Christus Medium
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Christus Medium
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
Home Teologi

Ekaristi Online Sah dan Bermakna

Catatan Tentang Misa Online

21 Maret 2020
inTeologi
22
Waktu & Kekekalan [4]
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Seiring meluasnya pandemi Covid-19, Gereja Katolik mondial, baik pimpinan Gereja universal yaitu Paus di Vatikan, maupun banyak Gereja lokal di berbagai Konferensi, memutuskan dan sudah mulai merayakan Ekaristi dan mendaraskan Rosario melalui teknologi live streaming.

Berkat kemajuan teknologi, dunia tetap terkoneksi, sehingga kita dapat berpartisipasi bersama dalam perayaan atau Ibadat Liturgi yang kita butuhkan. Sebagai umat Katolik, kita juga patut bersyukur bahwa komunitas-komunitas Gereja tetap terkoneksi berkat kesatuan simbol dan tanda dalam ritus Liturgi, sehingga kita dengan mudah mengikuti dan memaknai suatu Perayaan Ekaristi Live Streaming dari Gereja Katolik di seluruh dunia.

Situasi Khusus. Pertama perlu dipahami bahwa di sini kita sedang berbicara tentang perayaan Ekaristi dalam situasi khusus, bukan situasi biasa atau normal. Ciri khusus yang dimaksud, selain terkait bahaya pandemi Corona, juga faktor teknis, yaitu bahwa pelaksanaan Ekaristi secara online sangat bergantung pada ketersediaan jaringan internet dan sarana digital yang dimiliki.

Namun situasi khusus juga dapat dimengerti dengan kasus yang relevan dengan Gereja Indonesia. Dengan pandemi ini banyak dari kita mulai menyadari adanya kehausan akan pelayanan Ekaristi di Gereja. Bayangkan bahwa bertahun-tahun lamanya lebih banyak saudara-saudari kita di banyak wilayah yang bertahan dalam ‘situasi khusus’ karena mendapat pelayanan sakramen hanya dua atau tiga kali dalam waktu setahun. Situasi khusus ini mendorong tumbuhnya rasa solidaritas dengan komunitas Gereja lokal lainnya.

Berpartisipasi, bukan sekedar menonton. Partisipasi yang dimaksud ialah adanya Imam Katolik merayakan Ekaristi yang disiarkan secara live, dan di saat yang sama umat berpartisipasi melalui media digital, tentu sejauh dapat dijangkau. Frase di saat yang sama menegaskan bahwa orang partisipasi ketika perayaan Ekaristi itu berlangsung, bukan menonton sebuah film atau video tentang perayaan Ekaristi.

Ini mirip saja ketika seorang yang sakit serius atau terhambat oleh alasan lain, sehingga tidak mendapat pelayanan Ekaristi Paskah dari Gereja lokalnya, tetapi dapat mengikuti dengan niat hati seluruh siaran langsung perayaan Ekaristi dari Basilika Santo Petrus di Vatikan. Orang ini bukan sekedar menonton sebuah video tantang Ekaristi, tetapi berpartisipasi secara spiritual atau batiniah dalam sebuah perayaan Ekaristi Gereja.

BacaJuga

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Communio Spiritual. Dalam situasi khusus ini, akhir-akhir ini istilah communio spiritual atau persekutuan spiritual menjadi populer. Makna yang terkandung dalam istilah itu ialah bahwa, meskipun Ekaristi tidak dapat dirayakan dalam bentuk kehadiran secara menubuh, Ekaristi itu tetap sah, sebab communio atau persekutuan Gereja yang merayakan Ekaristi tidak melulu badani atau material, tetapi juga spiritual dan batiniah.

Jadi, meskipun tidak ada kontak secara indrawi antarumat maupun antara umat dan Imam selebran, mereka semua tetap bersatu karena satu iman dalam Kristus, dan karena itu bersatu secara batiniah dan spiritul. Sebab pusat Perayaan Ekaristi adalah Yesus Kristus sebagai Penyelamat kita:

Antara Paus Fransiskus yang merayakan Ekaristi di Vatikan sana dan seorang umat di pedalaman Flores sana misalnya, terdapat sebuah ikatan batin: keduanya bersatu dalam Gereja Katolik, Satu, Kudus dan Apostolik.

Penting kita ketahui bahwa communio spiritual bukan ide yang tiba-tiba muncul karena situasi khusus seperti sekarang ini. Dimensi ini justru melekat pada makna Ekaristi. Sejak Yesus mengatakan ‘Inilah Tubuh-Ku, ambillah dan makanlah’, ‘inilah Darah-Ku, ambillah dan minumlah’, lalu berkata: ‘Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku’ (Bdk. 1Kor 11: 23-26, Luk 22: 15-20, Mrk 14: 22-25, Mat 26: 26-29), Ia sendiri telah meletakkan dengan kokoh dasar spiritual bagi persekutun Gereja dalam Perayaan Ekaristi. Amanat Ekaristi keluar dari mulut Yesus.

