Kata ‘kardinal’ berasal dari bahasa Latin cardo (kata sifat cardinalis) yang berarti inti, utama, prinsip, pokok, pusat. Dalam Gereja Katolik, Kardinal adalah sebuah jabatan hierarkis di bawah Paus.
Kardinal ditunjuk langsung oleh Paus sendiri sebagai pimpinan tertinggi Gereja Katolik. Ikatan antara Paus dan para Kardinal telah ditegaskan oleh Gereja sejak Abad ke enam belas, dalam Konsili Trente. Ini juga menegaskan ciri universal Gereja Katolik. Katolik di seluruh dunia adalah satu persekutuan. Dalam Gereja Katolik, tidak ada nominasi dengan motif apa pun.
Para Kardinal membentuk sebuah kolegialitas (Dewan Kardinal) yang bertugas membantu Paus. Dalam hal ini Paus sebagai Uskup Roma, dalam tugas dan pelayanan, tidak bertindak atas nama pribadi. Dalam tugas mengajar di bidang iman dan moral, ia bekerja bersama para rekan Uskup.
Umumnya seorang Kardinal dipilih dari keuskupan utama (agung) di sebuah wilayah Konferensi Wali Gereja, sebagai representasi Gereja lokal. Misalnya Kardinal Ignatius Suharyo dari Konferensi Wali Gereja Indonesia. Sebelumnya Gereja Indonesia memiliki Kardinal Julius Darmaatmadja SJ. Ini menunjukkan bahwa ada sebuah ikatan resmi antara Gereja Indonesia dan Gereja Roma.
Tentang tugas para Kardinal, dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) Kanon 349 dikatakan:
“Para Kardinal Gereja Romawi Kudus membentuk Kolegium khusus yang berwenang menyelenggarakan pemilihan Paus menurut norma hukum khusus; selain itu para Kardinal membantu Paus, baik dengan bertindak secara kolegial, bila dipanggil berkumpul untuk membahas masalah-masalah yang sangat penting, maupun sendiri-sendiri yakni dengan aneka jabatan yang mereka emban, membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja”.
KHK Kanon 350 menjelaskan tiga tingkatan Kardinal berdasarkan tahbisan: Episkopal yaitu dari Uskup, Presbiterial dari seorang Imam, dan Diakonal kalau dari seorang Diakon tertahbis.
Kardinal bukan seorang umat tak tertahbis, bukan pula seorang non-Katolik, melainkan pria yang “sekurang-kurangnya sudah ditahbiskan presbiterat (imam), unggul dalam ajaran, moral, kesalehan, dan juga arif dalam bertindak” (Kan 351 – 1).
Seorang Kardinal memiliki wewenang dipilih menjadi Paus. Maka jika Takhta Suci Paus di Roma lowong, misalnya karena Paus meninggal atau mengundurkan diri, para Kardinal berkumpul untuk memilih Paus baru. Pemilihan Paus baru biasa disebut dengan istilah Konklaf.
Seorang Paus baru dipilih dari antara para Kardinal yang berkumpul dalam Konklaf. Paus Paulus VI pada 21 November 1970 menetapkan bahwa, ketika seorang Kardinal telah berusia 80 tahun, ia tidak lagi memiliki wewenang hadir dalam Konklaf dan dipilih menjadi Paus.
Kardinal bukan jabatan baru dalam tingkatan tahbisan. Mereka “diangkat dengan dekret, yang diumumkan di hadapan Kloegium Kardinal” (KHK 351- 2). Para Kardinal dilantik oleh Paus sendiri menjadi rekan kerja, mengingat bahwa sebagai uskup Roma, Paus tentu tidak mengetahui secara persis situasi dan konteks Gereja lokal. Kardinal yang bukan seorang Uskup tidak memiliki wewenang untuk hadir dalam konklaf.
Paus Yohanes XXIII misalnya menetapkan bahwa semua Kardinal haruslah seorang Uskup. Tetapi Paus Yohanes Paulus II, Benediktus XVI dan Fransiskus misalnya, mengangkat beberapa imam sebagai Kardinal.
Pilihan ketiga Paus terakhir ini menjadi contoh untuk menjelaskan bahwa Kardinal tidak harus seorang Uskup. Sebagai rekan kerja Paus, suara para Kardinal tentang situasi di Gereja lokal mereka pentas didengarkan oleh Paus di Roma. Jadi, meskipun tinggal di Roma, Paus mengetahui keberadaan Gereja Universal melalui para Kardinal yang tersebar di berbagai Konferensi Wali Gereja.
Kiranya paparan ini menambah pengetahuan dan informasi bagi umat Katolik dalam menanggapi pembicaraan tak teratur pihak-pihak tertentu yang menggunakan istilah ‘kardinal’ dengan pemahaman yang salah. Apa pun alasan pihak-pihak itu, kita sendiri ditantang untuk belajar. Semoga pihak-pihak yang dimaksud berkembang dan gembira menjalani ajaran agamanya.
Terima kasih Pater atas artikel pengajarannya….
Terima kasih Pater
Terimakasih tulisan-tulisan kerennya Pater. Sangat bermanfaat
Terima kasih sharingnya Pater jd tambah lg pengetahuan kami.
Terima kasih Pater,, semoga Pater sehat selalu..
Wah..sy jadi jelas..dan lbh mengerti..ttg seorang kardinal…tks pater Andre
Terima kasih Pater untuk penjelasannya
Trima kasih Pater…Informasinya menambah wawasan.