Yesus mengucapkan sebuah doa yang meriah kepada Bapa, doa puji dan syukur. “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Mat 11: 25). Yesus bersyukur kepada Bapa karena rahasia Kerajaan Allah dinyatakan secara khusus kepada orang sederhana, bukan yang pandai dan bijak.
Mengapa Kerajaan Allah tersembunyi bagi orang pandai dan bijak? Ketika manusia merasa sudah pandai dan bijak ia justru sedang menutup diri dari ajaran yang ditawarkan Kristus; ia tak lagi mendambakan kebijaksanaan ilahi. Sebaliknya orang yang menyadari dan menerima kelemahannya, membuka hatinya untuk mengenal ajaran Kristus, mengandalkan Tuhan.
Yesus sendiri bersyukur bahwa Bapa telah menyatakan semua ajaran kepada-Nya. Jadi Yesus menyadari bahwa semua itu merupakan anugerah dari Bapa, bukan keberhasilan Dia. Yesus menyadari bahwa ajaran-Nya hanya berasal dari Bapa saja. Ia hanya taat pada Bapa.
Jika orang mau belajar menjadi bijak dan pandai, ia diundang untuk belajar dari Kristus saja. Sebab, hanya Yesus lah yang mengenal Bapa, dan hanya dalam Yesus lah orang dapat menemukan ungkapan diri Bapa: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Mat 11: 27).
Orang pandai dan bijak yang sungguh dikehendaki Yesus adalah mereka yang belajar bukan demi memiliki pengetahuan saja, tetapi yang mencari makna hidup. Mereka sungguh mencintai pengetahuan tetapi sekaligus sadar akan batas pengetahuannya, sehingga pada batas kemampuannya mau mengandalkan Tuhan sebagai jawaban atas keterbatasannya.
Orang yang rendah hati merasa haus akan kebijaksanaan tetapi tidak malu memintanya dari Tuhan. Mereka menggunakan akal budinya tetapi sekaligus bersedia memberi kesempatan kepada Tuhan untuk menyempurnakan kepandaian dan kebijaksanaan yang mereka miliki.
Jadi, orang yang sungguh bijak dan pandai ialah mereka belajar dari Yesus yang hanya mengandalkan Bapa. Ketika berbicara soal kebijaksanaan, Yesus justru menyapa orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk belajar dari-Nya dan menerima beban yang Ia berikan (bdk. Mat 11: 28-29)? Apa hubungan antara kebijaksanaan dan letih lesu?
Yesus sedang mengatakan bahwa orang yang mengklaim diri sudah pandai dan bijaksana bisanya cenderung menguasai sesama yang dianggap lemah. Orang yang cepat puas dengan pengetahuannya mudah membebani orang lain dengan apa yang menurutnya paling benar dan bijaksana; dan tak jarang mereka ingin mengatur Allah dengan pemikirannya. Mereka memahami Allah secara sempit, tetapi memaksakannya kepada orang lain.
Kesempitan beragama semacam itu tidak hanya kentara pada sikap para ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi juga muncul di zaman kita sekarang. Yesus menentang kesempitan kedangkalan beragama dengan mengajak para murid-Nya untuk menimba pengetahuan dari-Nya saja. Sebab pengetahuan dan kebijaksanaan yang Ia ajarkan itu membebaskan, tidak membelenggu. Kebijaksanaan Yesus ialah kasih yang membebaskan.
Karena itu Yesus mengundang kita belajar dari Dia. Yesus memiliki hati yang lemah lembut. Ia juga rendah hati. Yesus yang lembut tidak memberi beban kepada para pengikut-Nya. Ia membebaskan mereka dari belenggu dosa dan kelemahan. Ia menghendaki agar jiwa kita mendapat ketenangan. Kuk yang Ia berikan kepada kita itu enak dan ringan. Memikul salib dan mengikuti Yesus berarti berada di jalan yang benar, dan yang menjamin hidup kekal.
Terima kasih Pater
Semoga kita berusaha memposisikan diri berada dijalan yang benar,, yang menjamin hidup kekal… Terima kasih Pater ulasannya, semoga dapat meneguhkan kami.. Salam & doa, semoga Pater sehat selalu..
Sikap sederhana memampukan kita untuk tetap bersandar pada kekuatan Tuhan. Trmksh Pater untuk permenungan hari ini yang sungguh membawa kelegaan. Salam damai dan salam sehat.
Sesungguhnya tidak ada yang disombongkan di hadapan Tuhan. Sebab Dia yang adalah Tuhan begitu rendah hati.
Terima kasih Pater
Trima kasih pater…semoga bersama Yesus kita memiliki Kasih yang membebaskan ….