2020 Itulah tahun baru yang sedang kita songsong. Sebuah kombinasi angka yang cantik: 20 dan 20. Tentunya teman-teman telah merencanakan perayaan momen istimewa pergantian tahun ini. Ada banyak keinginan dan cita-cita yang mau diwujudkan di tahun milenium ini.
“Untuk segala sesuatu ada waktunya”, demikian kata Pengkhotbah. Ada waktu untuk memulai, ada waktu untuk mengakhiri. Ada waktu untuk mengawali tahun, ada waktu untuk mengakhirinya. Hanya orang yang memulai sesuatu lah yang akan mengakhirinya. Tetapi di antara awal dan akhir itu, ada ruang dan waktu yang harus diisi.
Dan itulah yang kita mengerti sebagai kesempatan. Hanya orang yang telah mengisi kesempatan lah yang akhirnya boleh menuai hasil. Hanya orang yang menanam dan merawat benih lah yang akan memetik hasilnya. Apa saja yang telah kita mulai dan kita akhiri selama tahun 2019? Adakah hal baru yang terwujud di tahun baru?
Memulai Lagi. “Marilah kita mulai lagi, sebab sampai hari ini kita belum berbuat apa-apa,” demikian kata Fransiskus Assisi. Lihatlah kesukesesan apa saja yang telah dicapai. Jika ada kekurangan atau kegagalan, mari kita mengevaluasi diri kita: Sikap kita seperti apa yang menyebabkan kegagalan? Misalnya dalam karier, dalam relasi, studi, karya pelayanan atau dalam hal-hal lain. Orang yang memimpikan perubahan tidak terus tenggelam dalam penyesalan akan kegagalan. Ia bangkit membuat tekad membarui diri. Hurus move on, begitu istilah popular zaman now.
Bagi orang seperti St. Fransiskus dari Assisi waktu dimaknai dengan tindakan “memulai lagi.” Ia memandang masa lalu dengan penuh rasa syukur, mengharapkan pembaruan di masa depan, memulai sesuatu yang baru, namun tetap realitstis. Baginya penyelenggaraan Tuhan selalu ada di balik kesuksesan manusia. Sebagai orang Kristen ia sadar betul bahwa “manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pkh. 3: 11).
Menciptakan Kesempatan. Evaluasi memudahkan kita menentukan prioritas dalam mewujudukan perubahan. Menentukan prioritas berarti menciptakan peluang baru bagi diri sendiri, menantang diri dan memacuh motivasi. Orang bermental sukses menciptakan kesempatan; orang gagal menunggu kesempatan datang. Banyak ketertinggalan terjadi dalam tata masyarakat, dalam dunia kerja, juga dalam pelayanan publik oleh para pemimpin, yang disebabkan karena mental suka menunda yang masih kuat dalam budaya kita. Jangan menunda, mulailah dengan hal yang mudah dikerjakan.
Kita berada di era milenium. Kemajuan dunia digtial memberi inspirasi yang menyadarkan kita bahwa orang yang mau maju dan berkembang dalam hidupnya ialah mereka yang mendatangkan kesempatan bagi dirinya; membuat kesempatan kerja dan sukses mendatangi dirinya. Pada tahun baru ini, kita ditantang untuk menciptakan kesempatan bagi diri. Ya, kesempatan untuk berbuat apa saja demi mewujudkan cita-cita, karier dan makna hidup.
Fokus. Fokus merupakan sebuah strategi untuk menjadikan cara kerja kita lebih efektif dan efisien. Tetapi kita tidak sekedar membuat perubahan. Perubahan itu harus memiliki arah yang jelas. Kita hidup dan bergerak dalam keterbatasan ruang dan waktu. Sebagai makhluk terbatas kita memiliki kemampuan, bakat atau perhatian pada hal-hal tertentu saja, spesifik. Tidak semua hal dapat kita lakukan dalam sekejap dengan hasil yang gemilang. Karena itu fokus merupakan prinsip yang menentukan dalam etos kerja.
Banyak motivator meyakini bahwa kita perlu menahan diri dari aktivitas-aktivitas yang tidak terencana, yang membuang waktu dan energi, namun tidak mendatangkan perubahan berarti. Tahun 2020 merupakan kesempatan untuk belajar fokus, belajar menentukan mana hal-hal yang urgen untuk dikerjakan. Jika kita belum terbiasa untuk fokus, tahun 2020 inilah kesempatan bagi kita untuk belajar fokus.
