannya.

Injil hari ini menegaskan seruan refren Mazmur: “Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan”. Pemazmur juga berseru: ‘Tuhan itu dekat kepada orang yang remuk jiwanya. Ia membebaskan hamba-hamba-Nya’. Dengan kata lain, doa yang tulus merupakan undangan bagi belaskasih Allah; sebaliknya kesombongan atas kesalehan sendiri menghalangi mata hati kita untuk memandang kerahiman Allah.

Dalam iman akan Allah kita dibenarkan. Bukan berarti bahwa manusia pasif saja, toh Tuhan itu Maha rahim. bukan! Melainkan bahwa: ketika kita sadar akan ketidaklayakkan di hadapan Tuhan (berdosa), namun mau membuka hati agar dibaharui oleh-Nya, di saat itulah kebenaran dari Allah menaungi kita. Orang yang dibenarkan oleh Allah menemukan suka cita dalam Allah.

 

Tags: belaskasihdibenarkandoaimanrahmatTuhan
ShareSendTweet
Artikel Sebelumnya

Teologi Selfie [IV] 🤳

Artikel Berikut

Fiat Maria

TerkaitTulisan

Paus Anjurkan Polyhedron

Paus Anjurkan Polyhedron

Kado Natal dari St. Yusuf

Kado Natal dari St. Yusuf

Maria Mendengar & Percaya

Doa Bersama Santo Yusuf

Asal Tradisi Kandang Natal

PATRIS CORDE: Fiat Santo Yusuf

Sejarah Perayaan Kristus Raja Semesta Alam

Perumpamaan Tentang Talenta

Komentar 3

  1. Agustinus Pati Arkian Atakowa. says:
    1 tahun yang lalu

    Kita percaya bahwa hanya karena rahmat dan belas kasih Allah dan menyerahkan seluruh diri kepada belas kasih Allah….Terima kasih ama pater**Bahan katekese yang baik bagi para pewarta (cocok untuk katekese umat)****Salam & Doa ..semoga ama pater sehat selalu..

    Balas
  2. Fransiska Henny SFD says:
    1 tahun yang lalu

    ketika kita sadar akan ketidaklayakkan di hadapan Tuhan (berdosa), namun mau membuka hati agar dibaharui oleh-Nya, di saat itulah kebenaran dari Allah menaungi kita.
    Namun…..seringkali aku tidak sadar dan sombong utk mengakui bhwa aku org berdosa…..
    Ampunilah aku Tuhan yg berdosa ini…..

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      1 tahun yang lalu

      Tuhan memberkati dan mengasihi kita semua. Amin

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Belarasa Paus bagi Korban Gempa Sulawesi
  • Tata Cara Penerimaan Abu di masa Pandemi
  • Un Anno di Fraternità per l’OFM dell’Indonesia
  • Paus Anjurkan Polyhedron
  • 2021 Tahun Pengharapan

Komentar Terbaru

  • Vatican modifies distribution of ashes for Ash Wednesday – Catholic Archdiocese of Kota Kinabalu pada Tata Cara Penerimaan Abu di masa Pandemi
  • Angelinaybili pada Belarasa Paus bagi Korban Gempa Sulawesi
  • Irene santi widiastuti pada Belarasa Paus bagi Korban Gempa Sulawesi
  • Alfonsa FCh pada Tata Cara Penerimaan Abu di masa Pandemi
  • Alfonsa FCh pada The Power of Humility

Tag

AllahBonaventuraCorona VirusdisabilitasdoaDuns SotusEkaristiEnsiklik Tutti Fratellietika kehidupanFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejahikmat roh kudushomo digitalisIman dan WahyuJean Vanierjiwa manusiakarunia Roh Kuduskasihlogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra Allahmisteri keselamatannatalPaus FransiskusrahmatsabdaSalibsanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufselfieTeilhard de ChardinTeologiteologi keindahanteologi selfieTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id