Jadi situasi khusus sekarang ini justru membuka kesadaran kita bahwa communio spiritual itu justru akar dari seluruh hidup Gereja. Ketika jemaat awal mengalami situasi khusus, yaitu dikejar-dikejar, ingatan mereka akan kata-kata dan pesan Yesus pada Perjamuan Akhir itulah yang menjadi dasar ikatan batin mereka. Ekaristi Gereja baru menjadi meriah sering perkembanga Liturgi. Tetapi fondasinya ialah Kristus kepala Gereja.

Communio spiritual juga terkait dengan ikatan batin dalam keluarga atau komunitas kita. Mengikuti perayaan Ekaristi live streaming bersama anggota keluarga atau komunitas kecil menjadi sebuah kesempatan untuk merasakan kedekatan, seperti pengalaman jemaat-jemaat awal. Dengan menjadi solid dalam komunitas kecil, kita turut berpartisipasi membangun persekutuan yang lebih luas: solit demi sebuah solideritas.

Atau sebagai sebuah Paroki, ketika tidak dapat hadir bersama di Gereja, ada sebuah kerinduan untuk berkumpul kembali. Keterpisahan karena ancaman virus justru menumbuhkan harapan akan sebuah persaudaraan.

Ekaristinya Sah. Pertanyaan yang sering diajukan ialah apakah perayaan melalui live streaming itu sah? Bukankah kita tidak menerima Tubuh Kristus dan memakannya? Ekaristi live streming itu sah. Tentu dalam situasi khusus ini, jelas bahwa hal yang paling kita rindukan, yaitu menerima Tubuh Kristus dalam rupa hosti kudus tidak atau sulit untuk dipenuhi. Sebagai makhluk inderawi kita merasa ada kekurangan besar.

Namun kekurangan ini tidak perlu menjadi alasan untuk meremehkan makna Ekaristi live streaming, atau menjadi pesimis. Kekurangan ini menjadi kesempatan bagi kita untuk berdoa mengundang Tuhan hadir dalam hati kita. Communio tanpa menerima hosti menjadi saat untuk lebih sadar bahwa makna simbol itu memang terbatas, tidak mutlak, dan hanya kasih Tuhan yang tidak dibatasi oleh simbol; bahwa kita makhluk terbatas dan sering kali menuntut tanda, namun kita dikasihi Tuhan tanpa batas ruang dan waktu. Tuhan seakan-akan sedang berkata kepada kita seperti kepada Zakheus pemungut bea: “hari ini aku harus menumpang di rumahmu” (Luk. 19: 5).

Imam Katolik, Materi dan Forma Ekaristi. Menurut keyakinan Gereja Katolik, sebagaimana diajarkan dalam Teologi dan Hukum Gereja, syarat-syarat yang menentukan validitas Sakramen Ekaristi adalah tugas Imam atau Uskup sebagai wakil diri Kristus (in persona Christi) serta Materi dan Forma Ekaristi.

Santo Paulus menyebut Ekaristi sebagai “Perjamuan Tuhan” (1Kor 11: 20). Dengan istilah itu ia mau menegaskan bahwa dalam perayaan Ekaristi yang menjadi sentral adalah diri Kristus sendiri: Kristus adalah tuan rumah, Ia menyediakan hidangan, dan Ia sendiri adalah hidangannya. Dalam hal ini peran Imam menempati tempat penting, karena tindakannya mewakili diri Kristus sendiri.

Ensiklik Paus Pius XII, Mystici Corporis Christi pada 1943 menekankan bahwa Gereja hidup oleh misi Kristus dan Roh Kudus (MCC. 67). Sebagai sebuah persekutuan jemaat, Gereja dikepalai Kristus sendiri. Sebab itu Gereja digambarkan sebagai Tubuh Mistik Kristus.

Apa yang dimaksudkan dengan materi dan forma? Materi Ekaristi ialah roti dan anggur yang akan dikonsekrir atau diubah oleh Imam dalam kuasa Roh Kudus menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Sedangkan Formanya ialah seluruh DSA yang dibawakan oleh Imam atau Uskup. Dalam Ekaristi, ketika Imam telah mengkonsekrir roti dan anggur dengan mengucapkan seluruh Doa Syukur Agung, maka Ekaristi itu valid. Dalam pengertian teologis, valid berarti bahwa Tuhan sungguh hadir secara nyata (realis praesentia) bagi seluruh Gereja.

