Mengapa dosa menghujat atau menentang Roh Kudus tidak dapat diampuni? Apa contoh dosa menghujat atau menentang Roh Kudus? Pertanyaan ini sulit bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi orang sehebat St. Agustinus Hippo.
Teks Injil Matius. “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Mat. 12: 31-32).
Arti kata ‘roh’. Roh bukan hanya nama untuk Pribadi Ilah ketiga dalam Tritunggal. Roh dikaitkan dengan diri Allah: “Allah itu Roh” (Yoh 4: 24). Roh Kudus adalah Roh Yesus (Yoh 14: 26; 16: 7, 14) sekaligus Roh Bapa (Mat 10: 20: 12: 28). Artinya: Roh adalah diri Allah, kasih-Nya, ya hidup-Nya sendiri.
Arti kata ‘kudus’. Kata sifat ‘kudus’ menunjukkan bahwa sesuatu itu bersifat ilahi, memiliki hubungan khusus dengan Allah. Roh Kudus ada “dari Allah” (1Kor 2: 11, 14; 3: 16; 6: 11; 1Ptr 4: 14). Dengan kata lain, ‘kudus’ adalah corak diri Allah, sifat yang melekat pada Allah, pada akhirnya Allah sendiri.
Jadi, dosa melawan Roh Kudus berarti melawan Diri Allah, bukan hanya Pribadi Ketiga Trinitas. Dan melawan Allah berarti melawan Sumber Kasih yang mendatangkan keselamatan. Berdosa melawan Roh Kudus berarti menolak rahmat paling luhur, yaitu pemberi diri Allah yang isinya adalah kasih.
Roh Memungkinkan Iman akan Yesus. Teks Injil Matius di atas membedakan antara dosa melawan Anak Manusia dan Roh Kudus. Yesus sebagai manusia sering ditentang banyak orang. Sebagai manusia Ia makan, minum, tidur, marah. Orang Yahudi memang tidak percaya pada Yesus.
Tetapi Yesus juga sungguh ilahi. Ia “Tuhan dan Allah” (Yoh. 20: 28). Maka menurut teks Matius di atas, ketika orang menyamakan kuasa ilahi Yesus dengan kuasa iblis (beelzebul), ia menyamakan Yesus dengan ibilis, jadi menghujat keilahian Yesus. Menghujat kuasa ilahi berarti menghujat Allah.
Santo Paulus berkata: “tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘terkutuklah Yesus!’ dan tidak seorang pun yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain Roh Kudus” (1Kor 12: 3). Teks ini menegaskan bahwa orang tidak dapat di saat yang sama mengimani Yesus tetapi menyangkal Roh Kudus, sebab keduanya adalah satu-kesatuan Diri Ilahi.
Menurut KGK 1874: “Siapa yang dengan sengaja, artinya dengan tahu dan mau, menjatuhkan keputusan kepada sesuatu yang bertentangan dengan hukum ilahi […] ia melakukan dosa berat. Dosa itu merusakkan kebajikan ilahi di dalam kita, kasih, dan tanpa kasih tidak ada kebahagiaan abadi. Kalau hal itu tidak disesali, ia akan mengakibatkan kematian abadi”.
Allah itu Pengampun, tetapi bukan Penentu Pengampunan: Logikanya seperti orang sakit yang tidak mau berusaha untuk sembuh. Sembuh dari sakit bukan ditentukan dokter, tetapi pasien. Jika seorang pasien sakit lagi karena tak minum obat yang diberikan dokter, tak patut ia mempersalahakan dokter.
Ketika orang berbuat berdosa tetapi tidak mau bertobat, melainkan mengulang dosa yang sama, atau dengan sadar menyangkal Tuhan, maka rahmat Allah memang tidak bekerja secara efektif dalam diri orang ini. Jika orang menolak rahmat Tuhan, tentu tak etis ia melemparkan kesalahannya kepada Allah.
Pengampunan Allah bukan sebuah Otomatisme. Allah memberikan rahmat awal, dan manusia sendiri perlu bekerja sama dengan daya rahmat itu. Dalam hal ini teks Injil di atas juga mengatakan bahwa dosa melawan Roh Kudus, tidak diampuni baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.
Dengan kata lain, pernyataan bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak bertentangan dengan kerahiman Allah yang tidak terbatas. Allah selalu memberikan pengampunan. Tetapi Ia tidak menentukan apakah manusia mau membuka hatinya untuk membiarkan rahmat itu berdayaguna baginya.
Menurut Santo Agustinus, berdosa melawan Roh Kudus berarti melawan rahmat pengampunan yang adalah daya kerja Roh Kudus. Bagi Rikard dari Santo Viktor, melawan Roh Kudus berarti menolak kebaikan paling luhur, sebab Allah adalah Bapa yang Maha baik, satu-satunya yang baik (Mrk 10: 18).
Menolak secara definitif. Konteks pembicaraan tentang dosa melawan Roh Kudus ialah orang yang sudah dibaptis dan mengimani Roh Kudus. Dalam teks 1Yoh 5: 16 dikatakan bahwa ada dosa yang mendatangkan kematian (terutama secara rohani). Teks ini memang tidak menyebut eksplisit dosa melawan Roh Kudus, namun memiliki konteks yang jelas tentang orang yang sungguh secara definitif melawan kesatuan dengan Tuhan, dan ini mendatangkan maut.
Pesan. Petrus, seorang murid Yesus yang hebat pernah tiga kali menyangkal Yesus. Namun ia menyesal dan bertobat, kembali mengakui gurunya, menjadi rasul besar. Demikian juga Paulus: Ia pernah membunuh para pengikut Kristus, namun kemudian bertobat, menjadi rasul hebat.
Sebaliknya Yudas adalah murid yang telah mengkhianati Yesus, namun ia tidak pernah bertobat: ia menutup diri, sehingga rahmat Tuhan tak bekerja dalam dirinya. Pesan tulisan ini: Jika kita telah dibaptis dalam Roh, tetaplah berusaha mengimani Kristus dalam Roh, jangan sampai tergoda untuk menyangkalnya. Tuhan tuntun kami dengan Roh-Mu agar kami tetap setia pada-Mu. Amin.
Terimakasih untuk tulisan ini Pater. Bisa sebagai bahan penyegaran.
Allah itu Pengampun…Gracias Padre
Terima kasih Pater utk inspirasinya
Berdosa melawan Roh Kudus berarti melawan rahmat pengampunan yang adalah daya kerja Roh Kudus.. _Tuhan tuntunlah kami dengan Roh agar kami tetap setia pada-Mu.. Amin. __Terima kasih pater Andre. _Salam dan doa, semoga pater sehat selalu. ?