Target. Target merupakan horizon terjauh yang ingin kita capai dalam sebuah pekerjaan. Orang yang bermental sukses membuat target yang jelas. Bukan hanya ‘jelas’, tetapi juga ‘tinggi’. Semangatnya bukan suam-suam kuku. Ia keluar dari zona nyaman untuk mencoba sesuatu yang baru. Ia tidak takut menghadapi tantangan.
Aspek humaniora merupakan aspek esensial. Misalnya orang membuat target bagi dirinya untuk meningkatkan kualitas tertentu dalam dirinya: keberanian, antusiasme, kreativitas, atau hal lainnya. Atau dalam hal akademis, orang dapat membuat target untuk lebih memahami ilmu tertentu, mendalami spesifikasi tertentu, meng-up date diri dengan hal-hal yang baru dan aktual. To be higher, bigger, better. Itulah roh yang harus bernyala dalam diri kita. Lima talenta menjadi sepulu, dua menjadi empat,dan seterusnya (Bdk. Mat 25: 20, 22).
Action! Semua rencana perubahan perlu direalisasikan dalam tindakan. Perlu memulai tindakan konkret untuk memulai sebuah pembaruan (take action). Pepatah mengatakan: “Anda belum melakukan sesuatu jika Anda belum pernah mencobanya”. Sebelum ada aksi, pembaruan belum terjadi. Orang yang menghendaki perubahan selalu mau melakukan yang terbaik pada kesempatan pertama. Sebab kesuksesan pertama merupakan energi awal untuk tetap antusias: “Act antusiastic and you w’ll be antusiastic” (Delcarnegie).
Tekun. Ini merupakan karakter utama untuk menjaga keunggulan. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “mempertahankan kesuksesan lebih sulit daripada mengejarnya.” Menanam tentu lebih mudah daripada merawat tanaman. Artinya, kesuksesan yang telah dicapai harus dirawat dan dipertahankan. Benih Sabda yang ditaburkan harus dirawat agar bertumbuh dan menghasilkan buah melimpah. Sia-sia benih tumbuh di tanah yang subur, kalau ia tidak dirawat atau dipelihara. Ketekunan adalah kunci keunggulan!
Dalam Kitab Suci, misalnya teks Mat. 24: 37-44, ketekunan dibahasakan sebagai berjaga-jaga. Digambarkan bahwa orang yang selalu berjaga-jaga ialah dia yang menantikan kedatangan tuannya dengan tekun. Ia tidak tidur atau berpesta karena tidak tahu kapan saatnya tuan datang. Sikap berjaga-jaga juga digambarkan seperti gadis-gadis bijaksana yang menantikan kedatangan pengantin hingga tengah malam dengan persediaan minyak yang cukup dalam bulih-bulih.
Bagi seorang Kristen, perjalanan waktu dan pergantian tahun dapat kita maknai dalam cara pandang seruan Injil: Orang yang berjaga-jaga tidak menganggur, melainkan aktif melakukan pekerjaan nya. Ia tidak menyerah. Ia bertahan dalam ketekunan. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya. Hanya orang yang bertekun yang pada saatnya akan bekata: “segala sesuatu indah pada waktunya” (Pkh 3: 11).
Luar biasa Pater … makasih ya Pater … membuat aku semangat intuk menyambut tahun baru yang tidak sekedar makan2…tiup terompet atau menyalakan kembang api …melainkan memaknainya lebih dalam… Tuhan memberkati.
God bless you abundantly… Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini.
Terima kasih Romo
Sama2.selamat Natal.
Terima kasih Pater…inspiratif dan menguatkan sekaligus refleksi untuk mengganti kalender tahun 2019 skaligus bahan renungan untuk mengakhiri tahun ini.
Sama2 saudari. Pace e Bene…
Sangat menginspirasi dan menyemangati Pater. Terimakasih ya Pater. Slmt menyambut tahun baru, tahun yg cantik, tahun 2020. Byk harapan yg baik di tahun yg baru.
Merry Christmas Sr.
Terimakasih banyak, Pater. Tulisan ini sangat menginspirasi saya dalam menyongsong tahun 2020. Gbu
Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini. Pax te cum!
Merci b, mo. Selamat menyongsong 2020. Higher.bigger. better!
Tuhan memberkati selalu dgn kesehatan dan kebahagiaan.
Thank you for the reflection and enthusiasm to welcome 2020, Rm. Hopefully in 2020 our lives will be better. Welcome to the new year 2020.
Amin. God bless.
Terima Kasih Padre..? God Bless
Sama2 Orlan, GBU too..