Bernardinus dari Siena adalah seorang imam dan pengkhotbah dari Ordo Fransiskan. Seperti dipaparkan oleh Antonio Borrelli dalam situs www.santibeati.it, ia dilahirkan di Massa Marittima, dekat Siena, Italia, pada 8 September 1380, dari keluarga bangsawan, ayah Albertollo Albizzeschi dan ibu Raniera Avveduti. Ayahnya adalah seorang pejabat gubernur kota perbukitan Maremma. Dari segi etimologis, nama ‘Bernardinus’ berarti ‘berani seperti beruang’.
Masa Kecil, terpesona pada Maria. Rupanya Bernadinus melewati masa kecil bukan tanpa pengalaman kesedihan. Ketika belum berusia tiga tahun ibunya meninggal, dan pada usia enam tahun ayahnya pun dipanggil Tuhan. Ia tumbuh sebagai pribadi yang sederhana di bawah pengawasan sepupunya Tobia (seorang tersier atau anggota awam Fransiskan) dan bibinya Bartolomea (tersier Dominikan). Dari kerabat-kerabatnya lah ia menerima pendidikan Kristen dengan karakter jujur dan sederhana.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari di antara anak-anak lain dan saudara sepupunya, dia mengatakan kepada mereka dengan wajah berseri-seri bahwa ia sangat cinta pada seorang wanita yang sangat mulia, bahwa ia akan dengan senang hati memberikan hidupnya untuk menikmati kehadirannya dan bahwa jika ia melawati satu hari tanpa melihatnya ia tidak bisa tidur sedikit pun di malam hari.
Pada awalnya sepupunya merasa tak percaya dengan perkataan dia itu, tetapi kemudian dia menjadi yakin ketika Bernadinus mengatakan kepadanya bahwa setiap hari dia pergi untuk berdoa di depan ikon Maria untuk menghormati Perawan Maria, yang berada di Porta Camollia.
Masa Muda: Janji setelah sembuh dari wabah Pes. Di universitas Siena, dari tahun 1396-1399, Ia belajar retorika, bahasa, filsafat dan hukum sipil, dan merahi gelar doktor dalam bidang filsafat dan hukum. Selain itu ia mempelajari Hukum Gereja, tetapi terutama Kitab Suci.
Sejak usia 18 tahun ia aktif dalam sebuah perkumpulan orang muda bernama “Santa Maria della Scala”. Kelompok ini sering berkumpul untuk berdevosi bersama di sebuah lantai bahwa di rumah sakit dekat katedral Siena. Dalam tahun 1400, ketika terjadi wabah pes yang menyerang Siena selama empat bulan, banyak warga terinfeksi. Bernardinus, yang waktu itu berumur sekitar 20 tahun, bersama rekan-rekannya menjadi relawan untuk mengobati dan menolong warga kota yang sakit.
Panggilan Sebagai Fransiskan. Sebagai relawan di masa wabah penyakit pes, Bernadinus pun terinfeksi pes. Mengalami jatuh sakit namun pulih berkat bantuan sepupunya Bartolomea, ia berjanji mau menjadi biarawan. Pada 8 September 1402 ia resmi bergabung dengan Ordo Fransiskan, mengikuti cara hidup Il Poverello dari Assisi (Il Poverello berarti Si Miskin, sebutan untuk Fransiskus Assisi). Setahun kemudian ia mengucapkan profesi kekal dan pada 1404 merayakan Misa pertamanya sebagai imam.
Tahun pertama masa imamat dijalankannya di biara Gunung Amiata, di mana dia mendedikasikan diri untuk studi yang lebih lebih intens, maupun untuk mematangkan hidup spiritual. Pada usia sekitar 25 tahun ia menetap di biara Fransiskan di wilayah Capriola selama 12 tahun. Di sana ia membaktikan dirinya untuk mempelajari pemikiran para teolog Fransiskan: mengumpulkan dan mempelajari ajaran tentang spirit kesederhanaan, hidup mistik, serta ajaran-ajaran teologis.
Sebagai Saudara Dina ia berupaya membela spiritualitas Fransiskan, yang pada waktu itu banyak dilawan oleh kelompok lain yang tidak setuju dengan spirit kemiskinan yang dihayati Fransiskus Assisi. Pada 1405 ia diangkat menjadi pengkhotbah keliling oleh Vikaris Ordo Fransikan dan kembali ke Siena.
Diketahui bahwa pada 1417 ia menjadi Gardian (sebutan untuk pemimpin sebuah komunitas biara) di Fiesole. Pada tahun tersebut pula, ia terus menjalani pelayanan berkhotbah di Milan. Selanjutnya, ia berkeliling di seluruh wilayah Italia dengan berjalan kaki sambil berkhotbah. Ia menjadi amat terkenal sehingga khotbahnya selalu dipadati umat.
