Cinta adalah kata yang begitu sering kita dengar kan. Sering kali kita mendengar orang dengan enteng berkata: ‘I love you’. Orang Kristen meyakini bahwa Allah yang mereka Imani adalah Kasih. Namun sering kali sebaliknya cinta dianggap sesuatu yang jauh dan sulit, penuh perjuangan. Maka dikatakan sebagai suatu misteri.
Anggapan terakhir itu tentu tidak keliru, karena cinta yang asli memang tidak sebatas romantisme sesaat. Meski demikian sebenarnya praktek cinta kasih juga hidup dalam pengalaman dan sikap manusia sehari-hari. Tiga kata berikut ini sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Give. Ketika berbicara tentang cinta kasih (caritas), yang paling mudah kita bayangkan ialah tindakan memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan. Orang pantas berbicara tentang kasih karena ada tindakan memberi kepada sesama. Dan tindakan memberi tentu mengandaikan adanya relasi yang terjalin dengan sesama. Karena itu sikap egois adalah lawan dari cinta kasih.
Yang diberikan kepada sesama dapat berupa benda, makanan dan minuman, atau dengan menyumbang waktu dan tenaga untuk membantu orang yang membutuhkan uluran tangan. Tindakan memberi juga dapat berupa sapaan positif dan percakapan yang hangat dan menimbulkan keteduhan hati. Dalam tindakan memberi kita menempatkan diri sebagai pemberi, dan ada orang lain sebagai penerima.
Receive. Cinta kasih juga kita rasakan sebagai pemberian. Ketika kita menerima suatu pemberian dari orang lain, kita mengatakan ‘terima kasih’, karena yang kita terima itu adalah ungkapan kasih. Misalnya ketika kita menerima hadiah, ditolong orang baik tak dikenal, atau ketika kita dalam kesulitan dan seorang teman datang menolong.
Dalam contoh pengalaman ini kita adalah penerima, karena ada sesama yang menjadi pemberi. Ada suatu sumber yang kepadanya kita bergantung. Pihak yang menerima mengucap syukur karena ia telah dikasihi, apalagi jika kasih yang diterima itu bernilai tinggi. Sebagai contoh: seorang anak yang baik tidak pernah tuntas membalas kasih ibunya.
Share. Selain pengalaman memberi dan menerima, kita juga melakukan tindakan lain. Setelah kita menerima pemberian dari orang lain, kita mau membagikannya kepada orang lain lagi. Anda senang menerima hadiah berupa baju misalnya. Tetapi Anda melihat banyak baju tersimpan di lemari. Hati anda tergerak memberikan baju itu kepada orang yang Anda pikir lebih membutuhkannya. Ketika Anda memberikannya Anda merasakan sebuah sukacita dalam hati karena telah berhasil memberikan kepada sesama sesuatu yang Anda sendiri suka. Ada kerelaan atau pengorbanan namun menimbulkan sebuah sukacita dalam batin.
Kasih Kristiani mengajarkan tindakan kasih melalui sikap yang konkret dan jelas: bukan sekedar saling memberi dan menerima (timbal balik), tetapi juga berbagi kasih. Ketika kita melakukan atau mengalami tiga tindakan itu, kita merasakan bahwa tak ada pihak yang berkekurangan, semua satu dalam semangat kasih: Yang memberi merasa gembria karena telah berbuat kasih, yang menerima merasa bersyukur karena telah dikasihi, dan yang berbagi lagi bersukacita karena telah menjadi penyalur berkat bagi semakin banyak orang. Semua disatukan oleh kasih.
Seorang Kristen dapat menggambarkan kasih Allah seperti kasih seorang Bapa. Bapa (Ibu) yang baik mengasihi anaknya tanpa menuntut balas: Mereka rela berkorban demi kebaikan anak-anak. Allah Bapa mengasihi semua orang tanpa pilih kasih, sebab Ia adalah Kasih itu sendiri. Ia Kebaikan Tertinggi. Allah Bapa mengasihi secara total.
Kasih juga dapat di alami seperti seorang anak. Sikap orangtua yang baik tampak dalam sikap seorang anak. Pepatah mengatakan pohon yang baik menghasilkan buah yang baik pula. Anak yang mengalami kasih sayang orangtua, secara alami belajar dari teladan/teladan tindakan kasih. Yesus Putra Allah mengalami bahwa Ia dikasihi Bapa. Karena itu hidup-Nya mencerminkan sikap Bapa saja, yaitu mengasihi dan mengasihi. Putra taat pada Bapa secara total.
Apa yang terjadi dalam tindakan kasih antara bapa (Ibu) dan anak? Pada mereka terjalin sebuah relasi yang disatukan oleh cinta kasih itu sendiri. Anak yang mengalami kasih, belajar untuk mengasihi lebih banyak orang. Tindakan kasih yang mempersatukan si pemberi dan penerima itu, dalam bahasa Injil disebut karunia. Mendapat karunia Roh Kudus berarti mendapat daya kasih untuk mampu mengasihi lebih banyak orang. Mari belajar memberi, menerima, dan berbagi.
Terima kasih Pater
Makasih pater. Bagus bangat.??
Postingan yg sangat bagus n menambah pengetahuan. Mksh bny Pater Andre. Berkah Dalem
Trima kasih Pater Andre…semoga Kasih Allah semakin Nyata ..memberi kebahagiaan dan keselamatan bagi setiap orang yang kita jumpai…
Mantap Padre…?
Terima kasih bnyk. ?
Terima kasih Sdra. Kasih Allah semkin nyata dalam hidup kita sehari2 lewat pelynn kpda sesama, renungan sangt ispirasi dlm kehdpn rohani saya
Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini. Pax te cum!
Terima kasih Pater…menyentuh n reflektif. ??
Sama2 saudri.. God bless you
Terimakasih Pater tulisan ini mengispirasi di pagi ini. Lebih bahagia memberi daripada menerima.
Pace e Bene Sr…
Terimakasih Pater
Mendapat karunia Roh Kudus berarti mendapat daya kasih untuk mampu mengasihi… Gracias Padre
Terima kasih Pater