Mungkin teman-teman sudah tahu tentang pelayanan kesehatan di indonesia melalui sarana rumah sakit terapung oleh dokter Lie Dharmawan dan timnya dari web DoctorSHARE di berbagai media sosial. Saya sendiri mengetahui tentang pelayanan ini belum lama, ketika harus mengontak dokter Lie Dharmawan untuk mengisi kuliah Extension Course di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.
Ketika saya mengontak dokter Lie Dharmawan, jawaban beliau sungguh mengesankan: “Ok Romo, saya senantiasa siap utk melayani Tuhan Yesus yg sdh berkorban bagi kita. Tolong TOR nya dan tgl brp saya hrs bicara Romo”. Bagi saya jawaban singkat ini memberi dua kesan: orang ini siap membantu sesama, dan kesediaanya itu dilandasi oleh imannya akan Yesus Kristus.
Saya tak mengenal dokter Lie secara peribadi. Saya hanya tahu dari seorang rekan, dan kontak lewan pesan WA saja. Untuk sedikit mendapat informasi tentang seorang pengajar yang diundang ke kampus, saya mencoba searching di google untuk mendapat gambaran. Saya pun jadi lebih tahu tentang misi pelayanan DocotrSHARE. Saya baca berita dan simak video-video DoctorSHARE.
Kebetulan video singkat pertama yang saya simak memuat berita menyedihkan: pada 16 Juni 2021, kapal rumah sakit terapung dokter Lie Dharmawan karam ketika sedang berlayar dari pulau Semau ke Sumbawa untuk misi pelayanan kesehatan. Dokter Lie berbicara dalam video itu. Ia bersyukur karena seluruh crew berada dalam keadaan selamat, atas bantuan crew kapa motor Nikisae.
Menarik sekali alternatif pelayanan medis ini. Cara ini tentu sangat cocok untuk Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau, serta kenyataan bahwa begitu banyak orang di banyak pulau yang tidak memiliki akses pelayanan kesehatan yang baik. Prinsip 3 T: melayani daerah terpencil, terluar dan terjauh, sungguh menyentuh dan memberi harapan bagi begitu banyak orang. Luar biasa!
Dokter Lie sendiri menyebut ide awal pelayanan ini sebagai ‘ide gila’. Banyak orang meragukannya. Namun tekat pelayanan DctorSHARE memang kuat. Pada awalnya, DoctorSHARE membeli dan memodifikasi sebuah kapal barang bekas. Kapal itu dipugar sehingga layak sebagai rumah sakit, lengkap dengan sebuah laboratorium, kabar bedah, dan ruang perawatan. Terima kasih dokter Lie!.
Dalam waktu belasan tahun, rumah sakit apung dokter Lie Dharmawan telah melakukan ribuan tindakan bedah untuk hampir dua ratus pasien, dan banyak bantuan bagi ibu yang melahirkan.
“Bahenol”, nama rumah sakit terapung Dokter Lie itu telah tiada. Mata dokter Lie tampak berkaca-kaca mengucapkan terima kasih dan selamat jalan keada ‘Bahenol’. Meski demikian visi besar pelayanan rumah sakit terapung 3 T tetap jalan. Komitmen ini begitu menyentuh dan memberi harapan. “Tekad ini tidak akan berubah, tetap bernyala-nyala”, demikian kata doker beliau.
DoctorSHARE adalah bukti nyata solidaritas orang-orang baik yang berkomitmen untuk melayani. Pegorbanan seperti ini sungguh dibutuhkan di Indonesia, apalagi di masa pendemi seperti korona. Sungguh nyata contoh kebaikan ini; tak mengenal agama dan suku, tetapi hanya mau mewujudkan sila kelima Pancasila. Terbukti: banyak saudara kita telah mengalami pelayanan DoctorSHARE.
DoctorSHARE dalam usaha giat membuat kapal rumah sakit terapung yang baru. Memang benar keyakinan ini: kebaikan selalu mendatangkan kebaikan. Banyak orang memberi donasi untuk DoctoSHARE. Pegiat medsos Denny Siregar pun membuat video khusus untuk menggalang dana untuk menghadirkan pengganti ‘Bahenol’. Masih ada orang baik di Indonesia. Mari kita dukung!
Gracias Padre
Semoga cita-cita dr Lie dr kemanusiaan diberkati Tuhan. Terima kasih pater?