Sebagai Fransiskan, ia juga hidup dekat dengan para petani dan pengrajin di kota-kota sekitarnya, belajar berkhotbah secara sederhana agar dapat dipahami oleh mereka, dengan ekspresi, gambar yang hidup, serta anekdot yang menarik perhatian orang-orang sederhana. Rekan-rekan Fransiskan yang turut menjadi pengkhotbah bersamanya ialah Yakobus dari Marca, Santo Yohanes dari Capestrano, Beato Matius dari Agrigento, Mikhael dari Cercano, Bernardinus dari Feltre dan Bernardinus dari Aquila.
Trigram Nama Yesus. Untuk melakukan khotbah dan pengajaran tentang devosi Nama Terkudus Yesus, santo ini menginisiasi simbol trigram untuk nama Yesus, yang umum dikenal sebagai rangkaian tiga huruf “IHS” (Iesus Hominum Salvator, yang berarti Yesus Penyelamat Manusia). Simbol itu dipahat pada sebuah tablet kayu, yang dicium oleh orang-orang setelah mendengarkan khotbahnya.
Trigram nama Yesus menjadi lambang yang terkenal dan tersebar luas di mana-mana. Sekarang di depan alun-alun kota Siena berdiri kokoh patung trigram, hasil karya pandai emas asal Siene, Tuccio di Sano, dan putranya Pietro. Pada masa itu trigram ini juga ditemukan di tempat-tempat di mana Bernardinus dan murid-muridnya berkhotbah atau tinggal. Kadang-kadang trigram itu muncul di spanduk-spanduk yang mendahului Bernardinus, ketika ia tiba di sebuah kota baru untuk berkhotbah.
Trigram ini dirancang-nya sendiri. Oleh sebab itu ia dihormati Gereja sebagai santo pelindung pengiklan. Simbolnya terdiri dari sinar matahari, di permukaan atas terukir huruf IHS yang merupakan tiga huruf pertama dari nama Yesus dalam bahasa Yunani. Penjelasan lain mengatakan bahwa IHS adalah singkatan dari “In Hoc Signo (vinces)”: dalam tanda ini, menang-lah. Trigram Bernardinian terkenal di seluruh Eropa. Para Jesuit kemudian menggunakannya sebagai simbol nama Tarekat.
Untuk setiap elemen simbol, Bernardinusa menerapkan makna: Matahari pada bagian pusat adalah kiasan yang menjelaskan Kristus sebagai kehidupan laksana matahari, pancaran kasih. Panas matahari tersebar melalui sinar, dan delapan sinar yang merepresentasikan sabda bahagia. Mahkota pita yang mengelilingi matahari melambangkan kebahagiaan kekal bagi orang yang diberkati, latar belakang langit adalah simbol iman; warna emas simbol cinta kasih.
Makna mistis dari sinar yang berkelok-kelok diekspresikan dalam doa litani seperti ini: perlindungan bagi para pentobat; panji bagi para pejuang; obat bagi orang sakit; kesembuhan bagi yang sakit; kehormatan bagi orang beriman; sukacita bagi para pengkhotbah; rejeki melimpah bagi pekerja; bantuan bagi orang yang lemah; napas bagi yang tekun bermeditasi; keterpilihan bagi para pendoa; kemanisan bagi yang tekun berkontemplasi; kejayaan bagi mereka yang menang.
Seluruh simbol dikelilingi oleh lingkaran luar di mana tertulis kata-kata Paulus kepada jemaat Filipi: “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (2:10).
Trigram Bernardinian ini cepat menyebar ke seluruh Eropa. Kata Bernardinus: “Ini adalah maksud saya, untuk memperbarui dan menerangkan makna nama Yesus, seperti di Gereja perdana”, yaitu bahwa, sementara salib membangkitkan Sengsara Kristus, namanya mengingatkan kita akan setiap peristiwa kehidupan-Nya: bayi miskin di palungan, tukang kayu sederhana, penebusan dosa, mukjizat kasih ilahi, penderitaan di Kalvari, kemenangan Kebangkitan dan Kenaikan.

Daya Pikat Kehidupannya. Santo Bernardinus menawarkan kebaruan inisial nama Yesus sebagai objek devosi, disertai simbolisme yang penuh daya, sesuai dengan selera waktu itu. Paus Eugenius IV menyebutnya “pengkhotbah yang paling terkenal dan guru yang paling tidak tercela, di antara semua yang menginjili orang-orang di Italia dan di tempat lain”. Bernardinus memang terkenal sebagai pengkhotbah ulung dengan teknik retorika yang baik. Ia menggunakan pelbagai anekdot, berakting, bercanda, serta menggugah emosi pendengarnya dengan gesture.
