Kasih (caritas) adalah tema sentral teologi Trinitas Santo Agustinus. Baginya, kasih adalah realitas tertinggi yang didambakan manusia. Dari kodratnya, manusia diberi kemampuan untuk mengasihi Allah melalui kasih kepada sesama. Tentu tidak ada seorangpun yang mengetahui siapa itu Allah. Maka dasar dari kasih kepada Allah ialah percaya. Aku percaya pada-Nya, maka aku mengasihi Dia.
Namun apa sesungguhnya kasih itu? Rasul Yohanes berkata: “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah” (1 Yoh. 4: 8, 16).
Merenungkan makna ayat itu, Agustinus berkata: “Mengapa orang harus pergi sambil berlari ke langit yang paling tinggi atau ke bumi yang paling dalam, hanya untuk mencari Dia yang sudah tinggal dalam diri kita, sekiranya kita mau tinggal dalam Dia”?[1].
Dalam jilid ke delapan buku De Trinitate, ketika sampai pada refleksi tentang kasih, Agustinus mengajak para pembacanya ‘berhentik sejenak’. Berhenti, bukan karena telah membuktikan adanya Allah, tetapi karena telah menemukan tempat untuk mengalami Dia.
Uskup Hippo menulis begini: “Mari kita membiarkan pikiran kita berhenti, bukan karena telah menemukan jawaban yang ia cari, tetapi istirahat sejenak, ibarat orang yang telah menemukan tempat di mana ia harus mencari sesuatu; ia belum menemukannya, namun ia telah menemukan tempat di mana ia harus mencarinya”[2].
Mengalami kasih berarti mengalami Allah Trinitas. Sebab dalam tindakan kasih terdapat dia yang mencintai, dia yang dicintai, dan kasih itu sendiri. Dari pengalaman manusia itu, Agustinus mengajarkan bahwa dalam Kasih Ilahi, Bapa adalah Pengasih (amans). Kristus dikasihi Bapa (quod amatur) secara total. Dan kedunya bersatu dalam kasih kasih (amor)[3].
“Roh Kudus adalah wujud persekutuan kasih tak terperikan antara Bapa dan Putra, wujud pemberian diri keduanya (donum commune)[4]. Oleh sebab itu, “melihat kasih, berarti melihat Tritunggal” (Vides trinitatem si caritatem vides). Bila orang saling mengasihi, dan tetap tinggal dalam kasih, ia tinggal dalam Allah[5]. Dalam hal ini manusia adalah citra Allah Trinitas.
[1] De Trinitate, VIII, vii, 11.
[2] De Trinitate, VIII, x, 14.
[3] De Trinitate, VIII, x, 14; Bdk. P. Coda, Dalla Trinità, 383.
[4] De Trinitate XV, xvii, 29.
[5] De Trinitate, VIII, viii, 12.
Trmksh Pater, salam sehat?
Gracias Padre??
Makasih Tata…. Tuhan jaga
Mari kita berusaha untuk tetap didalam Allah. _Terima kasih pater.. _Salam dan doa, semoga pater sehat selalu. ?