Gereja Katolik meyakini bahwa, bahkan ketika seorang Imam merayakan Misa privat (Misa tanpa umat), ia merayakannya dalam persekutuan dengan seluruh Gereja. Fungsi imamat khusus pada imam melampaui batas waktu dan tempat. Imam yang diberi kuasa memimpin Ekaristi tidak bertindak atas nama kepentingan pribadi. Ia mengerjakan apa yang dilakukan Gereja. Tindakan Imam menghadirkan tindakan Kristus sendiri.

Ekaristi yang Sederhana namun Bermakna. Dalam situasi khusus ini kita tentu tidak perlu mengharapkan sebuah perayaan meriah, dengan melibatkan banyak petugas liturgi. Misalnya dengan menggunakan sistem teleconference untuk menghubungkan petugas liturgi dari tempat-tempat yang berbeda.

Kiranya cukup saja beberapa petugas yang semuanya berada di dekat imam, yang tanpa kesulitan dapat melakukan tugas rangkap juga. Umat lain yang mengikuti dari rumah atau komunitas dapat berpartisipasi dalam keheningan dan sebuah kesadaran batin yang lebih kuat. Dengan demikian communio spiritual memang mendapat tempat utama, dan tidak diganggu oleh kecenderungan aktivisme dalam Ekaristi.

Menjadi Gereja Inklusif. Ekaristi dalam situasi solid dan hening seperti sekarang ini membuka kesempatan bagi kita untuk memaknai Ekaristi tidak hanya pada ritus-ritus atau simbol-simbol belaka.

Tindakan dan kata-kata Yesus pada Perjamuan Akhir bukan drama bagi para murid, sebab di banyak kesempatan Ia telah mengadakan perjamuan. Dengan kata lain, Yesus sendiri tidak memisahkan ritus yang Ia buat pada Perjamuan Akhir dengan sikap konkret-Nya sehari-hari kepada sesama. Teladan Yesus itu relevan bagi kita sekarang. Bagi seorang Kristiani, Ekaristi tidak selesai sebagai ritual di altar saja, melainkan mengalir sebagai “Ekaristi dunia” (Osborne). Ekaristi menguatkan kehidupan, dan hidup yang kita jalani adalah kehidupan di dalam dunia, di mana kita menjadi roti yang dipecahkan bagi sesama.

Selain itu, dalam Ekaristi, mari kita memohon secara khusus perubahan sikap kita sendiri kepada ibu semesta. Semesta kita telah terluka oleh sikap eksploitatif kita. Dunia kita adalah dunia berkebutuhan khusus, dunia yang disable. Epidemi virus dapat diartikan sebagai tanda bahwa bumi berharap agar manusia bertobat dari sikap konsemersime, dan sebaliknya lebih banyak terlibat memulihkan keseimbangan eksositem dunia.

Tags: communiocovid-19Ekaristi
Share846SendTweet
Artikel Sebelumnya

Dear Paramedis

Artikel Berikut

Homili Paus pada Urbi et Orbi Khusus

TerkaitTulisan

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?

Kebangkitan Teologi Harapan

Kebangkitan Teologi Harapan

Teologi Perdamaian Paus Leo ke-XIV

Kekristenan di Era Posthuman

Misteri “Aku Haus”

Mengapa Maria Bergelar Advocata?

Apa Itu Neraka?

Apapun Agamamu Anda ‘Merayakan Ekaristi’

Komentar 22

  1. Irene says:
    5 tahun yang lalu

    Makasih Pater

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      Sama2. Tuhan memberkati selalu.

      Balas
  2. Alfonsa FCh says:
    5 tahun yang lalu

    Trima kasih Pater …Informasi sekaligus refleksi akan ..iman dan kehidupan kita dihadapan sang Maha Cinta…Maha kuasa atas hidup ini…semoga Kasih Allah mengampuni dosa kita _ dosa dunia ini…
    .

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      Tuhan memberkati selalu.

      Balas
    • Francis says:
      5 tahun yang lalu

      Terima kasih pater atas tulisan yang sangat luar biasa sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan dari umat Allah.

      Balas
  3. Ping-balik: Misa Online, Apakah Sah? - KATOLIKNEWS.com
  4. Agustinus Pati Arkian Atakowa. says:
    5 tahun yang lalu

    **Ekaristi online banyak maksnanya**Banyak umat yang belum memahami,karena belum mendapat penjelasan.__Lewat tusisan ini umat bisa memahami dan mengikuti Ekaristi live streaming dengan hikmat dan kusuk..Terima kasih pater, (Salam & Doa..semoga pater sehat selalu).