Kefasihan Bernardinus menarik perhatian banyak pendengarnya. Tuhan menguatkan Firman-Nya melalui kata-katanya sehingga membuahkan daya mukjizat. Ia sering mengadakan khotbah di alun-alun kota, karena gedung gereja tidak dapat menampung pendengar. Kohtbahnya di atas kotak podium di tempat terbuka itu hihadiri banyak warga kota, bahkan oleh para pemimpin politik setempat. Setelah berkotbah ia berdoa dan memberkati mereka semua.
Sejak 1421 ia menjadi pemimpin para Fransiskan awal (Observan) di Toscana dan Umbria, lalu diangkat pada 1438 oleh Jenderal Ordo menjadi pimpinan biara-biara para Fransiskan Observan di seluruh Italia. Dalam masa pelayanannya, jumlah rumah biara OFM bertambah dari 20 menjadi 200; ia mengupayakan pengembangan Teologi Sekolastik dan studi Hukum Gereja di biara-biara Fransiskan di Monteripido dekat Perugia. Ia juga berjasa menghidupkan kembali cara hidup Santo Fransiskus sesuai kebutuhan zaman waktu itu. Tiga kali ia menolak menjadi uskup keuskupan, yang ditawarkan kepadanya.
Sejak tahun 1430, Bernardinus menulis karya-karya Teologi di dalam bahasa Latin dan bahasa Italia tentang doktrin dan ajaran moral Kristiani. Dia dikenang sebagai pengkhotbah keliling dengan bahasa sederhana dan gaya populer pada waktu itu. Dalam khotbanya, selain berhadapan dengan sikap orang yang apatis pada agama dan tumpulnya kesadaran moral, ia juga mengkritik keras para rentenir yang suka makan riba, para pejabat publik, serta mengecam orang yang percaya pada kekuatan takhayul.
Sebagai Orang Kudus. Pada saat wafatnya, di Aquila masih terjadi pertikaian antara kelompok warga. Dikisahkan bahwa tubuhnya di dalam peti mati terus mengeluarkan darah, dan baru berhenti ketika warga saling berdamai. Enam tahun setelah kematiannya, pada tanggal 24 Mei 1450, di Hari Raya Pentakosta, Paus Nikolaus ke V menyatakannya sebagai orang kudus di Basilika Santo Petrus di Roma.
Selain sebagai pengkhotbah, Bernardinus juga dikenal sebagai santo pelindung para wartawan Katolik: “Nama Yesus adalah cahaya bagi para pengkhotbah, yang memancarkan terang bagi pewartaan Sabda Tuhan” (Discorsi, 49). Ia juga adalah pelindung kota Siena, kota asalnya Massa Marittima, Perugia dan Aquila. Sebuah kota di California juga menyandang namanya, di mana orang berdoa untuk memohon kesembuhan dari sakit pendarahan, suara serak, penyakit paru-paru. Perayaannya dirayakan pada 20 Mei.


Makasih Pater… senang sekali baca artikel ini. Kisah santo Bernardinus… sungguh luar biasa …
Terima kasih Romo… Artikel yang bagus sekali…jadi lebih mengenal Santo Bernardinus… Semoga bisa menjadikannya teladan dalam kehidupan saya sehari-hari
Terimakasih Pater…jadi tahu kisah hidup Santo Bernardinus…
Kisah St Bernardino dari Siena luar bisa..Masa kanak kanak yang dialami sangat menyedihkan…Justru membuatnya semakin teguh dalam iman..Terima kasih Pater,telah menyajikan kisah St Bernardino yang luar biasa…Salam dan Doa,,Semoga Pater sehat selalu..h
Terimakasih Pater, dengan artikelnya saya semakin mengenal St. Bernardinus. Setelah menerima artikel ini dari suster saya, sayapun segera membacanya.
Saya senang sekali memakai nama ini dan semakin bersemangat untuk meneladani St. Bernardinus ??
salam sehat selalu. Pace e Bene…
Terima kasih pater…unt sharing ttg santo bernardino….sy mmg suka sekali sekali…cari tahu di google ttg santo dan santa..tp baru sedikit…
Tuhan memberkati selalu dgn kesehatan dan kebahagiaan.
Trima kasih Pater.. cerita Sto. Bernadinus… sangat menyentu untuk kondisi saat ini…hidup dalam kesederhanaan , bersama Bunda Maria mohon pengampunan dan pembebasan Pandemi. Covid…
Terimakasih pater, baru dengar trigram.
Dengan berjalan kaki sambil berkhotbah… Gracias Padre