Sermone Dominicales merupakan karya Santo Bonaventura berupa kumpulan Khotbah-Khotbah di Hari Minggu dan Hari Raya. Terdapat 50 khotbah dengan tema sesuai Perayaan Liturgi Gereja, mulai Minggu pertama Adven sampai Minggu ke 23 setelah Pentakosta.
Artikel ini memuat beberapa paragraf khotbahnya pada Hari Raya Pentakosta. Khotbah diawali dengan Prolog, lalu pokok utama.
[Prolog:] «Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu (Mat 10: 20). Kata-kata dalam Injil Matius ini adalah ucapan dari Tuhan, Penyelamat kita, yang mengungkapkan keterbatasan dan ketidakberdayaan manusia, karena kita bukan penentu kekuatan kita.
Perkataan itu juga mengarahkan perhatian kita kepada kemurahan hati Yang Ilahi, sebab kita percaya akan menerima karunia-karunia-Nya. Daya Sabda ilahi bukan bersumber pada kekuatan insani […].
Mari kita bersatu, mohon kepada Tuhan, pemberi segala karunia, agar oleh rahmat belas kasih-Nya, terhalau lah kelemahan kita, sambil kita percaya pada perkataan Rasul kepada jemaat Korintus: Tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: Yesus adalah Tuhan“ selain oleh Roh Kudus (12: 3).
Dalam khotbah Pentakosta Bonaventura secara khusus mengkontemplasikan makna tiga pilar utama dari karunia-karunia Roh yang dianugerahkan ke dalam diri manusia:
[Sermo]: “Roh Kudus adalah kebenaran tak terbantahkan (invalibilis veritas); Roh Kudus juga adalah cinta kasih yang bebas (liberalis caritas); dan akhirnya Roh Kudus itu daya yang tak terkalahkan (insuperabilis potestas).
Pertama, sebagai Kebenaran Tertinggi, dari Roh Kudus mengalir kemegahan inteligensia yang digerakkan oleh iman, yang menerangi pengetahuan. Sebagai Cinta Kasih paling luhur (summa caritas), dari Roh mengalir kasih yang membawa kebaikan yang berdaya guna, serta menguatkan kehendak.
Dan sebagai daya paling luhur (summa potestas) dari Roh pula mengalir suatu kekuatan kokoh yang mendorong kepada tindakan nyata. […] Tiga karunia ini lah yang menjadikan manusia serupa dengan Allah Trinitas.
Dari Roh Kudus terpancar Kebenaran tak Terbantahkan, maka Ia pun menghasilkan terang bagi intelek, agar dapat menghalau kegelapan dan kebodohan. Sebab itu Yohanes berkata: Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran (16: 13).
Catatan: Yesus adalah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14: 6), tetapi Roh Kudus akan mengajarkan kita ‘seluruh kebenaran’. Maksudnya: Yesus satu-satunya kebenaran Allah, namun oleh Roh Kudus, Kebenaran itu menjadi tetap dan utuh dalam diri manusia. Oleh Roh Kudus, Kebenaran Sabda menjadi sebuah anugerah gratis dalam diri manusia agar ia mampu tinggal tetap dalam Kebenaran itu. Karunia Roh menyertai Gereja sekarang melalui sakramen-sakramen, serta mengajar dan menyertainya sampai kepenuhan akhir atau eskatologis.
Sesungguhnya pada hari ini, sebagaimana telah dijanjikan Kristus, sumber segala doktrin, Roh Kudus turun atas para Rasul: Secara sempurna dan luhur Roh menerangi mereka dengan pancaran kebenaran asali, agar pikiran mereka, oleh bantuan daya rahmat dari atas, […] terangkat kepada pengetahuan dan kontemplasi akan keilahian.
Bukankah begitu mengagumkan, bahwa pada hari ini, inteligensia orang yang berkhotbah diangkat, sehingga mampu berkhotbah dengan kata-kata yang dapat dimengerti, yaitu bahwa Kristus adalah Anak Allah, yang telah mati dan bangkit dari antara orang mati. Bukankah dahulu para Nabi mewartakan kebenaran iman ini hanya samar-samar, dan dengan perumpamaan-perumpamaan metaforis dan gambaran penuh teka-teki?
Siapakah yang telah mengajarkan para Rasul untuk mewartakan kebenaran itu dengan jelas dan gamblang? Apakah itu keterampilan para nelayan? Atau dari daging atau dari darah? Tentu bukan, melainkan Roh Bapa surgawi lah yang berbicara kepada mereka. Maka hendaknya orang percaya akan kebenaran tak terbantahkan, yaitu Roh Kudus […].
Dari Roh Kudus pula terpancar Cinta Kasih Berlimpah, yang mendatangkan kebaikan dalam kehendak yang luas, agar terhalau lah kedengkian oleh karena iri hati. Sbab itu, dalam Surat kepada jemaat Roma, dikatakan bahwa kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Rm 5: 5).
Cinta kasih Allah yang dicurahkan kepada hati kita bukan lah kasih yang hanya mekar sesaat di permukaan, melainkan yang berakar dalam denyut hati yang ter-dalam, melingkupi kehendak serta menggerakkan seluruh daya jiwa untuk mengarahkan rasa cinta kepada orang-orang yang terpilih.
O betapa luas dan lebarnya pancaran kasih para Rasul, menjangkau seluruh dunia. Mereka telah mengorbankan hidupnya dengan penuh keyakinan demi keselamatan semua orang yang terpilih.
Namun, mengingat bahwa makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Mat 24:12), maka Rasul mengajak kita untuk saling berbagi, ketika berkata dalam Surat kepada jemaat di Roma: Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Rm 12: 10-11).
Akhirnya, dari Roh Kudus mengalir Daya tak Terkalahkan, yang menjadikan kita kuat dan bertahan dalam usaha melawan kelemahan dan ketidakberdayaan. Oleh sebab itu, dalam Kisah Para Rasul dikatakan: Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1: 8).
Yesus Kristus Tuhan kita, memberikan kepada para Rasul Roh Kudus, ketika Ia mengutus mereka, agar mereka mampu melawan kekerasan para penguasa dan kelicikan iblis. Roh Kudus menjadi senjata dan kekuatan spiritual para Rasul. Sebab itu pemazmur (versi Vulgata) berkata: setiap kebajikan mereka berasal dari Roh yang keluar dari mulut-Nya (32: 6)».
Terimakasih Pater…..permenungan yang sangat meneguhkan…..matur nuwun
Pada praksisnya Roh Kudus berhadapan kekuatan Kegelapan, dan kelemahan daging manusia, walaupun pada akhirnya dimenangkan oleh Roh Kudus. Problemnya adalah bagaimana mau membuka diri dengan ketulusan dan kasih untuk karya Roh Kudus.
Tk sdra renugn yg sangt menguhkan u sya.
Semoga Roh Kudus menggerakan hati umat beriman untuk bertekun dalam Kebenaran mengalahkan kegelapan. Danke
Roh Kudus”mengalir daya tak terkalahkan”mampu melawan kuasa kegelapan. —Roh Kudus “menjadi senjata spiritual”._Terima kasih Pater ,telah membagi tulisan yang meneguhkan. ****Salam & doa,, semoga pater sehat selalu..