    Balas
  5. Bonaventura Suprapto says:
    5 tahun yang lalu

    Proses penyadaran umat untuk menjadi semakin dewasa dalam iman, sekaligus tidak menafikan teknologi menjadi sarana komunikasi spritualitas batiniah yang mendalam dengan sang pencipta, yaitu Allah bapa di surga Tuhan Yesus Kristus. Amin.

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      Terima kasih ya. Salam sehat.

      Balas
  6. Ping-balik: Mendalami Makna Misa Online - Komsoskam
  7. Dominiko Savio says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih penjelasannya. Kami di Paroki Spiritu Santo Misir, Maumere-Flores, live streaming diprakrsai oleh OMK. Semoga dapat mengobati kerinduan akan ekaristi oleh umat

    Balas
  8. Victor Odja says:
    5 tahun yang lalu

    Selamat Siang Pastor. Perkenalkan saya Victor Odja. Saya saat ini sedang mengelola akun Instragram dan Youtube “Katekese Indonesia”. Saya mau ijin untuk posting kembali tulisan romo ini dalam bentuk singkat di Instagaram dan apakah boleh saya membuat tulisan ini dalam bentuk video katekese singkat dan diupload di youtube?

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      Boleh sekali. Silakan. Yang terbaik utk Kebaikan bersama.

      Balas
      • Victor Odja says:
        5 tahun yang lalu

        Terima kasih pastor. Tuhan memberkati…

        Balas
  9. Ping-balik: Perayaan Ekaristi Online, Apakah Sah? - Katolikzone.com
  10. Elisabet Dhani says:
    5 tahun yang lalu

    Selamat siang Pastor…terimakasih banyak atas pencerahan Pastor. Saya mohon ijin mengutip artikel ini untuk membuat refleksi buat anak anak boleh ya Pastor?

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      Selamat hari Minggu. Tentu boleh, dengan senang hati. Salamku.

      Balas
    • Andre Atawolo says:
      4 tahun yang lalu

      Boleh sekali. Dengan senang hati.

      Balas
  11. Ping-balik: Hindari 'Belanja' Misa Online - Andre Atawolo
  12. Soviani says:
    5 tahun yang lalu

    Terima kasih Pater..penjelasan yg sangat bermanfaat dalam situasi saat ini.

    Balas
  13. reynald says:
    5 tahun yang lalu

    Permisi sebelumnya, saya mau tanya apakah misa live streaming itu dapat diundur sesuai keinginan kita?, misalnya misa live streaming yg sdh dijadwalkan jam 10 pagi tetapi kita lakukan di jam 11 pagi? terimakasih

    Balas
    • Andre Atawolo says:
      5 tahun yang lalu

      Mengikuti misa live streaming berarti hadir secara virtual dalam misa yang sedang dipersembahkan sekarang secara virtual juga. Jadi semacam siaran langsung. Kalau mundur berarti nanti menonton siaran ulang, jadi bukan live streaming lagi tapi nonton rekaman atau video sebuah Misa, misalnya melalui Youtube. (maaf jika saya salah mengerti pertanyaan). Salam dalam kasih Tuhan.

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

  • Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?
  • Kanonisasi Carlo Acutis 7 September 2025
  • Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Mengapa Juni Disebut Bulan Hati Kudus Yesus?
  • Tragedi Gletser di Swiss dan ‘Nubuat’ Paus Fransiskus

Komentar Terbaru

  • Nita Garot pada Yesus Bangkit Atau Dibangkitkan?
  • Nita Garot pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Filip D Zaoputra pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan
  • Sr M.Gertrudis PRR pada Mukjizat Pada Seorang Swiss Guard
  • Irene pada Mukjizat Ekaristi di India diakui Vatikan

Tag

AllahBonaventuraBunda MariaCorona VirusdisabilitasdoaEkaristiEnsiklik Tutti FratelliFransiskanFransiskus AssisiFratelli TuttiGerejaGereja Katolikharapanhikmat roh kudusimankarunia Roh KuduskasihLaudato Silogika kasihlogika salibManusiamanusia sebagai citra AllahnatalPatris CordePaus Benediktus XVIPaus FransiskusPaus Leo ke-XIVRoh KudussabdaSalibSanta Mariasanto agustinusSanto BonaventuraSanto Fransiskus AssisiSanto YusufTeilhard de ChardinTeologiteologi selfieTrinitasvirus koronawaktuwaktu dan kekekalanYesus kristusYohanes Pembaptis
@Christusmedium.com
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil Pencarian
  • Humaniora
  • Teologi
  • Dialog Teologi dan Sains
  • Filsafat
  • Buku
  • Tentang Saya

© 2018 - Andreatawolo.id