Ensiklik keempat Paus Fransiskus Dilexit Nos (Ia telah Mencintai Kita) berpusat pada spiritualitas dan Devosi Hati Kudus Yesus. Berikut rangkuman poin utama Ensiklik.
Pentingnya Hati. Teks KS sentral: “Aku telah mencintai kamu” (Yoh 15: 9,12). Tuhan membuka hati-Nya untuk mencintai kita sebagai sahabat-Nya tanpa syarat. Hati simbol cinta Tuhan yang tulus.
Hati (Yunani: Kardia) menunjuk bagian paling sentral dalam diri manusia. Kasih Tuhan dilukiskan dengan kasih. Artinya kasih Tuhan itu cuma-cuma, tak ada unsur bisnis.
Hati itu sentral bagi manusia dalam membuat keputusan. Hati itu sentesi seluruh diri manusia. Diri manusia yang asli, mendalam, dan tersembunyi, terpadat dalam kata hatinya.
Hati berbicara tentang keaslian dan kejujuran. Hati tidak membenrakan superfisialitas. Hati membawa seseorang telanjang di hadapan Tuhan. Hati berbicara tentang Kebenaran.
Manusia modern suka mengikuti irama yang cepat. Ia hidup dalam kebisingan teknologi. Ia lupa untuk masuk ke dalaman hatinya. Manusia dan dunia sekarang kehilangan hati.
Kita hidup mengikuti standar kemajuan teknologi. Karena itu kita menjadi dangkal, manipulatif, kalkulatif, tetapi tidak teguh dalam pendirian hati kita. Tentu ini bukan pekerjaan hati.
Bunda Maria menyimpan dan merenungkan segala perkara dalam hatinya. Dalam hatinya ia menyatukan pengalaman yang beragam agar menjadi satu kisah yang indah dan bermakna.
Kristus adalah hati dunia. Ia merangkul segenap ciptaan. Dengan menyambut hati Kristus sebagai sentral kiranya segala tindakan manusia disatukan oleh Kristus.
Sikap dan Perkataan Kasih. Hati Yesus pusat iman kita. Ia mengalirkan kasih kepada kita. Sikap dan perkataan-Nya memancarkan kasih. Mari datang kepada-Ku, Ia mengajak kita. Kita diselamatakan-Nya.
Ia mengajak kita yang lelah memikul beban berat untuk belajar dari Dia (Mat 11: 28). Mari, ‘tinggallah di dalam Aku’ (Yoh 15: 4). Hati-Nya mengalirkan belas kasihan (Mrk 8: 2-3).
Ia memandang kita dengan pandangan penuh kasih. Ia memandang orang anak kecil, orang muda, dan para murid-Nya dengan tatap kasih sayang. Ia mengasihi dengan tulus hati.
Yesus mengutamakan belaskasihan bukan korban (Mat 9: 13). Mari pergi kepada-Nya. Ia menyentuh orang kusta dengan tangan-Nya dan ia sembuh. Biarkan Dia menyentuhmu juga.
Inilah Hati Penyayang. Devosi kepada Hati Terkudus Yesus merupakan wujud cinta pada Hati Yesus sebagai ungkapan kasih Bapa. Hati Yesus bukan sekedar simbol, tetapi kehadiran Pribadi Kristus sendiri.
Sahabat yang menyentuh dadanya sedang mengatakan bahwa ia mengasihi kita sepenuh hati. Hati menyimbolkan kasih sayang yang jujur, ikatan emosi yang tulus, kemampuan mencintai.
Gereja memilih simbol hati untuk melukiskan kasih Allah. Hati merupakan rangkuman dari seluruh diri Kristus. Hati Yesus memancarkan kekayaan dan keindahan ilahi dan insani.
Paus Pius XII telah mengajarkan bahwa hati Yesus mengalirkan kepada kita bukan hanya kasih ilahi tetapi juga insani. Dengan begitu kasih-Nya sungguh menyentuh realitas insani kita.
Benediktus XVI merenungkan bahwa Allah yang tak terbatas mau menerima keterbtasan kita. Kasih dari hati Kristus memiliki tiga corak: kasih ilahi, kasih insani, dan kasih yang sensibel.
Hati Yesus yang mengalirkan kasih itu memampukan kita mengenal Bapa. Kita juga dapat mengenal Bapa karena wujud kasih Kristus adalah Roh. Roh menyempurnakan kasih.
Kasih yang memberi Minum. Ketika lambung Yesus ditikam mengalirlah air dan darah (Yoh 19: 37). Barangsiapa yang haus mari datang kepada air yang memberi hidup. Dari hati Yesus mengalir kehidupan kekal.
Tuhan mengasihi kita dengan kasih yang kekal. Kasih-Nya lebih dari kasih ibu kepada anaknya. Kalaupun kita tidak setia, Ia tetap setia. Kasih-Nya tidak berkesudahan. Ia Mahasetia.
Nabi Yeremia, Yesaya, Hosea menubuatkan kasih Allah yang tak berakhir. Ia mengasihi anak-anak-Nya. Belaskasihan Allah kepada umat-Nya tidak pernah berkesudahan.
Para Bapa Gereja mengajak kita: ‘Mari minumlah Kristus’. Kristus sumber air hidup. St Agustinus dan Bonaventura memaknai hati Kristus sebagai Diri Ilahi yang menjamin hidup kekal.
Para kudus telah mewariskan kepada Gereja devosi Hati Terkudus Yesus. Mari minum air kehidupan dari Hati Yesus. St Margherita Maria Alacoque mewariskan devosi ini bagi Gereja.
Kasih demi Kasih. Allah telah mengasihi kita agar kita dapat saling mengasihi. Cintalilah sesama sebagai saudara dan sadari. Itulah inti dari dua Ensiklik sebelumnya: Laudato Si dan Fratelli Tutti.
Kasihilah sesama yang terluka hatinya. Berikanlah kasihmu agar mereka disembukan. Kristus sendiri telah menderita demi kasih-Nya kepada kita. Kristus kasih yang terluka.
Fransiskus Sales mengutip kata-kata Yesus: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah dariKu, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat kelegaan (Mat 11: 29).
Marilah menjadi misionaris hati. Di tengah dunia yang tampak kehilangan hati, kita dipanggil untuk mambawa kasih Kristus kepada sesama dengan cara mengampuni dan berdamai.